Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta, dari Kompasiana untuk Jogja (Saat Merapi Masih "Bersemi")

14 Januari 2011   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

There is neither happiness nor unhappiness in this world; there is only the comparison of one state with another. Only a man who has felt ultimate despair is capable of feeling ultimate bliss. It is necessary to have wished for death in order to know how good it is to live.....the sum of all human wisdom will be contained in these two words: Wait and Hope." Alexandre Dumas (The Count of Monte Cristo) [caption id="attachment_84721" align="aligncenter" width="427" caption="sebagian bantuan dari kompasianer jakarta saat merapi meletus (12 november 2010)"][/caption]

oktober 2010, merapi bergejolak sebagian warga jogja menyebutnya dengan sedikit bahasa sastra "merapi tak pernah ingkar janji". merapi yang merupakan bagian dari garis imajiner ngayogyakarto hadiningrat adalah "sosok" penting dari sejarah dan memori serta mazhab filosofis jawa dan jogja pada umumnya. sejak awal oktober kabar bergolaknya merapi sudah mulai terdengar hingga puncaknya di akhir oktober merapi mulai menampakan diri dari gempa-gempa sesmik hingga muntahan lahar panas dan yang luar biasa adalah abu panas yang abunya menutup hampir seluruh wilayah jogja. di saat yang sama getaran bumi menghentak mentawai di pesisir sumatra, duka dan luka yang memper-perih anak bangsa karena tak lama sebelumnya tanah papua ditempa bencana pula.

banyak mata terbuka hingga hastag #prayforindonesia mengejutkan dunia lewat dunia maya. tak banyak yang tersisa dari para korban bencana, 1 luka semua ikut menanggung rasa. pergerakan di dunia maya juga tak lepas dari gerakan kecil dari kompasiana namun penuh makna. sebuah group kecil di facebook yang tadinya berisi sumpah-serapah kekecewaan atas kompasiana tiba-tiba berubah menjadi gropu "posko kebersamaan untuk indonesia tercinta" tak butuh waktu lama, bantuan dari jakarta mengalir deras ke jogja. terimakasih semuanya.

tumpukan kardus berisi bantuan tertulis dari "winda krisnadefa" diterima penuh suka cita dotengah luka yang masih menganga. saat kami tulis terimakasih untuk mba winda, beliau bilang "tidak, ini bukan dari saya tapi kompasianer di jabodetabek" kami jawab "dari siapapun itu semoga doa dan ucapan terima kasih dari kami di dengar oleh Yang Kuasa". setelah itu beberapa tumpukan kardus berisi bantuan semakin bertumpuk dari berbagai penjuru indonesia. tak hanya barang, uang pun banyak mengalir deras untuk memberi bantuan dari rekan-rekan kompasiana. kami haru menyambut amanah besar ini. bantuan kami salurkan dalam beberapa tahap, dan beberapa tempat di wilayah magelang.

[caption id="attachment_84723" align="aligncenter" width="576" caption="kondisi pemukiman korban aliran lahar dingin deso jomoyo, bisa dilihat pasir/matrial merapi hampir setinggi atap rumah dan gapura desa (foto: danu)"]

1294994137966124042
1294994137966124042
[/caption]

sejenak merapi memang berhenti, media tak lagi menjadikannya berita utama. tapi untuk jogja merapi masih berbahaya. aliran lahar dingin masih terus menghantui kami dai pusat kota hingga kaki merapi. aliran lahar dingin sama berbahayanya dengan abu panas. tumpukan pasir menutupi jalan dan rumah di sekitar aliran lahar. seperti juga merapi tak kunjung berhenti bergejolak seperti itu juga kami, kami tak kan pernah menyerah.

masih ada sisa bantuan berupa dana yang mencapai hampir 1 juta rupiah, sisa dana yang diproyeksikan untuk penanggulangan dan bantuan saat merapi meletus november silam. sisa dana itu ditambah patungan dan uang beberapa kompasianer kami gunakan untuk belanja bantuan bagi para korban di lahar dingin di daerah mungkid magelang. beberapa baju bekas sudah terkumpul, ditambah bantuan sembako. jadi fokus bantuan untuk korban lahar dingin berbeda dengan bantuan saat merapi meletus. dikarenakan kondisinya berbeda.

diawali obrolan sederhana di greenz cafe, malam kemarin akhirnya diputuskan sisa dana bantuan untuk merapi saat meletus kemarin ditambah patungan beberapa kompasianer dikumpulkan, dan dibelikan sedikit sembako yang akan dibagikan esok hari. kok jadi serius ya hehehe..... jadi gini lho, besok minggu. temen-temen kompasianer jogja mau berbagi dengan sodara-sodar kita yang jadi korban lahar dingin, nah kalau ada teman-teman di sekitar jogja mau ikut, silahkan hubungi mba shasa dan mas gugun.

terimakasih untuk cinta dari para kompasianer untuk jogja, mungkin sebagian dari kita belum pernah bertatap muka tapi saya terharu teman-teman sudah mau berbagi dan percaya pada kami yang di jogja. semoga amal ibadah kita semua di catat oleh yang Maha Kuasa.

[caption id="attachment_84724" align="aligncenter" width="576" caption="pengungsian di daerah jomoyo, pengungsi korban banjir lahar dingin"]

12949945721804969416
12949945721804969416
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun