Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Fitnah Siti Nurbaya

28 Desember 2010   09:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:18 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

sore ini saya membaca sebuah tulisan tentang Siti Nurbaya masa kini (judul asli disamarkan) pada deretan tulisan yang muncul di kompasiana sore ini. tulisan itu secara garis besar mengisahkan tentang Siti Nurbaya yang ada pada novel karya Marah Rusli dengan kisah saudaranya pada masa kini. sengaja nama penulis dan judul tulisan tidak saya sebutkan, karena saya tidak mau menyinggung dan nanti dikira menyerang seseorang. sama sekali tidak ada niatan untuk itu. hanya saja tulisan itu membuat saya terlecut untuk meluruskan sesuatu yang menurut saya sudah ,elemceng dari jalur utama, dan kesalahan ini sudah mendarah daging hingga hampir merubah esensis sejarah dan kisah dalam novel "Siti Nurbaya (Kasih tak Sampai) yang terbit 9 dekade yang lampau.

satu hal yang membuat saya miris dari kisah Siti Nurbaya, bukanlah kisah fiksi itu dalam novel tapi kisah itu ditafsirkan secara berbeda dan sembarangan sehingga masyarakat umum yang belum membaca novel tersebut hingga merasa sok tahu dan menjadikan Siti Nurbaya sebagai sasaran kisah pilu perempuan yang dipaksa menikah oleh orang tuanya. kisah Siti Nurbaya selalu digambarkan negatif dimana Siti Nurbaya "difitnah" dimana tokohnya digambarkan entang nasib perempuan yang selalu tak punya pilihan dan tak berdaya karena kemauan orang tua. Kalau menentang, cap “durhaka” dan tak tahu diri pun akan disematkan dalam dirinya. Itulah nasib perempuan yang tak bisa menentukan nasib dan keinginannya sendiri.

cerita yang diingat dari Siti Nurbaya dimasa kini adalah tokoh yang  diceritakan sebagai "korban" kawin paksa, sehingga tokoh tersebut selalu menjadi senjata bagi beberapa orang dengan mengucapkan "emang sekarang zaman Siti Nurbaya". pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang mencatut nama kekasih Samsul Bahri tersebut benar-benar telah membaca novel karya Marah Rusli atau minimal tahu jalan kisah aslinya. saya rasa jika kalimat itu yang diucapkan maka dia belum benar-benar tahu kisah yang menceritakan Datuk Maringgi sebagai pemegang peran antagonis tersebut.

sebenarnya kalau anda atau kita mau jalan-jalan sebentar di internet dengan bertanya pada paman Google, om Yahoo, atau saudara Bing kita bisa tahu sinopsis atau resensi dari kisah itu. kenapa? karena novel yang pernah di gubah dalam bentuk film ini yang tokoh-tokoh utamanya diperankan dengan sangat apik oleh aktor dan aktris berbakat seperti Novia Kolopaking sebagai Siti Nurbaya, Gusti Randa sebagai Samsul Bahri dan H. Damsik sebagai Datuk Maringgi, tentu kita tidak akan salah tafsir karena mungkin sudah ratusan tulisan yang membahas tentang novel yang sudah di cetak 11 kali di malaysia dan juga menjadi rujukan wajib untuk mahasiswa fakultas sastra di negara yang sama.

sebenarnya Siti Nurbaya bukanlah tokoh "pasrah" atau dikonotasikan negatif oleh penulisnya, tapi digambarkan sebagai tokoh wanita dan anak yang tegar dan berbakti kepada orang tua, bukan karena dirinya mau dipaksa menikah tapi karena Siti Nurbaya sendiri yang rela untuk dinikahkan dengan Datuk Maringgi walau ayahnya Baginda Sulaiman menolak menjadikan anaknya menjadi sarana bayar hutang. jadi kasus bahwa Siti Nurbaya dipaksa menikah demi bayar hutang sama sekali salah, karena saya tegaskan lagi bahwa ayahnya justru menolak tapi Siti sendiri yang rela "menyerahkan diri" demi menyelamatkan orangtuanya dari ancaman penjara.

sedikit saya kisahkan sinopsis pendek dari kisah tersebut ( sinopsis tersebut saya ambil dari sini )


Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu

Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.

Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, took-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.

Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman.

Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun dating menagih janji.

Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.

Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putrid tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.

Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan

Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.

Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa maluatas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.

Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.

Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.

Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia.

Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih.

Dalam pertempuran me;awan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.

Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.

Mungkin anda perlu membuka kembali rak-rak perpustakaan sekolah mencari dan kemudian membaca dengan benar kisah Siti Nurbaya dari awal hingga sampai saat pujaan hati Siti yaitu Syamsul Bahri menyusul Siti kealam Baka,bukan hanya itu karena mungkin saja kita perlu membaca kembali novel-novel besar yang banyak dikutip dan disama-samakan dengan kisah dimasa kini. dan sedikit dari saya jangan bawa-bawa Siti Nurbaya jika ada kasus kawin paksa, karena Siti Nurbaya adalah tokoh dimana pengabdian seorang anak terhadao orang tua, buka kisah pasrah apalagi pembangkangan.

di paragraf terakhir ini saya ingin kita mengenang kalimat "banyak jalan menuju roma", pasti semua orang kenal dengan kalimat besar itu, pertanyaannya adalah apakah kita benar-benar pernah membaca novel berjudul "dari ave maria ke jalan lain ke roma" yang sedikit banyak punya hubungan dengan kalimat itu, siapa tokoh utama di novel tersebut, tokoh utamanya adalah "Open", tahukah anda kenapa tokoh tersebut akhirnya bernama "Open" ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun