inilah keadilan di tanah katulistiwa yang di puja bak tetesan sorga. kongkalikong dan persekutuan jahat para jendral jaksa ber"bintang" tiga, pejabat depkeu pajak yang rakus, akhirnya hanyalah mengobarkan ibu saya sang petugas administrasi yang tak tahu apa-apa. ibu bahkan bukan penyidik, hanya pencatat dan membuat surat khusus administrasi.
mungkin esok hari ketika terbangun dari tidur pasca hari ini yang sangat berat, saat mentari menyelimuti hanatnya dunia dan kicau burung berdengung ditelinga, saya akan tahu app artinya kasih sayang, pengabdian, kesetiaan dan keadilan.
----------------------------------------------------------
tulisan ini terinspirasi dari berita kompas hari ini tentang vonis untuk akp sri sumartini dan anaknya yang terluka pingsan di bangku dan pelukan ibunya.
si ibu masih memegang tasbih di tangannya saat vonis diketuk, dan anaknya anggi hanya bisa terlukai lemas dengan yang terus menangis. "Ya Allah, yah Allah," ucap Anggi. "Istigfar nak, istigfar," kata Tini menenangkan putriny.
mari kita tunggu apakah para jendral dan jaksa senior serta para pengusaha akan masuk bui seperti orang kecil bernama akrab tini ataukah akan bebas melenggang dan berpesta di luar jerusi besi.
sumber : disini , disini , disini .
ket: tulisan ini adalah bentuk keprihatinan kenapa hanya "orang kecil" yang selalu dikorbankan sedangkan "orang besar" tidak tersentuh. dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan proses hukum yang berlaku saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H