tepat di depan gerbang uatma di jaga oleh 6 gentong air. atau yang di kenal dengan nama padasan. 2 buah terdapat di luar gerbang supit urang dan 4 buah terdapat dihalaman Kamandhungan dan biasanya disebut enceh atau Kong. Dua buah enceh yang berada di timur tangga regol Sri Manganti 1 dinamai Kyai Mendhung dan Nyai Siyem. Kedua enceh ini merupakan persembahan dari raja Ngerum (Turki) dan Siyem (Thailand). Sedang yang berada, di sebelah barat tangga bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti, berasal dari Aceh dan Palembang.
Yang menarik adalah, Makam Imogiri - juga disebut Pajimatan Imogiri - terbagi menjadi tiga bagian. Jika kita datang menghadap ke makam itu, maka pada bagian tengah adalah makam Sultan Agung dan Susuhunan Paku Buwono I. Lalu di sebelah kanan berderet bangunan makam para sultan Kraton Yogyakarta, mulai dari Sultan Hamengku Buwono I, II, III yang disebut Kasuwargan. Disusul di sebelah kanan makam Sultan Hamengku Buwono IV,V, dan VI yang dinamakan Besiaran. Dan paling akhir di sisi paling kanan adalah makam Sultan HB VII, VIII, dan IX yang disebut Saptorenggo.
Pada sisi kiri berturut-turut adalah makam para sunan dari Kraton Surakarta, mulai dari Susuhunan Paku Buwono III (abang Sultan HB I) hingga Susuhunan Paku Buwono XI. Khusus makam Sultan Hamengku Buwono II, jenazahnya dimakamkan di Makam Senopaten di Kotagede, Yogyakarta, di dekat makam raja Mataram I, Panembahan Senopati yang ketika muda bernama Sutawijaya atau Panembahan Loring Pasar.
untuk masuk makam utama yaitu makam Sultan Agung harus melewati 3 gerbang lagi dan memakai pakaian khusus yang disediakan oleh pihak penjaga makam. selain itu juga terdapat banyak peraturan khusus dari mulai sikap hingga pakaian. selain itu setelah masuk kompleks gerbang pertama tidak boleh menggabil gambar atau foto.
jika ingin masuk ke dalam terutama makam raja-raja di perkenankan pada hari senin dan minggu pukul 10-13 WIB dan jum'at 13-16 WIB. pada waktu-waktu itu gerbang utama dibuka dan masyarakat umum boleh masuk dengan menyanggupi semua persyaratan yang diberlakuakan.
[caption id="attachment_181634" align="aligncenter" width="500" caption="mbah jamidi alias ngabei sidohandoko penjaga di pendopo jogja (aziz doc)"][/caption]
harap maklum karena masuk makam raja-raja di jawa berbeda dengan berziarah ke pemakaman biasa. dan perlu di ketahui ternyata tanah di bukit merak yang menjadi puncak itu berbau harum, boleh percaya atau tidak. dan satu lagi ternyata jumenengan atau yang telah menjabat sebagai Raja atau Sultan tidak berhak dan tidak boleh untuk menginjakan kaki di kompleks makam. menurut penjaga di situ, peraturan itu sudah menjadi UU tak tertulis yang tak boleh dilanggar.
nyambung dikit : ternyata, gaji penjaga makam di sana hanya Rp. 7050,-dan mereka melakukan profesi (saya menggap sebagai profesi bkn sekedar pekerjaan) itu dengan bahagia.
masuk ke makam itu tidak di tarik biaya atau tiket, hanya ada uang parkir. tapi di setiap muka tangga atau bangunan ada kotak amal yang sebaiknya di isi se-ikhlas-nya.
segitu dulu ya, kapan-kapan jalan-jalannya di lanjut lagi....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H