Mohon tunggu...
Azis Syah
Azis Syah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru IPA SMP yang lahir tahun 1971 dan berijasah D-3 Program Studi Pendidikan Biologi tahun 1994. Bergabung di Kompasiana sejak 08 Mei 2019. Menulis bukan hobiku. Tapi sekadar untuk mengisi hari-hari daripada tidur melulu. 👈😎👆😁😆 Menulis di kompasiana ini jarang-jarang. Hanya tentang materi pelajaran IPA dan seputar pendidikan. Sambil menunggu waktu dan peristiwa yang tepat untuk mengirim artikel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Favorit dan Sistem Zonasi

5 Juni 2019   19:18 Diperbarui: 5 Juni 2019   19:42 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem zonasi penerimaan siswa-siswi baru bertujuan memeratakan akses pendidikan. Dalam sistem zonasi ini masih terjadi sekolah favorit. Ini dimungkinkan dengan alasan : 1) siswa lain wilayah, yang hanya 5% diterima memburu sampai ke zonasi tertentu, 2) siswa yang masih dalam zonasi, berasal dari keluarga berekonomi tinggi, 3) kuota lingkungan untuk siswa terdekat yang diterima tidak banyak.

Siswa Luar Zonasi

         Siswa yang dari luar zonasi, jika ingin diterima pada suatu zona, meskipun hanya 5% dari jumlah keseluruhan calon siswa, tentu tidak main-main. Mereka yang demikian harus punya nilai ujian nasional (NUN) yang setinggi-tingginya.  Sebab apabila nilai NUN-nya rendah tentu tidak akan terjaring. 

Keluarga Ekonomi Atas

         Siswa dalam zonasi yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, tentu perhatian orang tuanya terhadap pendidikan anaknya sangat tinggi. Segala kebutuhan pendidikan dan kesehatannya terjamin. Mulai dari ketersediaan buku-buku penunjang pelajaran, masuk bimbingan belajar sampai perhatian terhadap makanan dan/minumannya pun sangat diperhatikan. 

Kuota Lingkungan Terdekat

        Siswa-siswa yang diterima karena faktor kedekatan dengan sekolah, meskipun NUN kecil, jumlahnya tidak banyak. Sekitar 30-40 calon siswa saja yang dijaring.

         Ketiga faktor di atas itulah yang masih memunculkan imej sekolah favorit. 

          Acuan tentang masih adanya sekolah favorit dan elit  pada sekolah negeri ini dapat diketahui dari hasil peringkat Ujian Nasional/UNBK berdasarkan rata-rata nilaii empat mata pelajaran atau mata diklatnya. Hanya sekolah tertentu saja yang tiap tahun selalu demikian sampai saat ini.

          Pemerataan pendidikan, sehingga tidak lagi ada imej sekolah negeri favorit tidak serta-merta dapat  diiyakan. Tergantung ketiga faktor yang penulis sebutkan tadi. 

          Bila ada sekolah yang selalu peringkatnya sedang. buruk dan paling buruk umumnya teridentifikasi dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ini tidak bisa dipungkiri. Walaupun tidak semua keluarga kurang baik perhatian belajarnya. Tapi jika sekolah selalu rendah kualitasnya, perlu diperhatikan seberapa banyak siswa yang perhatian belajarnya dan konomi keluarganya tinggi atau rendah? ☆☆☆☆☆

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun