Sistem zonasi penerimaan siswa-siswi baru bertujuan memeratakan akses pendidikan. Dalam sistem zonasi ini masih terjadi sekolah favorit. Ini dimungkinkan dengan alasan : 1) siswa lain wilayah, yang hanya 5% diterima memburu sampai ke zonasi tertentu, 2) siswa yang masih dalam zonasi, berasal dari keluarga berekonomi tinggi, 3) kuota lingkungan untuk siswa terdekat yang diterima tidak banyak.
Siswa Luar Zonasi
Siswa yang dari luar zonasi, jika ingin diterima pada suatu zona, meskipun hanya 5% dari jumlah keseluruhan calon siswa, tentu tidak main-main. Mereka yang demikian harus punya nilai ujian nasional (NUN) yang setinggi-tingginya. Sebab apabila nilai NUN-nya rendah tentu tidak akan terjaring.
Keluarga Ekonomi Atas
Siswa dalam zonasi yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, tentu perhatian orang tuanya terhadap pendidikan anaknya sangat tinggi. Segala kebutuhan pendidikan dan kesehatannya terjamin. Mulai dari ketersediaan buku-buku penunjang pelajaran, masuk bimbingan belajar sampai perhatian terhadap makanan dan/minumannya pun sangat diperhatikan.
Kuota Lingkungan Terdekat
Siswa-siswa yang diterima karena faktor kedekatan dengan sekolah, meskipun NUN kecil, jumlahnya tidak banyak. Sekitar 30-40 calon siswa saja yang dijaring.
Ketiga faktor di atas itulah yang masih memunculkan imej sekolah favorit.
Acuan tentang masih adanya sekolah favorit dan elit pada sekolah negeri ini dapat diketahui dari hasil peringkat Ujian Nasional/UNBK berdasarkan rata-rata nilaii empat mata pelajaran atau mata diklatnya. Hanya sekolah tertentu saja yang tiap tahun selalu demikian sampai saat ini.
Pemerataan pendidikan, sehingga tidak lagi ada imej sekolah negeri favorit tidak serta-merta dapat diiyakan. Tergantung ketiga faktor yang penulis sebutkan tadi.
Bila ada sekolah yang selalu peringkatnya sedang. buruk dan paling buruk umumnya teridentifikasi dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ini tidak bisa dipungkiri. Walaupun tidak semua keluarga kurang baik perhatian belajarnya. Tapi jika sekolah selalu rendah kualitasnya, perlu diperhatikan seberapa banyak siswa yang perhatian belajarnya dan konomi keluarganya tinggi atau rendah? ☆☆☆☆☆
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H