Terlena akan gemperlapnya seremoni dunia, Ritual seakan menjadi pakem baik tidak nya manusia, hal-hal substansial seakan terlupa, popularitas kini menjadi tujuan utama ....
Rumput yang bergoyang tidak melulu terkena agin yang mendera
Air di lautan yang bergelombang tidak melulu tentang peringatan bahaya
Seakan lupa siapa kita sejatinya apa mungkin memang kita benar-benar telah lupa ?
Tajug sosial hanya sekedar menjadi tema, ujung-ujungnya hanyalah penghinaan terhadap manusia lainnya
Berharap pujian adalah imbalannya, tapi sayang sungguh di sayang permintaannya di sebar ke banyak mata
Malu rasanya menjadi orang tidak punya, meminta-minta malah di manfaatkan untuk mencari nama
Tertulis indah status di media-media sosialnya, "Ada yang minta-minta"
Baju Toga yang pernah di kenakan nyatanya tidak bisa menjadi ukuran manusia
Pendidikan yang di kenyam setinggi apapun nyatanya tidak menjadi jaminan untuk bisa memanusiakan manusia
Iya kita terjebak kepada seremoni dan ritual belakaÂ
Malu rasa nya jika perbuatan tidak sesuai dengan gelar yang di sematkan di belakang nama
Malu rasa nya jika jabatan yang di terima hanya sekedar menjadi pamer belakaÂ
Malu rasa nya harta yang di beri jika hanya untuk sekedar membuat orang lain seakan meminta-minta, tidak lelahkah dengan kepalsuan-kepalsuan yang ada ????
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI