Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyoal Perseftim Gagal Berlaga di ETMC 2023

3 Agustus 2023   13:24 Diperbarui: 4 Agustus 2023   09:06 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita ambil saja contoh pada turnamen ETMC tahun 2022 lalu di Kabupaten Lembata sana. Dalam pelbagai berita yang dilansir oleh media online disebutkan bahwa pada turnamen ETMC 202 Askab Flotim mendapat kucuran dana dari APBD Flotim sebesar 130 juta sebagai hasil dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD bersama KONI, Askab dan Dinas PKO Flotim di Balai Gelekat DPRD Flotim (di sini). Selain itu, konon Askab Flotim juga mendapatkan bantuan lain dari BUMN dan BUMD melalui jalur KONI Flotim sebesar 60 juta (di sini). Namun, bisa saja seperti sebelumnya, anggaran demikian habis digunakan dalam suksesi turnamen ETMC 2022 lalu, sehingga Askab mengalami kekosongan saldo kas yang berimplikasi pada ketidakberdayaan untuk berbuat banyak hatta termasuk membayar sanksi sebesar 50 juta itu.

Kita tidak tahu apakah pada tahun ini, tahun 2023, ada alokasi APBD secara khusus untuk dunia perolahragaan atau tidak. Mencermati informasi yang tersebar nampaknya Askab Flotim tidak mendapatkan jatah APBD untuk tahun ini. Sehingga, melalui surat resmi disampaikan ketidakbisaan Perseftim untuk mengikuti turnamen ETMC 2023. Namun, jangan terburu-buru dulu. Kita bisa saja belajar pada tahun 2022 lalu. Pada tahun 2022 lalu, sebelum Askab Flotim mendapatkan kucuran dana APBD sebanyak 130 juta dari Pemda melalui KONI, Askab sempat menyampaikan perihal kekosongan saldo kasnya (di sini). Sangat boleh jadi hal demikian sebagai bagian dari strategi untuk memancing harimau turun dari gunung. Ya, adanya informasi semacam itu akan segera diresponi oleh banyak pihak, mulai dari masyarakat hingga KONI dan Pemda. Bisa-bisa saja ada lagi Rapat RDP di Balai Gelekat Flotim.

Malahan menarik juga kiranya kalau ada "ijtihad" dan "ikhtiar" lain yang (perlu) dilakukan oleh Askab Flotim. Misalnya, mengacu pada fakta di lapangan, rupa-rupanya dunia perbolaan bukan saja menjadi tanggungjawab atau tepatnya perhatian Askab, akan tetapi juga masyarakat pencinta bola pada umumnya. Apalagi, maaf, sanksi yang dialamatkan kepada Perseftim pada sesungguhnya bukan oleh kehendak Askab dan pemain, akan tetapi oleh luapan ekspresi kecintaan yang tidak terkontrol dari mereka yang dikatakan sebagai "suporter" sehingga melahirkan kericuhan yang berujung pada adanya sanksi itu. Sehingga, bisa juga kiranya melibatkan masyarakat pada umumnya untuk sama-sama kembali memikirkan dan membenah masa depan klub kesayangan kita semua yang bernama Perseftim itu.

Maksudnya, kita juga bisa mengembangkan lebih jauh lagi "suport(er)" dalam dunia perbolaan, yakni tidak hanya memberikan support dalam bentuk moral, akan tetapi kalau memungkinkan bisa memberikan support secara finansial juga. Apalagi kondisi memang menghendaki adanya upaya untuk mengupgrade konsep "support(er)" kita dalam persepakbolaan kita. Sehingga, kita tidak melulu memberikan support dalam bentuk moral dan emosional, tetapi juga siapa tahu ada gerakan nyata untuk memberikan support dalam wujud yang lain sebagai bukti kecintaan terhadap klub masing-masing, misalnya. Tidak ada salahnya jika ada yang berpikir demikian, apalagi pikiran tersebut dilanjutkan sebagai sebuah gerakan nyata di lapangan. Sama halnya juga tidak ada salahnya jika supporter hanya memberikan support sebatas dalam kerangka moral dan emosional.

Perihal logika demikian, terdapat beberapa tawaran yang bisa dipertimbangkan lebih jauh lagi. Pertama; Askab Flotim bisa menalangi dulu sambil berikhtiar mencari anggaran untuk menutupinya. Kedua; Askab bisa melibatkan sesama pengurus, kolega hingga masyarakat luas yang terkenal memiliki perhatian dan kecintaan khusus terhadap dunia persepakbolaan. Kedua tawaran ini nampaknya dilakukan oleh banyak Askab, baik tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota, bahkan selevel PSSI sekaligus terdapat rumor semacam itu (di sini). Setidaknya hal itu yang terbaca pada beberapa berita terkait dengan PSSI dan turunannya. Wujud dari tawaran bagian kedua bisa dalam bentuk membuka "donasi untuk Askab" atau apa namanya, yang penting tidak terikat. Hal demikian harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab, integritas, kredibilitas, transparansi dan komitmen moral yang tinggi.

Tawaran demikian terbilang cukup realistis, faktual dan rasional. Bukan saja semata karena kecenderungan masyarakat kita terhadap dunia persepakbolaan secara umumnya. Akan tetapi, rupa-rupanya masyarakat kita juga terkenal dengan masyarakat yang memiliki ghirah, antusias dan komitmen kegotongroyongan yang terbilang begitu tinggi. Bahkan gotong-royong telah menjadi bagian dari identitas inhern kebudayaan kita pada umumnya. Makanya, ada rumor mengandaikan bahwa masyarakat kita dikenal dengan masyarakat gotong-royong. Semangat gotong-royong nampak terlihat di mana-mana. Tidak ada pesta atau "penderitaan" masyarakat misalnya, melainkan di sana pasti masyarakat akan berbondong-bondong untuk membantunya sesuai kadar kemampuan masing-masing.

Intinya, ada yang mesti untuk dilakukan. Apalagi sekarang kita tengah berada pada bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semangat "kemerdekaan" harus senantiasa dikobarkan melalui perjuangan dan pengorbanan secara sungguh-sungguh dan kontinyu agar supaya kita bisa sampai pada kemerdekaan hakiki. Di antaranya adalah kita mampu kemudian bisa memerdekakan Perseftim dari kemelut sanksinya untuk bisa mengikuti ajang turnamen ETMC 2023. Tentunya, dengan cara menjadi bagian integral dari Perseftim; mensupport Perseftim habis-habisan dengan segala apa yang kita miliki masing-masing. Bahwa Perseftim adalah kita dan kita adalah Perseftim. Dengan harapan sederhananya Perseftim bangkit dan maju dalam setiap ajang kompetisi persepakbolaan!

Hal demikian tentunya jauh lebih berintelektual, bermoral dan elegan untuk dilakukan ketimbang hanya sekedar melakukan komentar-komentar satire dalam merespon "kabar buruk" terkait ketidakikutsertaan Perseftim dalam laga turnamen ETMC 2023. Kita harus bergeser sedikit saja (karena agak berat karena orang memiliki habitus berbeda) dari kebiasaan kita hanya sekedar meratapi sesuatu sembari menyalahkan dan mengutuk pihak-pihak tertentu tanpa memberikan tawaran gagasan dan narasi besar lagi segar sebagai solusi terhadap suatu hal. Tentunya logika demikian berlaku dalam hal apa pun, tidak hanya persoalan yang bertalian dengan dunia persepakbolaan. Sehingga, dunia kita jauh lebih adem ayem sedikit, jauh dari kebisingan dan kegaduhan yang tidak perlu. Meskipun, hal demikian rasanya sulit menjadi kenyataan. Setidaknya ada pikiran dan harapan untuk itu.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun