Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyoal Perseftim Gagal Berlaga di ETMC 2023

3 Agustus 2023   13:24 Diperbarui: 4 Agustus 2023   09:06 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Kericuhan yang terjadi pada turnamen ETMC 2022 di stadion Gelora 99 Lembata yang melibatkan supporter Perseftim (di sini) belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kericuhan pada turnamen persepakbolaan lainnya. Kita masih cukup mengingat betul bagaimana peristiwa kerusuhan terbesar kedua, begitu kata beberapa media (di sini), dalam sejarah persepakbolaan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada 2022 lalu. Di situ menimbulkan banyak masalah, bukan saja permainan bola dihentikan, akan tetapi juga memakan banyak korban, selain juga merusak stadion Kanjuruhan Malang. Dalam pelbagai berita dilansir betapa banyak nyawa yang berguguran diakibatkan oleh kerusuhan tersebut, angkanya sekitar ratusan jiwa.

Sebenarnya bukan soal angka kematian orang dalam setiap kerusuhan sepakbola. Pun bukan juga berapa banyak dampak lainnya yang diberikan terhadap dunia persepakbolaan dan fasilitas-fasilitasnya. Tetapi, kita mau mengatakan bahwa kericuhan semestinya tidak perlu terjadi dalam dunia persepakbolaan. Karena, kericuhan, kerusuhan dan apalah istilah lainnya tidak sesuai dengan watak persepakbolaan kita. Di mana ajang persepakbolaan kita dimaksud untuk menciptakan sportifitas dalam pertandingan sepakbola, juga sekaligus memupuk tenun persatuan antara sesama anak bangsa yang berbeda-beda itu. Sehingga, bagi mereka-mereka yang belum saling kenal, melalui ajang tersebut terbuka ruang untuk saling kenal antara satu dengan lainnya. Bisa-bisa perkenalan hanya sebatas teman dan sahabat saja atau ada lebih hingga sampai pada pernikahan.

Karena itu, perlu kiranya meninjau ulang sekaligus memperbaiki logika "suport(er)" dan sportifitas dalam dunia persepakbolaan. Bahwa pertandingan sepakbola adalah pertandingan sportifitas antar pemain. Bukan pertandingan perkelahian, kericuhan, kerusuhan dan lainnya antar sesama pemain. Pun begitu halnya dengan supporter sepakbola bukan untuk mensupport terjadi kericuhan, perkelahian, keonaran dan lainnya dalam setiap pertandingan sepakbola. Akan tetapi, mensupport masing-masing pemain dan klub kesayangan untuk tetap menjaga ritme sportifitas dalam pertandingan. Sehingga, iklim pertandingan sepakbola tetap kondusif dan sportif. Sebab, soal menang dan kalah adalah hal biasa, sesuatu yang niscaya terjadi dalam setiap permainan bola. Paling penting adalah menjaga sportifitas.

Askab Flotim Perlu Kerja Ekstra

Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia perbolaan merupakan dunia yang banyak digandrungi anak-anak muda, bahkan anak-anak kecil dan orang tua, laki maupun perempuan, sekalipun tidak ketinggalan kereta di dalamnya. Begitu pula halnya dengan masyarakat Flotim pada umumnya juga memiliki kecenderungan yang luar biasa terhadap dunia perbolaan. Hampir setiap event dan laga persepakbolaan selalu saja dipadati oleh masyarakat. Entah event dan laga ini hanya sebatas pertandingan antar RT, RW dan Desa/Kelurahan sekalipun. Setidak-tidaknya hal itu terpantau pada kampung masing-masing atau melalui kanal permedia-sosialan ketika ada ajang pertandingan sepakbola.

Di Lamakera (salah satu desa terkeren di kabupaten Flotim) misalnya, dunia perbolaan dikenal akrab oleh masyarakatnya. Nyaris hampir setiap saat ada ajang pertandingan sepakbola, meskipun terbilang biasa-biasa saja. Biasanya tempat pertandingan bola kaki dilakukan pada beberapa titk, di lapangan bola seperti biasanya dan pantai ketika airnya pada surut bahkan pada tempat-tempat tertentu yang memungkinkan adanya ruang untuk pertandingan atau tepatnya permainan bola kecil-kecilan pun akan dilakukan juga. Untuk poin terakhir ini biasanya dilakukan oleh anak-anak kecil yang memiliki ghirah dan antusiasisme terhadap dunia perbolaan. Sehingga, biar dua sampai beberapa orang saja pun mereka akan main bola. Kalau tidak, mereka akan main sendiri saja; simpan bola lalu kemudian tendang ke arah dinding pagar atau rumah seperti kebiasaan main bola yang ditemukan di mana-mana.

Ketika ada turnamen tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kota/Kabupaten pada tempat tertentu, masyarakat akan berbondong-bondong datang untuk menonton dan menyaksikan, hatta harus bersesak-sesakan, menyeberangi lautan dan kembali pulang saat hari kian gelap gulita. Misalnya, turnamen diadakan di Larantuka (sebagai pusat Ibu Kota Kabupaten Flotim), Adonara dan Lembata, pasti masyarakat akan mencarter kapal laut sekelas KM Rahmat Solor atau kapal nelayan pada umumnya, tentunya untuk konteks Lamakera, untuk bisa ikut serta menonton dan memberikan apresiasi serta support terbaiknya kepada klub kesayangannya dalam setiap pertandingan sepakbola. Di sini kita bisa melihat bagaimana masyarakat berbondong-bondong untuk menonton pertandingan bola; tua, muda, anak-anak kecil hingga laki dan perempuan pun ikut serta di dalamnya.

Jika saja tempat pertandingan bolanya terlampau jauh misalnya, maka masyarakat pecinta bola juga nggak kehilangan akal; kreativitas dan inovasi. Mereka berupaya agar sebisa mungkin dapat menyaksikannya, walau hanya melalui kanal media yang tersedia. Misalnya, tempatnya di Kupang, Ende, Rote Ndao dan lainnya, tentunya sulit bagi masyarakat pecinta bola bagian timur untuk bisa datang secara langsung untuk menyaksikannya. Pun begitu halnya ketika ada turnamen bola pada Provinsi lain, rasanya juga sulit untuk ikut serta secara langsung. Apatah lagi kalau sudah antar negara, rasa-rasanya ketidakmungkinan berlipat-lipat jadinya. Tetapi, mereka akan menonton melalui kanal media yang tersedia. Mereka bisa menonton melalui live streaming via Facebook, Instagram, YouTube dan lainnya. Atau bisa juga mereka menonton via televisi.

Tentunya hal demikian menggambarkan kondisi kebatinan masyarakat Flotim (dan juga lainnya) tentang betapa pentingnya dunia persepakbolaan. Sekaligus juga sebagai petanda betapa ghirah, antusiasme hingga apresiasi, support dan komitmen masyarakat Flotim terhadap dunia persepakbolaan. Lebih khususnya lagi terhadap glup kesayangan masyarakat Flotim yang bernama Perseftim itu. Masyarakat Flotim pastinya sangat menaruh harapan yang begitu besar agar kiranya Perseftim selalu bisa ikut serta dalam setiap ajang turnamen persepakbolaan, khususnya yang diadakan oleh ETMC. Perihal itu kita tidak perlu melakukan survei dan angket, apalagi melibatkan lembaga survei tertentu, untuk mensurvei supporting masyarakat Flotim terhadap klub kesayangan kita, Perseftim.

Karena itu, Askab Flotim tidak cukup hanya menyatakan sikap terkait dengan kegagalan Perseftim untuk ikut serta dalam turnamen ETMC 2023, akan tetapi juga harus bekerja lebih ekstra lagi untuk bisa memastikan nasib Perseftim ke depannya. Seharusnya pasca Perseftim mendapatkan saknsi pada turnamen liga III ETMC di Lembata saat Perseftim Flores Timur bertemu Perse Ende di babak 16 besar pada 2022 lalu, Askab Flotim langsung tancap gas untuk bekerja dengan ekstra agar supaya masalah terkait dengan sanksi Perseftim dapat teratasi dengan segera. Tidak boleh menjelang beberapa hari pendaftaran turnamen ETMC 2023 baru kemudian Askab Flotim bergerak melakukan pelbagai upaya.

Dalam konteks demikian, Askab Flotim tidak cukup hanya mengharapkan dan mengandalkan anggaran yang bersumberkan pada APBD yang didistribusikan melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten. Sebab, kucuran dana APBD melalui KONI tidak hanya semata diperuntukkan pada dunia olahraga yang bernama persepakbolaan saja, akan tetapi diperuntukkan juga untuk cabang olahraga yang berada di bawah naungan KONI. Sehingga, efektivitas dan jangkauan anggarannya terbilang sangat terbatas. Apalagi segmentasi peruntukan anggaran untuk cabang olahraga persepakbolaan digunakan juga untuk banyak hal, tidak untuk pembayaran sanksi (semata).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun