Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hijrah sebagai Paradigma Perubahan: Apa yang Meski Kita Lakukan?

20 Juli 2023   16:40 Diperbarui: 20 Juli 2023   17:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga; hijrah mengajarkan kepada kita bahwa pertolongan Allah dalam bentuk memberikan kemudahan, kelancaran, keselamatan dan lainnya terjadi setelah kita terlebih dahulu bergulat (dengan segala potensi dan daya upaya) untuk melawan pelbagai tantangan yang hadir dalam perjalanan hidup kita. Dalam bahasa agamanya dikatakan "bersama kesulitan (selalu saja) ada kemudahan" (inna ma'a al-'usri yusrn). Teologi kemudahan setelah kesulitan ini dikatakan berulang kali dalam al-Qur'an, setidaknya dalam QS al-Insyirah ayat 5 dan 6. Artinya, seolah-olah Allah memberikan syarat bahwa untuk mendapatkan kemudahan dalam hidup manakala kita telah melalui dan atau menikmati terlebih dahulu kesulitan hidup dengan pelbagai variannya dalam rangkaian ikhtiar tanpa henti yang kita lakukan dalam hidup. Tentunya, Allah boleh saja mendahului kemudahan sebelum kesulitan bahkan menghilangkan kesulitan dalam hidup kita sama sekali. Namun, keindahan dan kenikmatan hidup menjadi hilang manakala tidak ada dinamika hidup yang bernama kesulitan. Bahkan bisa-bisa saja kita menjadi makhluk yang paling santai dan malas dalam hidup ketika tidak ada namanya kesulitan hidup.

Keempat; hijrah mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi pelbagai rintangan dan tantangan, khususnya dalam aktivitas dakwah yang kita lakukan. Dengan kesabaran yang luar biasa pada Nabi dan para sahabatnya membuat mereka mampu berpikir dan bertindak visioner dan strategis, sehingga pada akhirnya mereka bisa keluar dari makar kaum kafir Quraisy Makkah. Kesabaran di sini bisa bermakna kesabaran dalam menghadapi intrik, intimidasi dan teror kafir Quraisy. Bisa juga kesabaran dalam berpikir dan bertindak. Lebih dari itu, kesabaran dimaksud juga terhadap apa yang menjadi ujian Allah dalam peristiwa hijrah. Jika sekiranya Nabi dan sahabatnya tidak sabar dan cenderung melakukan perlawanan langsung terhadap kafir Quraisy pada waktu itu niscaya akan lain ceritanya. Bisa-bisa saja tidak ada namanya peristiwa hijrah dalam sejarah perjalanan dan perjuangan dakwah Nabi.

Kelima; hijrah mengajarkan kita tentang pentingnya berpikir dan bertindak visioner dan strategis dalam melakukan dan menyikapi suatu hal. Kita bisa melihat bagaimana Nabi dan sahabatnya berpikir dan bertindak visioner dan strategis itu dalam semua rangkaian ikhtiar hijrah yang dilakukan Nabi dan sahabatnya. Menjelang hijrah, kaum kafir Quraisy melakukan rapat terbatas dan mendadak dalam forum yang bernama Darun Nadwah. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan algojo dari kalangan pemuda lintas kabilah Quraisy yang dilengkapi dengan senjata tajam sekaligus mengatur strategi dan taktik untuk membunuh Nabi. Namun, Nabi dengan kecerdasan visioner dan strategisnya mampu membuat strategi dan taktik yang dapat mengelabui kafir Quraisy. Di mana Nabi menggantikan dirinya dengan sosok pemuda pemberani yang bernama Ali bin Abi Thalib. Lalu kemudian Nabi dan Abu Bakr ash-Shiddiq melakukan strategi mengecoh langit menyebrangi lautan dengan menaburkan pasir kepada musuh sambil membaca QS Yasin/9 ketika hendak melakukan perjalanan hijrah di waktu malam itu.

Keenam; hijrah mengajarkan kita tentang pentingnya jiwa patriot dalm berkorban dan berjuang demi mewujudkan sebuah grand mission. Hijrah boleh dikatakan sebagai sebuah peristiwa sejarah yang menggambarkan jiwa patriot seorang Nabi dan sahabatnya dalam berkorban dan berjuang demi tegaknya Din al-Islam. Nabi dan para sahabatnya bukanlah tipologi manusia penakut, pecundang dan mudah putus asa dari pelbagai tantangan yang dihadapi dalam menjalankan misi profetik. Nabi dan sahabatnya juga bukan tipologi manusia yang mudah mengalah begitu saja dengan keadaan. Mereka adalah manusia yang terilhami dan terbimbing oleh cahaya Wahyu. Apapun yang mereka lakukan selalu menyertai kecerdasan sehingga kadang membuat banyak orang dari kalangan musuh terkecoh hingga akhirnya menuduhnya dengan pelbagai sakwasangka dan nalar sentimen spekulatif. Padahal Nabi dan sahabatnya berlepas diri dari semuanya. Nabi dan sahabatnya adalah gambaran manusia genius, patriot dan heroik dalam menjalankan misi profetik.

Ketujuh; hijrah juga mengajarkan kita tentang pentingnya membangun kekuatan; solidaritas dan persatuan umat. Karena kekuatan solidaritas dan persatuan (yang dibangun di atas prinsip dan spirit iman dan Islam) akan memberikan power tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan maupun kenabian. Olehnya, di kota Madinah Nabi membangun kekuatan dengan menyatukan dua kekuatan besar antara kaum Muhajirin yang berasal dari Makkah dan kaum dari kalangan muslim Madinah. Bahkan Nabi dan sahabatnya membangun kekuatan lintas iman (baca: agama) dan suku di Madinah yang ditandai dengan lahirnya Piagam Madinah. Dari sanalah kekuatan Islam mulai memancarkan cahayanya menembus batas-batas wilayah teritorial. Dari sana pulalah tatanan kehidupan dan peradaban baru dunia dimulai secara bertahap. Itulah kekuatan dan kelebihan solidaritas dan persatuan umat, segala sesuatunya menjadi ringan dan mudah untuk dihadapi dan dilakukan, meskipun tantangan kian menjadi-jadi.

Kedelapan; hijrah juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya "mengingat dan pulang kampung tempat kelahiran dan asal kita", entah mengingat dan pulang kampung dimaksud hanya sekedar jalan-jalan saja atau karena terdapat misi pembangunan tertentu di dalamnya. Kita bisa melihat bagaimana tauladan yang diberikan Nabi dan sahabatnya pasca proses dan peristiwa hijrah. Nabi dam sahabatnya tidak menaruh kebencian dan dendam kesumat terhadap kampung halamannya, Makkah. Nabi dan sahabatnya malah melakukan sebuah strategi dan taktik lanjutan yang terbilang cukup cantik, piawai dan memukau, yakni melakukan apa yang dikenal-sebut dalam catatan sejarah sebagai peristiwa Fath al-Makkah. Nabi dan sahabatnya melakukan Fath al-Makkah untuk mengakhiri hegemoni dan dominasi kaum kafir Quraisy yang hidup dalam jahiliyah akut itu. Di sana Nabi dan sahabatnya mengembalikan citra dan image kota Makkah sebagai kota tauhid, kota di mana Nabi Ibrahim mewariskan (kehidupan) tauhid di dalamnya. Kota di mana sesembahan selain Allah disingkirkan hingga menjadi tempat pengagungan dan penyembahan terhadap Allah semata.

Yang Mesti Kita Lakukan

Kita perlu akui bahwa hijrah yang dilakukan Nabi saw beserta para sahabatnya tidak bisa dibandingkan dengan ikhtiar dan proses hijrah yang dilakukan oleh kita belakangan ini, hatta apa dan bagaimana pun bentuk dan wujud hijrah yang kita lakukan. Termasuk ketika kita mengorbankan segala sesuatunya di jalan hijrah. Setidaknya ada beberapa pertimbangan yang melandasi asumsi demikian. Pertama; hijrah yang dilakukan Nabi dan sahabatnya merupakan kelanjutan dari visi profetik kenabiannya. Dengan kata lain, hijrah merupakan proses social engineering yang dilakukan oleh Nabi dan sahabatnya melalui petunjuk dan tuntunan wahyu. Tentunya berangkat dari konteks psiko-sosial dan psiko-politik masyarakat Makkah pada waktu itu.

Kedua; kondisi psiko-kultural dan psiko-sosial masyarakat Makkah tidak menghendaki ajaran Islam yang dibawa dan didakwahkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Berbagai intrik, intimidasi, teror dan perlawanan hingga pada rencana pembunuhan terhadap Nabi dilakukan secara kontinu dan penuh perhitungan yang begitu matang. Sampai-sampai kalangan kafir Quraisy membuat strategi khusus untuk mengepung dan membunuh Nabi. Ketiga; di tengah pengepungan dan ancaman pembunuhan, Nabi bersama sahabat Abu Bakr ash-Shiddiq melakukan perjalanan hijrah dengan menempuh perjalanan yang terbilang cukup jauh dan tentunya melelahkan. Apalagi perjalanan hijrah yang dilakukan oleh Nabi dan Abu Bakr ash-Shiddiq ketika semesta Makkah dan sekitarnya kian gelap gulita, memasuki waktu malam.

Keempat; hijrah yang dilakukan Nabi dan para sahabatnya sebagai bentuk "perlawanan" atau lebih tepatnya "strategi dakwah" untuk mensiasati kondisi yang ada. Hal ini bisa dilihat pada dua kondisi, yaitu kondisi menjelang hijrah dan kondisi pasca hijrah (ketika Nabi kembali melakukan fath al-Makkah). Di sinilah letak kecerdasan strategi Nabi dalam menghadapi kafir Quraisy Makkah pada waktu itu. Kelima; hijrah yang dilakukan memiliki grand mission untuk membangun kekuatan, solidaritas dan persatuan umat untuk selanjutnya menyebarkan dan mendakwahkan ajaran profetik kenabian kepada semesta manusia seantero jagat. Termasuk di dalamnya adalah melakukan apa yang disebut dengan fath al-Makkah, menyusul kemudian terbentuk dan berdirinya daulah al-Islam di kota Madinah al-Munawwarah.

Lalu apa yang mesti kita lakukan untuk mengisi momentum peringatan hijrah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita? Banyak hal yang mesti kita lakukan dalam menyambut dan menyongsong peristiwa hijrah dalam setiap pergantian tahun baru Islam. Kita bisa membuat skala prioritas terhadap hal-hal yang mesti kita lakukan. Dengan memahami hakikat dari hijrah akan tergambar hal ihwal apa yang mesti kita lakukan. Tentunya bukan melakukan hal-hal yang bersifat hedonis dan oportunis. Terlampau naif jika kita mengisi momentum bersejarah dengan melakukan hal-hal yang bersifat hedonis dan oportunis. Hal demikian hanya menggambarkan betapa kita tidak mengenal, memahami dan menghargai sejarah perjalanan dan perjuangan dakwah yang dilakukan oleh Nabi saw dan pada sahabatnya dari kalangan Muhajirin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun