Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa

Sedang mencari apa yang dicari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mendalami Makna "Gabut" di Era Kegelisahan

24 Juli 2023   23:59 Diperbarui: 30 Juli 2023   15:32 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gabut | Dok Pixabay via dallas.momcollective.com

Di era modern yang serba cepat dan sibuk seperti sekarang, istilah "gabut" telah menjadi bagian dari kosa kata sehari-hari, terutama di kalangan pemuda dan mahasiswa masa tenggang. 

Kata ini mungkin tampak ringan dan terkadang dianggap negatif karena berhubungan dengan kebosanan dan kurangnya aktivitas produktif. Namun, di balik makna sederhananya, fenomena "gabut" menyimpan pelajaran dan pesan penting tentang kehidupan dan keseimbangan emosi di tengah kegelisahan zaman.

Secara harfiah, "gabut" adalah singkatan dari "gaji buta," yang merujuk pada rasa bosan dan bingung ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan yang menarik untuk dilakukan. 

Fenomena ini sering kali muncul ketika ada waktu luang yang berlebihan, misalnya saat sedang menunggu di antara aktivitas atau ketika merasa tidak memiliki tujuan yang jelas. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebosanan dapat menjadi momok bagi banyak orang, tetapi dalam keheningan dan ketenangan tersebut, terdapat berbagai hal menarik yang dapat diungkap.

Pertama-tama, saat seseorang merasa "gabut," ada potensi besar untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang selama ini terabaikan. Ketika rutinitas sehari-hari mengalihkan perhatian dari hal-hal di sekitar, momen ketika seseorang merasa bosan dapat menjadi peluang untuk mengeksplorasi hobi baru atau mendalami minat yang lama terpendam. 

Misalnya, seseorang yang gemar menulis dapat mencoba mengarang cerita atau esai; mereka yang tertarik pada seni bisa menggambar atau melukis. Dengan kata lain, ketika tubuh sibuk, pikiran memiliki kesempatan untuk berkeliaran dan mencari kebahagiaan dalam kegiatan kreatif.

Kedua, fenomena "gabut" dapat mendorong orang untuk menghadapi diri sendiri dan menghadapi keheningan internal yang serin kali terlupakan. Di dunia yang hiruk-pikuk, ada kecenderungan untuk terus-menerus mengisi keheningan dengan perangkat teknologi atau hiburan luar. 

Tetapi ketika aktivitas luar terhenti, kita diberi kesempatan untuk menghadapi diri kita sendiri tanpa gangguan dari dunia luar. Ini adalah saat yang baik untuk merenung, mengidentifikasi perasaan kita, memahami kekhawatiran, dan bahkan menerima ketidakpastian. 

Menyongsong perasaan internal ini dengan damai dapat membantu mengurangi kecemasan dan membantu kita tumbuh sebagai individu yang lebih bijaksana dan dewasa.

Ketiga, "gabut" juga dapat menjadi ajang untuk menjalin hubungan sosial dan menguatkan ikatan dengan orang lain. Saat kita merasa bosan, kemungkinan kita bukan satu-satunya yang merasakannya. 

Dalam situasi seperti itu, menghubungi teman, keluarga, atau rekan kerja untuk berbicara dan berkumpul bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. 

Interaksi sosial seperti ini membantu menciptakan keintiman dan solidaritas, serta membangun ikatan emosional yang lebih dalam di antara kita. Selain itu, saat orang lain juga mengalami kebosanan, Anda dapat bersama-sama mengeksplorasi ide-ide baru untuk mengatasi rasa "gabut" tersebut.

Namun, walaupun ada potensi positif dalam fenomena "gabut," penting untuk tetap menjaga keseimbangan dan tidak berlarut-larut dalam kebosanan yang berkepanjangan. 

Rasa "gabut" yang berlebihan bisa menjadi sumber stres atau bahkan depresi, karena kurangnya tujuan dan aktivitas produktif dalam hidup. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara waktu luang yang santai dan pencapaian pribadi.

Pada akhirnya, fenomena "gabut" menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana kita memandang kebosanan dalam hidup kita. Saat kita belajar untuk menyikapi momen-momen hampa dengan kreativitas dan refleksi, kita dapat mengubahnya menjadi peluang untuk tumbuh dan mengasah diri. 

Jadi, mari manfaatkan momen-momen gabut ini sebagai peluang untuk menciptakan makna, menjalin hubungan sosial, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan yang semakin kompleks dan bergejolak di era kegelisahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun