Mohon tunggu...
Azimah Ritonga
Azimah Ritonga Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Istilah Martarombo

28 Agustus 2020   21:20 Diperbarui: 9 Juni 2021   10:41 5576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Batak terkenal dengan bermacam-macam marga. Bukan orang Batak namanya kalau tidak memiliki marga. Marga atau klan adalah nama yang diberikan turun temurun sebagai tanda silsilah suatu keluarga. 

Marga memiliki makna yang dalam. Karena, menjelaskan asal keluarga seseorang. Marga menjadi identitas seseorang baik laki-laki ataupun perempuan dalam bergaul, sekaligus menjadi acuan dan cara bertutur memanggil orang. 

Suku Batak menganut patrilineal artinya marga hanya diturunkan oleh pihak laki-laki. Oleh karenanya, anak laki-laki berperan penting sebagai penerus suatu marga. 

Sedangkan tarombo atau silsilah adalah cara orang batak menyimpan dan mengetahui daftar silsilah keluarga masing-masing, sedangkan martarombo adalah kata kerja dalam proses kejadian. Tarombo merupakan hal yang penting agar saling mengetahui letak kekerabatan (partuturanna) dalam suatu marga. 

Misalnya laki laki bermarga Ritonga martarombo dengan perempuan marga Rambe, maka diketahui si perempuan adalah boru tulang dan otomatis kedua marga ini sangat serasi dijadikan pasangan keluarga pada adat batak. Akan tetapi jika si laki-laki tadi martarombo dengan perempuan bermarga Ritonga, maka jatuhnya adalah iboto dan secara adat dilarang menjadi pasangan berkeluarga. 

Baca juga: Marga dan Nama: Mana Depan Mana Belakang?

Tarombo biasanya diadakan dalam acara keluarga, tujuannya agar penerus keluarga tersebut mengetahui silsilah keluarganya, dan mengetahui siapa nenek moyang yang pertama kali menurunkan marga dikeluarganya. Hal ini sudah menjadi pengetahuan dasar pada keluarga Batak, baik laki-laki maupun perempuan.

Mengenai sejarah marga Batak, masih banyak perbedaan pendapat dikalangan sejarawan.  Mengutip beberapa artikel mengenai sejarah marga Batak, diketahui nenek moyang suku Batak yakni Si Raja Batak  memiliki 2 orang putra bernama Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. 

Guru Tatae Bulan memiliki 5 orang putra yakni, Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja, dan Malau Raja. Sementara, Si Raja Isumbaon mempunyai 3 anak putra yaitu, Tuan Songimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. 

Dari keturunan (pinompar) mereka inilah yang menyebar ke segala penjuru Tapanuli. Sehingga muncullah bermacam marga-marga Batak. Setiap marga saling berkaitan (walau ada yang berbeda tempat) sehingga tetap ada hubungan kekerabatan (partuturanna) diantara marga satu dengan marga lainnya. 

Karena setelah dirunut dalam silsilah atau tarombo akan bertemu pada satu keturunan. Contohnya, seperti kekerabatan marga Siregar dengan marga Ritonga, marga Hasibuan dengan marga Hutabarat, dan lainnya.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam martarombo,  penulis ingin menjelaskan kata sapaan untuk memanggil kerabat dalam bahasa Batak khususnya Batak Angkola. Karena  penulis berasal dari daerah Padang Lawas Utara, yang pada umumnya disana  adalah Batak Angkola. Secara umum tarambo pada suku bangsa sama,  seiring dengan penyebaran dan  waktu maka terdapat perbedaan. 

Baca juga: Saat Generasi Muda Batak Martarombo, Menyusur Silsilah

Perbedaan itu terdapat pada logat bahasa, dialek, intonasi dalam berbicara, bahkan penyelenggaraan adat istiadat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh agama dari masing-masing suku. Kelebihan suku Batak tidak pernah ada rasisme meskipun berbeda agama, diyakini penyebabnya adalah adanya ikatan yang sangat kuat pada adat suku Batak melalui silsilah, yang biasanya diperoleh ketika martarombo.

Misalkan dalam menyapa kerabat dari pihak ibu dan ayah, yaitu:

  • Uwak, untuk menyapa kakak laki-laki ayah.
  • Uda, untuk menyapa  adik laki-laki ayah. Istri Uda dipanggil Nanguda.
  • Tulang, untuk menyapa saudara laki-laki ibu. Istri Tulang dipanggil Nantulang.
  • Ambou, untuk menyapa saudara perempuan ayah. Suami Ambou dipanggil Amangboru.
  • Uma tobang, untuk menyapa kakak perempuan ibu. Suami Uma Tobang dipanggil Apa Tobang.
  • Ujing/Oce, untuk menyapa adik perempuan ibu.
  • Oppung, nenek dan kakek.

Sebagai kaum muda yang merantau pada sebagian orang Batak yang baru berjumpa akan berkenalan sambil menjelaskan marganya, lalu mengaitkan kekerabatan terdekat (martarombo) diantara mereka. 

Selanjutnya akan memanggil sesuai panggilan apa yang tepat berdasarkan marga masing-masing. Banyak juga sesama orang batak yang merantau menciptakan organisasi atau perkumpulan sekampung, semarga, dan persamaan lainnya. 

Dengan mengikuti organisasi tersebut, menjadikan persaudaraan sesama suku batak semakin erat, dan tentunya terciptalah kerukunan suku batak meskipun berada di perantauan.

Sayangnya, generasi muda sekarang ada yang tidak ingin tau menahu tentang adat Batak tarombo ini, mereka menganggap hal tersebut bukanlah hal penting. Bahkan marga merekapun tidak tahu silsilahnya dari mana, padahal ini adalah kearifan lokal yang mesti dijaga. 

Baca juga: Mengenal Keberadaan "Tiniatianies", Suku Etnis Batak yang Ada di Filipina

Malasnya generasi muda mencari tau, bertanya dan bergaul sesama suku batak diyakini sebagai penyebab utamanya. Hal ini akan menjadikan keberadaan adat Batak tarombo mulai memudar. Tidak terbayangkan sejarah suku Batak akan hilang bila keadaannya terus seperti ini. Padahal, penerus suku Batak ada pada mereka.

Sebenarnya, asalkan kamu sebagai generasi muda yang bersuku Batak memiliki semangat dan kemauan yang kuat, terdapat banyak cara agar adat tarombo ini tetap lestari. 

Caranya, kamu ikut berpartisipasi dalam organisasi atau perkumpulan adat atau menciptakan organisasi baru dengan teman sesukumu. Juga selalu hadir dalam acara keluarga Batak. 

Membaca buku-buku atau artikel yang berkaitan dengan adat Batak tarombo. Dengan begitu, kamu pasti akan mendapatkan informasi lebih tentang adat-adat yang harus kita jaga. 

Selain itu kamu juga bisa membuat tulisan-tulisan atau karya-karya bermanfaat yang berisikan silsilah-silsilah adat Batak tarombo dan banyak cara lainnya. Sebagai generasi muda sudah sepantasnya kita terus berkarya dan berusaha agar adat-adat di Tanah Batak tetap lestari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun