Berdasarkan pengalaman penulis dalam martarombo,  penulis ingin menjelaskan kata sapaan untuk memanggil kerabat dalam bahasa Batak khususnya Batak Angkola. Karena  penulis berasal dari daerah Padang Lawas Utara, yang pada umumnya disana  adalah Batak Angkola. Secara umum tarambo pada suku bangsa sama,  seiring dengan penyebaran dan  waktu maka terdapat perbedaan.Â
Baca juga: Saat Generasi Muda Batak Martarombo, Menyusur Silsilah
Perbedaan itu terdapat pada logat bahasa, dialek, intonasi dalam berbicara, bahkan penyelenggaraan adat istiadat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh agama dari masing-masing suku. Kelebihan suku Batak tidak pernah ada rasisme meskipun berbeda agama, diyakini penyebabnya adalah adanya ikatan yang sangat kuat pada adat suku Batak melalui silsilah, yang biasanya diperoleh ketika martarombo.
Misalkan dalam menyapa kerabat dari pihak ibu dan ayah, yaitu:
- Uwak, untuk menyapa kakak laki-laki ayah.
- Uda, untuk menyapa  adik laki-laki ayah. Istri Uda dipanggil Nanguda.
- Tulang, untuk menyapa saudara laki-laki ibu. Istri Tulang dipanggil Nantulang.
- Ambou, untuk menyapa saudara perempuan ayah. Suami Ambou dipanggil Amangboru.
- Uma tobang, untuk menyapa kakak perempuan ibu. Suami Uma Tobang dipanggil Apa Tobang.
- Ujing/Oce, untuk menyapa adik perempuan ibu.
- Oppung, nenek dan kakek.
Sebagai kaum muda yang merantau pada sebagian orang Batak yang baru berjumpa akan berkenalan sambil menjelaskan marganya, lalu mengaitkan kekerabatan terdekat (martarombo) diantara mereka.Â
Selanjutnya akan memanggil sesuai panggilan apa yang tepat berdasarkan marga masing-masing. Banyak juga sesama orang batak yang merantau menciptakan organisasi atau perkumpulan sekampung, semarga, dan persamaan lainnya.Â
Dengan mengikuti organisasi tersebut, menjadikan persaudaraan sesama suku batak semakin erat, dan tentunya terciptalah kerukunan suku batak meskipun berada di perantauan.
Sayangnya, generasi muda sekarang ada yang tidak ingin tau menahu tentang adat Batak tarombo ini, mereka menganggap hal tersebut bukanlah hal penting. Bahkan marga merekapun tidak tahu silsilahnya dari mana, padahal ini adalah kearifan lokal yang mesti dijaga.Â
Baca juga: Mengenal Keberadaan "Tiniatianies", Suku Etnis Batak yang Ada di Filipina
Malasnya generasi muda mencari tau, bertanya dan bergaul sesama suku batak diyakini sebagai penyebab utamanya. Hal ini akan menjadikan keberadaan adat Batak tarombo mulai memudar. Tidak terbayangkan sejarah suku Batak akan hilang bila keadaannya terus seperti ini. Padahal, penerus suku Batak ada pada mereka.
Sebenarnya, asalkan kamu sebagai generasi muda yang bersuku Batak memiliki semangat dan kemauan yang kuat, terdapat banyak cara agar adat tarombo ini tetap lestari.Â