Mohon tunggu...
Azila SalsabilaAkbar
Azila SalsabilaAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa Psikologi di Universitas Negeri Makassar

Hobi saya membaca novel ataupun buku serta menonton video, saya orang yang suka berkumpul bersama keluarga ataupun teman, saya senang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim BKP Puspaga Provinsi Sulawesi Selatan Melaksanakan Kegiatan Berbasis Experiential Learning di Sekolah Terkait Pencegahan Bullying

19 Desember 2024   22:19 Diperbarui: 19 Desember 2024   22:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim BKP Puspaga Sulsel Melaksanakan Kegiatan Berbasis Experiential Learning di Sekolah

Tim Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaksanakan kegiatan berbasis Experiential Learning bertema bullying dan seks pranikah dengan judul “Kenali Risiko pada Remaja! Yuk, Bangun Lingkungan Sekolah yang Aman dan Ramah” berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sulawesi Selatan (Sulsel) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMAN) 16 Makassar pada Selasa (26/11) lalu.

Azila yang merupakan salah satu anggota Tim BKP Puspaga Sulsel menjelaskan bahwa experiential learning ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai bullying dan membangun kesadaran akan risiko bullying, mencegah korban, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah.  

“Experiential learning yang dilaksanakan oleh kelompok kami (baca: Tim BKP Puspaga Sulsel) bertujuan untuk memberikan edukasi, membangun kesadaran akan bullying, mencegah korban bullying, dan juga menciptakan lingkungan yang aman tanpa menyakiti orang di sekitar kita,” jelasnya.  

Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari Kepala Sekolah SMAN 16 Makassar dan dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pemahaman peserta mengenai bullying. Setelah itu, peserta menerima materi tentang bullying melalui metode experiental learning yang membantu mereka memahami dampaknya.

Salah satu peserta berinisial ZA berbagi pengalaman tentang bentuk bullying yang pernah dialami.

“Saya pernah dibully secara non verbal, seperti di jauhi oleh orang-orang yang ada di dekat saya, dan pada saat saya di jauhi saya sering diejek dari belakang oleh mereka,” ungkapnya.   

Psikoedukasi berfungsi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana bullying dapat merusak kesehatan mental dan fisik siswa, serta untuk membangun kesadaran agar siswa dan seluruh anggota sekolah dapat saling mendukung dalam menciptakan atmosfer yang positif dan inklusif.

“Kegiatan psikoedukasi ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang dampak bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta bebas dari kekerasan,” Ungkap Yusuf Kepala Sekolah SMAN. 16 Makassar

Pada sesi bullying, Narasumber yang kerap di sapa Novuta menggunakan media visual seperti plakat dan botol air mineral untuk memberikan ilustrasi sederhana mengenai dampak psikologis dari perilaku bullying. Dengan memegang botol air mineral yang diberi label “perasaan korban,” ia menjelaskan bagaimana tekanan verbal atau fisik dapat memengaruhi kondisi emosional seseorang. 

“Ketika kita dibully, kita bisa merasa seperti dilecehkan atau tidak dihargai, perasaan ini bisa membuat kita merasa tertekan, bahkan sampai merusak kondisi emosional kita, seperti botol ini yang semakin tertekan dan kehilangan bentuknya,” jelas Novita sambil menunjukkan botol yang mulai berubah bentuk karena tekanan. 

Pendekatan ini dirancang untuk membantu peserta memahami secara visual dan emosional dampak buruk bullying pada korban. Selain itu, narasumber juga memfasilitasi simulasi peran yang melibatkan peserta secara langsung untuk merasakan situasi yang dialami korban bullying.

Aktivitas ini memberikan pengalaman yang menyentuh dan membuka kesadaran peserta tentang betapa besar dampak yang dapat ditimbulkan oleh tindakan kecil yang sering dianggap sepele. 

Peserta juga diajak untuk melakukan refleksi diri, sehingga mereka dapat lebih memahami dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun