Sejak mewabahnya pandemi Coronavirus Disease pada tahun 2019, banyak merubah tatanan kehidupan. Wabah ini pertamakali terdeteksi di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok. Banyak masyarakat di kota Wuhan terinfeksi virus tersebut dan angka kematian terus meningkat akibat cepatnya penyebaran virus Covid-19. Virus ini sudah menyebar di seluruh penjuru dunia.
Kasus pandemi Covid-19 sangat meresahkan manusia di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Setiap harinya angka kasus Covid-19 di Indonesia meningkat, dengan adanya peningkatan tersebut menyebabkan pemerintah meberlakukan sebuah kebijakan seperti social distancing, work from home, study from home, dan yang berlaku baru-baru ini dikenal dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diyakini sebagai kebijakan untuk menekan laju penularan Covid-19.
Pandemi ini memberikan berbagai dampak yang menyebabkan perubahan cukup besar. Ruang gerak masyarakat dibatasi, dengan mengurangi aktivitas sebagaimana mestinya. Tak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi pandemi ini juga berdampak pada aspek pendidikan, keagamaan, sosial dan perekonomian.
Dewasa ini aspek perekonomian juga ikut menjadi permasalahan yang serius, tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau sebagai buruh harian berhenti bekerja. Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan proses produksi, akan tetapi tidak dibarengi dengan pemasukan, kemudian perusahaan tidak dapat menanggung biaya beban gaji untuk setiap karyawan, sehingga yang terjadi perusahaan pada akhirnya memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada setiap karyawan. PHK ini dilakukan untuk mengurangi beban yang ditanggung perusahaan pada kondisi pandemi ini, terhadap puluhan bahkan ratusan karyawan ataupun buruh. Akibat dari pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut adalah para karyawan kehilangan pekerjaannya dan dapat dikatakan pengangguran karena mereka sedang mencari jalan keluar berupa pekerjaan lain sebagai alternatif dari pekerjaan sebelumnya.
Hal tersebut menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang. Ketika pendapatan masyarakat menurun, maka yang terjadi adalah pendapatan nasional juga akan menurun dan pertumbuhan perekonomi akan melemah. Kebijakan PPKM ini membuat sejumlah kegiatan perekonomian tidak berjalan dengan lancar.
Dalam rangka membangkitkan kembali kondisi pada masa ini tentu saja sangat sulit, diperlukan adanya langkah mitigasi prioritas jangka pendek adalah dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan. Usaha lainnya melalui kerjasama dalam pemanfaatan inovasi dan teknologi yang dapat menunjang perbaikan mutu dan daya saing produk.
Dilihat dari segi ekonomi masyarakat di desa Nglondo, mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, yang mana pada saat pandemi seperti ini juga berdampak pada sektor pertanian yakni penurunan pemesanan hasil panen dari pasar yang disebabkan oleh sepinya pasar dan permintaan pelanggan. Kerugian lainnya pada masa seperti ini juga dialami para pemilik UMKM, yaitu menurunnya penjualan, permodalan, bahkan pendistribusian terhambat. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan tolok ukur secara signifikan.
Beberapa pemilik UMKM di desa Nglondo mengalami penurunan pendapatan seperti usaha warung kelontong, konveksi, peternak ayam Bangkok. Hal ini disebabkan banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan sehingga kehilangan pemasukan/pendapata, sehingga berpengaruh pada tingkat daya beli dan konsumsi pada masyarakat. Sebagian besar masyarakat berhati-hati dalam mengatur pengeluaran keuangan karena ketidakpastian berakhirnya pandemi ini. Terdapat salah satu peternakan penghasil susu kambing, yang tidak mengalami penurunan pendapatan dan cenderung stabil bahkan bisa dikatakan meningkat, dikarenakan banyak peminat susu kambing bukan hanya dari warga Nglondo saja, tetapi juga masyarakat yang berprespektif bahwa susu kambing dapat meningkatkan dan menjaga menstabilkan imun tubuh.
Untuk itu saya selaku mahasiswa semester 7 melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui KKN Transformatif Kerso Darma tahun 2021 dengan tema “Penguatan Ketahanan Masyarakat Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Kearifan lokal dan Moderasi Beragama”, yang dilaksanakan di desa Nglondo Rt 03/ Rw 04 Waru, Baki, Sukoharjo. Dengan jumlah penduduk 100 Kartu Keluarga, mayoritas bekerja sebagai buruh, wiraswasta dan petani. Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, saya bersama karangtaruna desa membuat sebuah ide/inisiatif salah satunya mengadakan sosialisasi ekonomi kreatif, membuat poster untuk masing-masing usaha/produk agar menarik minat konsumen dan memasangnya di tempat yang mudah dijangkau, kemudian memanfaatkan teknologi sebagai sarana pemasaran produk/usaha, menjual hasil produk menggunakan e-commerce untuk membantu para pemilik UMKM dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Dengan banyaknya kebijakan pemerintah yang berlaku salah satunya PPKM, keberadaan media sosial dan peluang usaha bisa dikembangkan bersamaan. Dengan mengenalkan beberapa e-commerce dan memberi pemahaman tentang bagaimana cara pemasaran melalui media sosial, untuk memperluas pasar promosi.
Kegiatan e-commerce telah berlangsung secara masif di Indonesia adalah peluang bagi para pelaku bisnis untuk memperkenalkan barang produksinya ke khalayak banyak. Peningkatan volume pengguna teknlogi informasi, secara khusus internet telah menjadi sinyalemen yang dapat memberi stimulus positif bagi perkembangan e-commerce di masa mendatang.