Mohon tunggu...
Azhar Nafiis
Azhar Nafiis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univeristas Serang Raya

Hobi menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Program Makan Siang Gratis: Solusi Tepat di Tengah Inflasi?

20 Juni 2024   08:54 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:39 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tentang makan siang gratis, program ini muncul ketika negara sedang dilanda inflasi . Program makan siang gratis untuk anak sekolah menjadi salah satu pemecahan masalah gizi masarakat dan keluarga miskin. Lalu, benarkah program makan siang gratis sebagai opsi solusi tepat untuk dirilis saat ekonomi negara sedang buruk? Artikel ini memaparkan kontra dari program makan siang gratis serta beberapa dampak yang ditimbulkan dari inflasi (Lead).

 

Mengingat akan inflasi saat ini, saya pikir wacana tentang penerapan program gratis sangat penting. Tentu saja, itu sangat berguna karena memberi anak-anak dan keluarga yang kurang mampu kesempatan untuk menerima gizi yang cukup. Tetapi justru karena pandemi dan kondisi ekonomi saat ini, seharusnya pemerintah tidak terburu-buru menerapkan program semacam itu tanpa mempertimbangkannya lebih lanjut :

1. Beban Anggaran yang besar

Argumen lain yang membuat saya mendukung pendapat tersebut adalah kenyataan bahwa implementasi pemrograman pendanaan berbasis anggaran akan memerlukan banyak uang. Dan anggaran dari kas negara, yang situs kemungkinan akan mengalihkan sebagian dari anggarannya ke sektor lain, yang sama pentingnya dengan pendidikan, kesehatan, dll. Dan karena semuanya menggunakan anggaran berbasis inflasi saat ini, dana besar untuk program kembali berubah menjadi bumerang karena memperparah defisit fiskal.

2. Keberlanjutan dan Efektivitas

Selanjutnya, terkait dengan kelanjutan dan efektivitas program, bagaimanakah mekanisme pelaksanaan yang dilakukan? Apakah program ini akan mencakup semua siswa di Indonesia tanpa pandang kekayaan keluarganya? Lalu, ketika dalam pelaksanaannya, apakah pejabat yang mengawasi program tersebut dapat menjalankannya dengan baik dan tidak korup? Semua pertanyaan tersebut memerlukan jawaban yang lebih jelas agar program tersebut tidak menjadi proyek tidak jelas dan mubazir.

3. Dampak Jangka Panjang

Memberikan makan siang gratis memang dapat membantu anak-anak dalam jangka pendek. Namun, program ini tidak menyelesaikan akar permasalahan kemiskinan dan gizi buruk. Tanpa edukasi gizi dan pola makan yang sehat, program ini hanya menjdai temporer dan tidak berkelanjutan.

4. Potensi Ketergantungan

Menurut saya, program ini dapat menciptakan mentalitas ketergantungan pada bantuan pemerintah. Masyarakat, khusunya orang tua, mungkin akan bisa dengan program ini dan lalai dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka secara mandiri. Hal ini tentu kontraproduktif dengan tujuan jangka Panjang untuk membangun klemandirian dan ketahanan ekonomi masyarakat.

 

Di tengah inflasi yang melanda Indonesia, program makan siang gratis untuk anak sekolah gencar dibicarakan. namun, program ini menuai pro dan kontra. salah satu kekhawatiran utama adalah program ini akan membebani anggaran negara yang sudah tertekan, dan berpotensi menimbulkan mentalitas ketergantungan pada bantuan pemerintah.

Solusi yang lebih tepat dan berkelanjutan adalah memperkuat program keluarga harapan, meningkatkan akses layanan kesehatan dan gizi, mengedukasi masyarakat tentang gizi dan pola makan sehat, mengembangkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang komprehensif, meningkatkan pendapatan masyarakat, menjalin kerjasama dengan swasta dan masyarakat sipil, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efektivitas program-program penanggulangan kemiskinan dan gizi.

Memberikan makan siang gratis hanya solusi jangka pendek yang berpotensi menimbulkan masalah baru. Inflasi adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif dan sistematis. Kita perlu fokus pada upaya jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat, seperti menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong UMKM, dan meningkatkan edukasi gizi. Program makan siang gratis bukanlah solusi tunggal untuk mengatasi masalah gizi dan kemiskinan di Indonesia. Kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan mencari solusi yang lebih tepat dan berkelanjutan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun