Penyerang Swedia yang terkenal arogan itu mencetak 52 gol untuk LA Galaxy dalam dua musim. Padahal saat itu usianya sudah 36 tahun. Ketika kembali ke Serie A pun, dia masih mampu membuat 23 gol dan berperan dalam kemenangan Milan di Italia. Namun Ibra punya satu kelemahan yang membawa kita pada faktor berikutnya. Yaitu faktor kebugaran fisik
Kita semua tahu bagaimana komitmen Ronaldo dalam berlatih. Bagaimana komitmen Ronaldo untuk menjaga diri dari makanan yang tak sehat. Ronaldo bahkan menghindari alkohol. Ronaldo sangat menjaga fisiknya. Semua itu sudah sering diulas di media-media.
Komitmen Ronaldo untuk menjaga fisiknya membuat tubuhnya jauh lebih tangguh daripada pesepakbola manapun di eranya. Mengikuti data Transfermarkt, Ronaldo sangat jarang terkena cidera. Bahkan di usianya yang sudah uzur untuk seorang pemain bola, Ronaldo masih segar bugar. Menurut data, Ronaldo hanya melewatkan 14 pertandingan semenjak dia berusia 35 tahun.
Untuk membandingkan, lihat Ibrahimovic tadi. Meski peformanya juga gacor, Ibra tak kebal cidera. Ibrahimovic telah melewatkan 153 pertandingan sejak dia berusia 35 tahun. Itu termasuk cidera panjangnya di Milan musim lalu.
Dua kompatriotnya di level tertinggi, Lionel Messi dan Luka Modric juga tidak setangguh Ronaldo dalam aspek fisik. Messi telah melewatkan 28 pertandingan setelah dia berusia 35 tahun, sementara Modric melewatkan 21 pertandingan. Satu nama yang mendekati kebugaran Ronaldo adalah Karim Benzema yang baru melewatkan 16 pertandingan. Tolong jangan bandingkan mereka dengan Eden Hazard.
Tak pelak, beberapa data dan fakta tadi menunjukkan, meski bermain di Liga Arab, Ronaldo tetaplah Ronaldo. Dia masih merupakan pemain paling kuat, paling tangguh, paling gacor di masa-masa akhir kariernya. Meski tak terlalu istimewa, peforma Ronaldo di Al-Nassr secara statistik, masih jauh lebih baik ketimbang banyak rekan seusianya.
Keinginan untuk Menang dan Tim yang Salah
Ronaldo juga kerap disorot karena perilakunya yang negatif. Dia dianggap berlebihan dan kekanak-kanakan. Misalnya ngambek saat diganti, menendang botol, membanting ponsel fans, hingga tentu saja, wawancara kontroversialnya dengan Piers Morgan. Perilakunya ini tidak hanya dia lakukan di MU, tapi juga di Timnas Portugal dan di Al-Nassr.
Sikap dan tindakan yang diambil Ronaldo itu memang berkesan negatif. Sebagai seorang pesepakbola sekaligus public figur dengan pengikut terbanyak di Instagram, seharusnya dia bisa menunjukkan sikap dan tindakan yang lebih terpuji. Namun semua ini juga bisa dipahami secara manusiawi.
Ronaldo adalah orang yang berkomitmen untuk tim, untuk kemenangan. Dia selalu ingin memberikan yang terbaik buat tim yang dia bela. Semua orang tahu bagaimana Ronaldo selalu ingin jadi yang terbaik. Beberapa orang yang sempat menyaksikan Ronaldo berlatih, termasuk Tevez, Evra dan Carlo Ancelotti memberikan kesaksiannya tentang betapa kerasnya usaha Ronaldo untuk jadi yang terbaik.