3. Kala king tak lagi jadi king
Musim 2018/19 juga menjadi musim pertama dimana muncul juara baru. Dalam tiga edisi sebelumnya, kompetisi ini terus-menerus dikuasai Real Madrid. Sehingga banyak yang menanti-nanti apakah Real Madrid akan meraih gelar keempat beruntun, atau muncul juara baru.
Liga Champions musim 2018/19 menunjukkan sisi lain Real Madrid. Mereka yang tiga musim berkuasa, selalu juara, selalu dominan, pada akhirnya harus hancur lebur. Mereka berbeda dengan Real Madrid musim sebelumnya. Mereka kehilangan Zidane dan Cristiano Ronaldo.
Kemunduran Real Madrid makin lengkap setelah yang memulangkan mereka adalah Ajax Amsterdam. Ajax dengan peforma yang sangat luar biasa berhasil comeback atas sang Raja. Sungguh catatan yang tidak ingin diingat fans Real Madrid.
4. Terlalu banyak comeback sensasional
Hal paling spesial dari Liga Champions 2018/19, adalah banyaknya pertandingan yang luar biasa. Pertandingan dengan comeback sensasional. Comeback dramatis adalah hal yang dinanti di UCL, dan musim 2018/19 menyajikan banyak sekali pertandingan seperti itu.
Di babak 16 besar, ada setidaknya 3 comeback dramatis. Ajax yang comeback di  Santiago Bernabeu. Kemudian Juventus yang berhasil comeback dari Atletico Madrid. Sebuah laga emosional bagi Ronaldo yang mencetak hattrick pertama buat Juventus. Tak ketinggalan comeback Manchester United atas PSG di Paris. Saking hebatnya laga itu, media menjulukinya The Miracle of Paris.
Di babak semifinal, kedua laganya sama-sama diisi comeback dramatis. Siapa yang bisa melupakan bagaimana Liverpool berbalik unggul 4-0 atas Barca di Anfield. Padahal Liverpool tampil tanpa Mohamed Salah. Selain itu Spurs asuhan Pochettino juga menuai sensasi setelah berhasil meng-comeback Ajax di babak injury time
5. Perjalanan dua tim underdog
Liga Champions 2018/19 juga jadi spesial karena diisi oleh perjalanan dua tim Underdog. Mereka adalah Ajax Amsterdam dan Tottenham Hotspurs.
Ajax asuhan Erik Ten Hag berhasil menjungkal balikkan klub macam Real Madrid, Juve dan Bayern Munchen. Spurs di sisi lain, berhasil lolos dari grup neraka dan mengalahkan Manchester City di perempat final.