Kvaradona tidak segacor Musim lalu
Khvicha Kvaratskhelia atau fans menyebut dia Kvaradona adalah pemain paling bagus di Serie A musim lalu. Semua orang tentu berharap dia melanjutkan peforma ciamik ke musim ini. Namun, bagaimana jika dia tidak bisa melakukannya?
Musim ini, Napoli sedang mengalami transisi kepelatihan. Luciano Spalletti, digantikan oleh Rudi Garcia. Pendekatan dua pelatih ini berbeda terhadap permainan Kvaradona. Spalletti memanfaatkan Kvara untuk mengacak lini belakang lawan, menjadikan dia pencetak gol maupun assist. Sementara Rudi Garcia, mantan pelatih Al-Nassr ini, cenderung memakai Kvara hanya sebagai pengumpan. Ini dibuktikan dengan statistik x-Assist Kvara yang meningkat, tapi percobaan dia bikin gol, berkurang.
Selain transisi kepelatihan, Kvaradona juga bermasalah dengan peforma di Napoli. Dia sempat diganggu cidera yang membuatnya harus turun dari bangku cadangan saat Napoli bersua Frosinone dan Sassuolo. Giliran Kvaradona ini main jadi starter, Napoli justru kalah dari Lazio. Barangkali ini hanya peforma sementara, dan semoga saja Kvaradona bisa memulihkan kembali permainannya. Sebab jika tidak, bersiap saja dia bergabung dengan Krzysztof Piatek dan Andrea Belotti sebagai One Season Wonder Serie A.
Bukan musimnya Roma dan Juventus
Fans Roma dan Juve pasti sama berharap timnya bisa juara Serie A. Namun mereka pasti sulit menerima fakta bahwa diantara tim kuat lainnya, Roma dan Juve sama-sama tidak meyakinkan. Kendati sama berbenah, musim ini diprediksi tetap bukan musim Roma dan Juventus.
AS Roma kian matang bersama Jose Mourinho. Mou juga telah mendatangkan beberapa pemain baru, seperti Lukaku, Aouar dan Sanches. Di atas kertas, mereka pemain bagus, atau setidaknya pernah bagus. Sayangnya, masalah Roma bukan soal kekurangan pemain bagus, melainkan masalah sistem permainan. Mourinho di Roma seakan telah mematangkan gaya permainan parkir busnya, sepak bola reaktif dan serangan balik. Itu intinya. Masalahnya adalah, ketika ada tim yang mampu membongkar pertahanannya, pasukan Mourinho kocar-kacir. Laga lawan AC Milan kemarin contohnya.
Masalah Juventus cenderung sama dan bahkan lebih parah. Allegri tidak mendatangkan pemain mentereng selain Timothy Weah. Padahal Juventus punya masalah besar terkait finishing. Musim lalu mereka banyak menang tipis, dan kurang memaksimalkan peluang. Kembalinya Federico Chiesa tidak menyelesaikan semua masalah itu.
Menanti kejutan Atalanta bersama Gianluca Scamacca
Atalanta bersama Gasperini dikenal sebagai tim yang sangat agresif dalam menyerang. Berkat skema permainannya itu, Atalanta sempat masuk Liga Champions di 2020/21. Namun dalam dua tahun belakangan, Â Gasperini tak kunjung menemukan ramuan yang pas untuk mengembalikan Atalanta ke jalur yang benar.
Musim ini barangkali dia akan menemukannya. Atalanta kini sudah punya tiga penyerang tangguh baru, yaitu Gianluca Scamacca, El Bilal Toure dan Charles de Ketelaere. Format tiga penyerang adalah jurus andalan Atalanta dalam menaklukkan Serie A di 2019/20. Kini mereka punya kesempatan untuk melakukannya sekali lagi.
El Bilal Toure memang masih cidera, tapi Scamacca sudah menampilkan peforma yang baik. Dia mencetak dua gol. Menariknya, dia lakukan itu hanya dengan besaran xG 0,9 saja. Ini menunjukkan Scamacca adalah striker yang efisien. Mengingat Atalanta telah menelurkan banyak striker berbakat, patut dinanti kiprah Scamacca. Bisakah dia membantu Atalanta juara?
TopSkor Serie A untuk pemain muda
Selama bertahun-tahun, Sepatu Emas Serie A selalu direbut oleh striker yang sudah uzur. Mulai dari Ciro Immobile, Ronaldo, Quagliarella, hingga Dzeko. Barulah musim lalu, gelar sepatu emas itu direbut oleh Osimhen.
Musim ini, Serie A kedatangan sejumlah penyerang muda. Samuel Chukwueze dan Marcus Thuram salah satunya. Lainnya ada Gianluca Scamacca tadi yang pulang kampung, serta Federico Chiesa yang pulih dari cidera panjang.
Mereka nama-nama yang menjanjikan. Dengan tersingkirnya figur tua seperti Dzeko, Ibra, maupun Immobile, diharapkan para pemain muda ini bisa menantang Victor Osimhen dalam perebutan TopSkor Serie A. Meski sebelum itu, para pemain muda harus mengalahkan Olivier Giroud dulu, yang sedang gacor bersama AC Milan.
Scudetto akan berlabuh ke kota Milan
Secara luas, prediksi ini juga menyingkirkan Napoli dari persaingan gelar, dan itu benar. Perubahan pelatih serta kehilangan Kim Min-Jae menjadikan Napoli tidak seperti Napoli yang kemarin. Kini dua tim terkuat Serie A diduduki oleh duo Milan.
Inter Milan asuhan Simone Inzaghi sejujurnya adalah tim paling konsisten di liga. Mereka cuma kalah karena blunder konyol di 2021/22, dan berhasil sampai ke final UCL musim lalu. Kendati kehilangan beberapa pemain kunci, Inter masih kuat dengan tambahan pemain baru yang tepat macam Yann Sommer, Davide Frattesi dan Marcus Thuram. Komposisi mereka dari depan hingga belakang, tangguh semuanya.
Sementara tetangganya, AC Milan mendadak jadi kuat setelah belanja besar. Milan mendatangkan 8 pemain baru di musim panas, dan rekrutannya itu langsung nyetel. Christian Pulisic bermain bagus di sayap, sementara duet Loftus-Cheek dan Reinders solid di tengah. Milan juga baru menggulung Romanya Mourinho. Jika Maignan tidak cedera, Milan adalah unggulan teratas untuk meraih Scudetto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H