Mohon tunggu...
Muhammad Azhar
Muhammad Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Analis Sepak Bola Dadakan

Orang yang senang menulis tentang hal apa saja yang dianggap menarik di dunia sepak bola. Suka bercerita dengan gaya sastra, tapi tetap didukung dengan riset dan pengambilan sumber yang terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Prediksi Liga Italia: Scudetto Kembali ke Milan, Scamacca On Fire, Kvaradona Nyungsep

7 September 2023   11:29 Diperbarui: 7 September 2023   11:44 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Wikimedia Commons

Kvaradona tidak segacor Musim lalu

Khvicha Kvaratskhelia atau fans menyebut dia Kvaradona adalah pemain paling bagus di Serie A musim lalu. Semua orang tentu berharap dia melanjutkan peforma ciamik ke musim ini. Namun, bagaimana jika dia tidak bisa melakukannya?

Musim ini, Napoli sedang mengalami transisi kepelatihan. Luciano Spalletti, digantikan oleh Rudi Garcia. Pendekatan dua pelatih ini berbeda terhadap permainan Kvaradona. Spalletti memanfaatkan Kvara untuk mengacak lini belakang lawan, menjadikan dia pencetak gol maupun assist. Sementara Rudi Garcia, mantan pelatih Al-Nassr ini, cenderung memakai Kvara hanya sebagai pengumpan. Ini dibuktikan dengan statistik x-Assist Kvara yang meningkat, tapi percobaan dia bikin gol, berkurang.

Selain transisi kepelatihan, Kvaradona juga bermasalah dengan peforma di Napoli. Dia sempat diganggu cidera yang membuatnya harus turun dari bangku cadangan saat Napoli bersua Frosinone dan Sassuolo. Giliran Kvaradona ini main jadi starter, Napoli justru kalah dari Lazio. Barangkali ini hanya peforma sementara, dan semoga saja Kvaradona bisa memulihkan kembali permainannya. Sebab jika tidak, bersiap saja dia bergabung dengan Krzysztof Piatek dan Andrea Belotti sebagai One Season Wonder Serie A.

Bukan musimnya Roma dan Juventus

Fans Roma dan Juve pasti sama berharap timnya bisa juara Serie A. Namun mereka pasti sulit menerima fakta bahwa diantara tim kuat lainnya, Roma dan Juve sama-sama tidak meyakinkan. Kendati sama berbenah, musim ini diprediksi tetap bukan musim Roma dan Juventus.

AS Roma kian matang bersama Jose Mourinho. Mou juga telah mendatangkan beberapa pemain baru, seperti Lukaku, Aouar dan Sanches. Di atas kertas, mereka pemain bagus, atau setidaknya pernah bagus. Sayangnya, masalah Roma bukan soal kekurangan pemain bagus, melainkan masalah sistem permainan. Mourinho di Roma seakan telah mematangkan gaya permainan parkir busnya, sepak bola reaktif dan serangan balik. Itu intinya. Masalahnya adalah, ketika ada tim yang mampu membongkar pertahanannya, pasukan Mourinho kocar-kacir. Laga lawan AC Milan kemarin contohnya.

Masalah Juventus cenderung sama dan bahkan lebih parah. Allegri tidak mendatangkan pemain mentereng selain Timothy Weah. Padahal Juventus punya masalah besar terkait finishing. Musim lalu mereka banyak menang tipis, dan kurang memaksimalkan peluang. Kembalinya Federico Chiesa tidak menyelesaikan semua masalah itu.

Menanti kejutan Atalanta bersama Gianluca Scamacca

Atalanta bersama Gasperini dikenal sebagai tim yang sangat agresif dalam menyerang. Berkat skema permainannya itu, Atalanta sempat masuk Liga Champions di 2020/21. Namun dalam dua tahun belakangan,  Gasperini tak kunjung menemukan ramuan yang pas untuk mengembalikan Atalanta ke jalur yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun