Mohon tunggu...
Muhammad Azhar
Muhammad Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Analis Sepak Bola Dadakan

Orang yang senang menulis tentang hal apa saja yang dianggap menarik di dunia sepak bola. Suka bercerita dengan gaya sastra, tapi tetap didukung dengan riset dan pengambilan sumber yang terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Pernah Remehkan Inter Milan di Final Liga Champions

10 Juni 2023   16:52 Diperbarui: 10 Juni 2023   16:57 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Wikimedia Commons

Selesai sudah semifinal Liga Champions musim ini. Selesai sudah kedigjayaan Real Madrid usai dikalahkan Manchester City di Etihad. Kini pasukan Pep Guardiola akan menghadapi pertandingan terakhir, di Istanbul demi misi menjuarai UCL. Lawannya adalah klub kuda hitam, Inter Milan.

Di atas kertas, Inter bukan lawan seimbang bagi The Citizens. Manchester City kini berada di ambang treble winner, dengan striker maut mematikan, Erling Haaland. Banyak yang berasumsi bahkan, bahwa pertandingan final ini akan selesai, bahkan sebelum dimulai. Situs sepak bola, One Football, menulis, bahwa kemungkinan Man City meraih trofi UCL musim ini adalah 70%.

Meskipun angka di atas itu adalah kemungkinan yang cukup tinggi, tapi jangan sekali-kali meremehkan Inter Milan. Percayalah, pasukan Nerazzuri juga punya peluang untuk menjuarai UCL. Berikut beberapa alasan, mengapa Inter sama sekali tidak boleh diremehkan di final Liga Champions.

Spesialis Turnamen Sistem Gugur

Ada yang tahu, bagaimana rapor Inter Milan era Simone Inzaghi di turnamen sistem gugur? Ini agak mengejutkan, tapi bagaimanapun, Inzaghi ternyata sukses membawa Inter mencapai lima final kompetisi dan telah meraih tiga trofi. Ya, selama dilatih Inzaghi, Inter telah mencapai dua final Coppa Italia, dua final Super Coppa Italia, dan kali ini, final Liga Champions.

Dalam perjalanannya mencapai lima final tersebut, tanpa menghitung fase grup UCL, Inter telah memenangkan 14 pertandingan, seri 4 kali dan hanya sekali kalah. Satu-satunya kekalahan yang diderita skuad Inter tersebut, terjadi pada Liga Champions musim lalu, saat mereka kalah melawan Liverpool. Catatan ini menunjukkan mereka cukup superior untuk menghadapi final UCL nanti, terlepas dari lawannya adalah Manchester City.

Lantas apa yang membuat Inter bisa tangguh di kompetisi berbentuk turnamen? Pada sekitar medio April 2022, sebelum memenangkan Coppa Italia kontra Juventus, Inzaghi sempat berbagi resep, bagaimana memenangi turnamen sistem gugur. Kepada Reuters, dia berkata:

"Konsentrasi sangat dibutuhkan dalam pertandingan seperti ini. Penting juga untuk mengetahui kekuatan lawan kami. Semakin kuat lawan, itu artinya semakin kuat juga semangat kami. Kami harus menunjukkan semangat bertanding, 95 menit atau bahkan lebih dari itu. Penting juga untuk mencetak gol di laga away. Jika kami tidak mencetak gol di kandang lawan, maka kami harus berhati-hati."

Resep itu nampaknya masih dipakai oleh Inzaghi di musim ini. Untuk Liga Champions misalnya. Saat bertanding lawan Benfica, Inter berhasil mencuri dua gol away di Portugal. Dua buah gol yang sangat penting bagi mereka. Mereka juga berhasil mencuri dua gol away melawan Milan (meski secara teknis, Stadion mereka sama).

Pertahanan yang Solid

Inter adalah klub asal Italia, dan klub asal Italia biasanya dikenali dengan kemampuan pertahanannya yang sangat baik. Sayangnya hal itu tidak sepenuhnya benar. Inter bukan klub dengan kebobolan paling sedikit. Bahkan diantara semifinalis UCL lainnya, merekalah yang paling boncos. Lantas, kenapa pertahanan mereka dibilang solid?

Tidak lain karena cleansheet yang telah mereka bukukan. Pertahanan Inter musim ini sama persis dengan peforma mereka di Serie A, tidak konsisten. Terkadang jika mereka main bagus, mereka bisa cleansheet, tapi tidak menutup fakta bahwa jika mereka sedang tidak perform, mereka akan kebobolan banyak gol. Seperti saat lawan Barca dan Benfica.

Apapun itu, Inter telah membukukan delapan cleansheet dalam Liga Champions musim ini. Credit jelas harus diberikan kepada sang kiper, Andre Onana. Bahkan penampilannya mendapatkan pujian dari Clarence Seedorf. Dilansir dari media lokal, Sempre Inter, dia berkata:

"Maignan dan Onana adalah pemain dengan bakat bagus. Onana punya talenta, dan dia belum sepenuhnya mencapai potensinya. Saya melatihnya di Kamerun, dan jika anda tanya saya, saya akan bilang, dia pemain yang luar biasa."

Meskipun Manchester City juga membukukan banyak cleansheet, sejarah mencatat, bahwa kuda hitam dengan pertahanan bagus, bisa menjuarai kompetisi ini. Lihat saja Inter era Mourinho atau Chelsea yang menjuarai UCL 2012. Mereka punya kemampuan bertahan yang baik. Oh ya, bicara soal bertahan, maka tentu jangan lupakan penentu kemenangan Real Madrid di final musim lalu, juga adalah pertahanan kokoh mereka.

Manchester City Punya Kelemahan!

Manchester City bukan klub yang sempurna. Mereka bisa dikalahkan. Liverpool dan Manchester United telah membuktikan hal tersebut. Inter bisa berguru pada mereka untuk bisa mengalahkan The Citizens di Istanbul nanti. Jika meniru MU atau Liverpool dirasa terlalu berat, maka Inter bisa mencari resep mengalahkan City dari Soton dan Brentford.

Saat kekalahan melawan Southampton di Piala Liga, Guardiola memasang alasan bahwa timnya bisa kalah karena sedang tidak diperkuat beberapa pemain inti, termasuk De Bruyne dan Haaland. Namun analisis dari Mirror menyebut, kunci Soton bisa mengalahkan City adalah karena mereka tidak memberikan ruang buat City untuk menembak. Dalam pertandingan itu, berdasar statistik, Man City memang gagal membuat satupun shot on target.

Saat kalah melawan Brentford di Liga, Gundogan memasang alasan bahwa mereka kesulitan menembus lini bertahan Brentford yang bertahan begitu dalam. Gaya permainan andalan City salah satunya adalah mengirim umpan ke belakang barisan bek lawan. Gaya bermain itulah yang diredam anak asuh Thomas Frank dengan garis pertahanan mereka yang dalam atau low block.

Dari kedua analisis tersebut saja sudah kelihatan, apa benang merah cara mengalahkan pasukan Pep. Yaitu tidak memberikan ruang yang cukup untuk mereka. Terutama sekali pada sang monster, Erling Haaland yang kini menjadi topskor Liga Champions. Mematikan Haaland dengan tidak memberinya ruang, sudah jadi formula untuk menahan City. Tanyakan itu pada Rudiger dan Luke Shaw. Hanya saja, hal ini mudah dikatakan, tapi sulit untuk dilaksanakan. Tanyakan itu pada Dayot Upamecano.

Mematikan outlet serangan Manchester City bisa dibilang akan jadi tugas sangat berat bagi lini bertahan Inter di final nanti. Dalam hal ini, Inter punya sedikit keuntungan sebab gameplan mereka yang memakai formasi 3 bek. Format tiga bek bisa diubah jadi lima bek saat sedang bertahan. Itu bisa mengimbangi lini depan City secara jumlah. Faktanya, terakhir kali Pep sampai ke final adalah di tahun 2021, dan saat itu mereka kalah dari Chelsea yang memakai format 3 bek.

Faktor X, Lautaro Martinez

Selain Andre Onana, salah satu pemain kunci Inter lainnya adalah Lautaro Martinez. Striker berusia 25 tahun itu adalah topskor kedua di Serie A dengan 20 golnya. Menurut data Transfermarkt dia total sudah mencetak 25 gol dan 10 assist. Dia jelas pemain paling berbahaya Inter di laga final nanti.

Lautaro bisa diandalkan di laga-laga besar. Mentalnya teruji dengan baik, misal saat dia berhasil mencetak satu-satunya gol di semifinal Leg 2 kemarin. Dia juga pemain yang berhasil mengantarkan Argentina Juara Piala Dunia 2022 kemarin. Lautaro kini punya ambisi besar, untuk mengawinkan trofi Piala Dunianya dengan gelar Liga Champions bersama klubnya.

Dengan beberapa alasan di atas, Inter jelas bukan lawan yang mudah bagi Manchester City. Mereka tidak layak diremehkan. Memang, Pep Guardiola punya ambisi besar untuk meraih trofi UCL bersama City, tapi memenangkan UCL musim ini juga merupakan mimpi besar Inzaghi. Selagi mereka bisa, tentu mereka akan berusaha sungguh-sungguh.

Akhirul kalam, jika Man City yang menang di final nanti, maka biarlah demikian. Tapi jika Inter menang, elok jika ingat kembali kata-kata Eto'o ini, dengan sedikit modifikasi.

"Bagaimana mungkin kalian bisa membandingkan Jose Mourinho dengan Pep Guardiola? Yang satu berhasil memenangkan UCL bersama FC Porto, sementara yang satu, gagal meraihnya bersama Bayern Munchen dan Manchester CIty?"

Referensi

Brookes, Sam. 2023. Daily Mail. Man City's defeat at Southampton was NOT just an off-night... Cancelo is horribly out of form, they are over-reliant on Rodri and doubts remain over Grealish's role - problems have been building for Guardiola all season.  https://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-11626969/Man-Citys-defeat-Southampton-NOT-night-problems-building-season.html (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Brown, Paul. 2023. Mancity.com.  GUARDIOLA: IT'S GREAT TO BE ALIVE IN THE CHAMPIONS LEAGUE. https://www.mancity.com/news/mens/pep-guardiola-bayern-munich-home-preview-63816720#:~:text=%22My%20ambition%20is%20to%20be,in%20a%20Champions%20League%20competition. (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Flintham, Jack. 2022. Manchester Evening News. Ilkay Gundogan pinpoints why Manchester City lost to Brentford. https://www.manchestereveningnews.co.uk/sport/football/football-news/ilkay-gundogan-man-city-brentford-25505267 (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Lund, Tommy. 2023. Reuters. Inzaghi always believed that Inter would reach Champions League final. https://www.reuters.com/sports/soccer/inzaghi-always-believed-that-inter-would-reach-champions-league-final-2023-05-16/ (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Mangone, Paolo. 2023. Sempre Inter. Ex-A.C. Milan & Inter Milan Star: "Andr Onana Is Incredible & Is Yet To Show Off His Full Talent". https://sempreinter.com/2023/05/09/clarence-seedorf-inter-milan-ac-milan-champions-league-serie-a-andre-onana/ (diakses tanggal 18 Mei 2023)

O,Brien, Josh. 2023. Mirror. Pep Guardiola explains why Man City were never beating Southampton as he blasts stars. https://www.mirror.co.uk/sport/football/news/mancity-guardiola-comments-southampton-carabao-28932955 (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Weeler, Toni. 2022. Sempre Inter. Inter Coach Simone Inzaghi: "We Want To Reach Coppa Italia Final, We'll Sign A Backup To Brozovic In Summer". https://sempreinter.com/2022/04/18/inter-coach-simone-inzaghi-we-want-to-reach-coppa-italia-final-well-sign-a-backup-to-brozovic-in-summer/ (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Weeler, Toni. 2023. Sempre Inter. Argentina World Cup Star Hailed For Commanding Role In Inter Milan's Champions League Triumph Vs AC Milan. https://sempreinter.com/2023/05/17/lautaro-martinez-performance-hailed-inter-milan-ac-milan-champions-league/ (diakses tanggal 18 Mei 2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun