Mohon tunggu...
Muhammad Azhar
Muhammad Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Analis Sepak Bola Dadakan

Orang yang senang menulis tentang hal apa saja yang dianggap menarik di dunia sepak bola. Suka bercerita dengan gaya sastra, tapi tetap didukung dengan riset dan pengambilan sumber yang terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Pernah Remehkan Inter Milan di Final Liga Champions

10 Juni 2023   16:52 Diperbarui: 10 Juni 2023   16:57 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Wikimedia Commons

Tidak lain karena cleansheet yang telah mereka bukukan. Pertahanan Inter musim ini sama persis dengan peforma mereka di Serie A, tidak konsisten. Terkadang jika mereka main bagus, mereka bisa cleansheet, tapi tidak menutup fakta bahwa jika mereka sedang tidak perform, mereka akan kebobolan banyak gol. Seperti saat lawan Barca dan Benfica.

Apapun itu, Inter telah membukukan delapan cleansheet dalam Liga Champions musim ini. Credit jelas harus diberikan kepada sang kiper, Andre Onana. Bahkan penampilannya mendapatkan pujian dari Clarence Seedorf. Dilansir dari media lokal, Sempre Inter, dia berkata:

"Maignan dan Onana adalah pemain dengan bakat bagus. Onana punya talenta, dan dia belum sepenuhnya mencapai potensinya. Saya melatihnya di Kamerun, dan jika anda tanya saya, saya akan bilang, dia pemain yang luar biasa."

Meskipun Manchester City juga membukukan banyak cleansheet, sejarah mencatat, bahwa kuda hitam dengan pertahanan bagus, bisa menjuarai kompetisi ini. Lihat saja Inter era Mourinho atau Chelsea yang menjuarai UCL 2012. Mereka punya kemampuan bertahan yang baik. Oh ya, bicara soal bertahan, maka tentu jangan lupakan penentu kemenangan Real Madrid di final musim lalu, juga adalah pertahanan kokoh mereka.

Manchester City Punya Kelemahan!

Manchester City bukan klub yang sempurna. Mereka bisa dikalahkan. Liverpool dan Manchester United telah membuktikan hal tersebut. Inter bisa berguru pada mereka untuk bisa mengalahkan The Citizens di Istanbul nanti. Jika meniru MU atau Liverpool dirasa terlalu berat, maka Inter bisa mencari resep mengalahkan City dari Soton dan Brentford.

Saat kekalahan melawan Southampton di Piala Liga, Guardiola memasang alasan bahwa timnya bisa kalah karena sedang tidak diperkuat beberapa pemain inti, termasuk De Bruyne dan Haaland. Namun analisis dari Mirror menyebut, kunci Soton bisa mengalahkan City adalah karena mereka tidak memberikan ruang buat City untuk menembak. Dalam pertandingan itu, berdasar statistik, Man City memang gagal membuat satupun shot on target.

Saat kalah melawan Brentford di Liga, Gundogan memasang alasan bahwa mereka kesulitan menembus lini bertahan Brentford yang bertahan begitu dalam. Gaya permainan andalan City salah satunya adalah mengirim umpan ke belakang barisan bek lawan. Gaya bermain itulah yang diredam anak asuh Thomas Frank dengan garis pertahanan mereka yang dalam atau low block.

Dari kedua analisis tersebut saja sudah kelihatan, apa benang merah cara mengalahkan pasukan Pep. Yaitu tidak memberikan ruang yang cukup untuk mereka. Terutama sekali pada sang monster, Erling Haaland yang kini menjadi topskor Liga Champions. Mematikan Haaland dengan tidak memberinya ruang, sudah jadi formula untuk menahan City. Tanyakan itu pada Rudiger dan Luke Shaw. Hanya saja, hal ini mudah dikatakan, tapi sulit untuk dilaksanakan. Tanyakan itu pada Dayot Upamecano.

Mematikan outlet serangan Manchester City bisa dibilang akan jadi tugas sangat berat bagi lini bertahan Inter di final nanti. Dalam hal ini, Inter punya sedikit keuntungan sebab gameplan mereka yang memakai formasi 3 bek. Format tiga bek bisa diubah jadi lima bek saat sedang bertahan. Itu bisa mengimbangi lini depan City secara jumlah. Faktanya, terakhir kali Pep sampai ke final adalah di tahun 2021, dan saat itu mereka kalah dari Chelsea yang memakai format 3 bek.

Faktor X, Lautaro Martinez

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun