Mohon tunggu...
Azhar masruri
Azhar masruri Mohon Tunggu... Lainnya - Saya mahasiswa uin sunan kalijaga

Saya memiliki hobi yang sangat fleksibel tetapi saya cukup senang dengan memelihara hewan air dan mungkin saya suka sama permainan biliard, saya sekolah di mi wahid hasyim, smp al husain, sma al husain, dan sekarang di uin sunan kalijaga saya asli kelahiran jogja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dampak Cyberbulliying Terhadap Kesehatan Mental Remaja

16 Desember 2024   20:58 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:58 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak digital:

Di era digital yang berkembang pesat, interaksi sosial semakin banyak dilakukan melalui dunia maya. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform online lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Dunia maya menawarkan kemudahan dan kenyamanan, namun juga menimbulkan ancaman serius: cyberbullying. Cyberbullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan teknologi digital dengan tujuan  menyakiti atau mempermalukan seseorang. Fenomena cyberbullying tidak hanya berdampak pada individu korbannya, namun juga  kesehatan mental generasi muda secara keseluruhan.

Cyberbullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari menyebarkan rumor dan penghinaan hingga ancaman kekerasan dan pengucilan sosial. Korban  cyberbullying sering kali mengalami depresi mental, yang dapat menyebabkan penyakit mental seperti depresi, kecemasan, rendah diri, dan bahkan  pikiran untuk bunuh diri. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cyberbullying  sangat beragam, antara lain anonimitas  dunia maya, sifat interaktif media sosial, dan kurangnya pengawasan orang tua dan guru. Dampak dari perilaku ini tidak hanya meluas pada korbannya tetapi juga pada lingkungan sosialnya, mempengaruhi kinerja akademis, hubungan sosial, dan bahkan reputasi, dan sulit untuk dihapuskan.

Mengatasi fenomena ini memerlukan upaya dari berbagai pemangku kepentingan: individu, keluarga, sekolah, dan pemerintah. Menciptakan lingkungan online yang aman memerlukan peningkatan pendidikan dan regulasi  konten online. Esai ini mendekati topik ini dari dua perspektif: mikro dan makro, dan membahas dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental remaja karena kedua aspek tersebut berinteraksi.  

1. Dimensi mikro perundungan siber

Dimensi mikro merujuk pada faktor-faktor yang terjadi pada tingkat individu dan interaksi sosial berskala kecil. Pada tingkat ini, perundungan siber sering  terjadi karena beberapa alasan  terkait dengan perilaku individu pelaku dan korban. Salah satu faktor utamanya adalah anonimitas yang ditawarkan  dunia maya. Anonimitas ini membuat pelaku merasa bebas melakukan kekerasan tanpa takut akan konsekuensi langsung. Tanpa  identitas yang jelas, pelaku bebas melakukan apa pun tanpa ketahuan atau dihukum. Hal ini menyebabkan mereka terlibat dalam perilaku yang lebih  agresif. Hal ini juga menimbulkan rasa cemas dan takut pada korban karena tidak  mengetahui siapa yang menyerangnya. 

Selain itu, media sosial memainkan peran utama dalam mempromosikan cyberbullying. Fitur interaktif dan kemudahan akses ke berbagai platform memungkinkan pelaku  menyebarkan pesan kebencian dengan cepat dan jauh. Di dunia maya, perundungan dapat terjadi 24 jam sehari, tanpa batasan waktu dan tempat. Hal ini semakin memperburuk situasi bagi korban yang merasa terjebak dalam lingkungan yang penuh  tekanan psikologis.

Faktor psikologis juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kerentanan. Banyak pelaku perundungan siber melampiaskan perasaan negatif dan keluhan pribadi mereka dengan menyerang orang lain secara verbal. Di sisi lain, korban yang kurang percaya diri  atau menderita masalah psikologis lainnya seperti kecemasan atau depresi mungkin lebih rentan terhadap perundungan siber dan menderita trauma. Dampaknya bisa sangat negatif bagi kesehatan mental, menyebabkan gangguan tidur, prestasi akademis yang buruk, dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Analisis menunjukkan bahwa perundungan siber terjadi karena ketidakseimbangan kekuatan dalam interaksi sosial. Penggunaan teknologi yang memungkinkan individu  melakukan kekerasan tanpa mengidentifikasi dirinya dengan jelas menciptakan kondisi yang memperburuk situasi psikologis korban.

.2. Dimensi Makro dari Cyberbullying

Dimensi mikro melihat cyberbullying pada tingkat individu, sedangkan dimensi makro melihat cyberbullying sebagai fenomena yang lebih luas yang mencakup faktor sosial, budaya, dan peraturan. Budaya media sosial merupakan faktor makro yang memperburuk masalah ini. Dunia maya kini menjadi ruang di mana norma-norma sosial terbentuk, dan dalam banyak kasus, norma-norma yang berlaku memungkinkan terjadinya perilaku negatif seperti trolling, penghinaan, dan bahasa kasar. Banyak pengguna media sosial yang merasa  berhak mengkritik dan menyerang orang lain, dan perilaku ini seringkali ditoleransi tanpa sanksi yang jelas. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya media sosial yang membenarkan perilaku ini berkontribusi terhadap peningkatan insiden cyberbullying. 

Selain itu, kurangnya regulasi dan pengawasan oleh pihak berwenang dan penyedia layanan online juga merupakan masalah besar. Meskipun beberapa negara telah mulai mengembangkan kebijakan mengenai cyberbullying, kebijakan-kebijakan tersebut seringkali tidak  memadai. Banyak platform media sosial yang belum memiliki kebijakan yang kuat untuk mengatasi dan merespons cyberbullying, dan sering kali pemantauan terhadap perilaku online penggunanya  tidak memadai. Hal ini mempersulit upaya  mencegah atau menghentikan perundungan di dunia maya.

Globalisasi dan teknologi juga  berperan dalam memperburuk cyberbullying. Konektivitas yang lebih besar memungkinkan  kebencian dan ancaman menyebar lebih cepat dan luas ke seluruh dunia. Fenomena ini tidak terikat oleh batas geografis, sehingga peraturan yang diterapkan di suatu negara tidak dapat sepenuhnya mengimbangi dampak di tingkat internasional.

Peran pendidikan dan keluarga secara makro juga sangat penting. Banyak sekolah masih belum memiliki program pendidikan yang memadai untuk mendidik remaja tentang etika digital dan pentingnya saling menghormati di dunia maya. Demikian pula, kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan teknologi oleh anak dapat meningkatkan risiko anak menjadi korban atau pelaku cyberbullying.

3. integrasi Aspek Mikro & Makro

Mengintegrasikan aspek mikro & makro pada upaya pencegahan & penanggulangan cyberbullying sangatlah penting.Di satu sisi, faktor-faktor individu misalnya rendahnya pencerahan mengenai bahaya cyberbullying atau perkara psikologis eksklusif bisa memperburuk efek berdasarkan kenyataan ini.Namun, faktor sosial yg lebih luas, misalnya budaya media umum yg permisif, kurangnya regulasi, & pendidikan yg nir memadai, jua memainkan kiprah akbar  pada memperburuk situasi.

Untuk mengatasi cyberbullying secara efektif, dibutuhkan pendekatan yg holistik, melibatkan hegemoni pada ke 2 level tersebut.Di taraf mikro, individu perlu diberikan pemahaman mengenai bagaimana cara melindungi diri pada global maya, dan menaikkan pencerahan mengenai efek negatif berdasarkan konduite tersebut.Program pendidikan pada sekolah yg mengajarkan etika digital & bagaimana berinteraksi secara positif pada global maya sangat penting.Di taraf makro, pemerintah & platform media umum perlu bekerja sama buat memperketat regulasi, menyediakan saluran pelaporan yg aman, dan menaruh hukuman yg kentara pada pelaku cyberbullying.

Dengan mengintegrasikan ke 2 aspek ini, kita bisa membentuk lingkungan online yg lebih aman, pada mana generasi belia bisa berinteraksi menggunakan lebih positif & sehat, tanpa rasa takut atau terintimidasi.Keberhasilan pada menangani cyberbullying akan sangat bergantung dalam kerjasama antara individu, keluarga, sekolah, & pemerintah pada membentuk global maya yg lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun