Dimensi mikro melihat cyberbullying pada tingkat individu, sedangkan dimensi makro melihat cyberbullying sebagai fenomena yang lebih luas yang mencakup faktor sosial, budaya, dan peraturan. Budaya media sosial merupakan faktor makro yang memperburuk masalah ini. Dunia maya kini menjadi ruang di mana norma-norma sosial terbentuk, dan dalam banyak kasus, norma-norma yang berlaku memungkinkan terjadinya perilaku negatif seperti trolling, penghinaan, dan bahasa kasar. Banyak pengguna media sosial yang merasa  berhak mengkritik dan menyerang orang lain, dan perilaku ini seringkali ditoleransi tanpa sanksi yang jelas. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya media sosial yang membenarkan perilaku ini berkontribusi terhadap peningkatan insiden cyberbullying.Â
Selain itu, kurangnya regulasi dan pengawasan oleh pihak berwenang dan penyedia layanan online juga merupakan masalah besar. Meskipun beberapa negara telah mulai mengembangkan kebijakan mengenai cyberbullying, kebijakan-kebijakan tersebut seringkali tidak  memadai. Banyak platform media sosial yang belum memiliki kebijakan yang kuat untuk mengatasi dan merespons cyberbullying, dan sering kali pemantauan terhadap perilaku online penggunanya  tidak memadai. Hal ini mempersulit upaya  mencegah atau menghentikan perundungan di dunia maya.
Globalisasi dan teknologi juga  berperan dalam memperburuk cyberbullying. Konektivitas yang lebih besar memungkinkan  kebencian dan ancaman menyebar lebih cepat dan luas ke seluruh dunia. Fenomena ini tidak terikat oleh batas geografis, sehingga peraturan yang diterapkan di suatu negara tidak dapat sepenuhnya mengimbangi dampak di tingkat internasional.
Peran pendidikan dan keluarga secara makro juga sangat penting. Banyak sekolah masih belum memiliki program pendidikan yang memadai untuk mendidik remaja tentang etika digital dan pentingnya saling menghormati di dunia maya. Demikian pula, kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan teknologi oleh anak dapat meningkatkan risiko anak menjadi korban atau pelaku cyberbullying.
3. integrasi Aspek Mikro & Makro
Mengintegrasikan aspek mikro & makro pada upaya pencegahan & penanggulangan cyberbullying sangatlah penting.Di satu sisi, faktor-faktor individu misalnya rendahnya pencerahan mengenai bahaya cyberbullying atau perkara psikologis eksklusif bisa memperburuk efek berdasarkan kenyataan ini.Namun, faktor sosial yg lebih luas, misalnya budaya media umum yg permisif, kurangnya regulasi, & pendidikan yg nir memadai, jua memainkan kiprah akbar  pada memperburuk situasi.
Untuk mengatasi cyberbullying secara efektif, dibutuhkan pendekatan yg holistik, melibatkan hegemoni pada ke 2 level tersebut.Di taraf mikro, individu perlu diberikan pemahaman mengenai bagaimana cara melindungi diri pada global maya, dan menaikkan pencerahan mengenai efek negatif berdasarkan konduite tersebut.Program pendidikan pada sekolah yg mengajarkan etika digital & bagaimana berinteraksi secara positif pada global maya sangat penting.Di taraf makro, pemerintah & platform media umum perlu bekerja sama buat memperketat regulasi, menyediakan saluran pelaporan yg aman, dan menaruh hukuman yg kentara pada pelaku cyberbullying.
Dengan mengintegrasikan ke 2 aspek ini, kita bisa membentuk lingkungan online yg lebih aman, pada mana generasi belia bisa berinteraksi menggunakan lebih positif & sehat, tanpa rasa takut atau terintimidasi.Keberhasilan pada menangani cyberbullying akan sangat bergantung dalam kerjasama antara individu, keluarga, sekolah, & pemerintah pada membentuk global maya yg lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI