Didalam panggung depan terdapat setting dan personal front, yang selanjutnya dapat dibagi menjadi penampilan (appearence) dan gaya (manner) secara singkat adalah mengenai yang bagaimana individu merepresentasikan diri dalam lingkungan yang terkendali dari sudut pandang diri yang diinginkan, dan perihal mana individu lainnya pada pertunjukan nyata, dan tidak nyata.
Individu memerlukan suatu wadah dan atribut untuk memainkan sebuah peran. (Goffman dalam Poloma, 2003:232). Instagram adalah platform yang bagus untuk berbagi cerita, jejaring sosial memungkinkan semua orang untuk didengar terlepas dari posisi mereka, yang penting adalah koneksi internet mereka. Individu bebas mengekspresikan dirinya dalam unggahan spontan insta-story di akun sosial media pribadinya tersebut. Â Insta-story adalah panggung untuk memainkan sebuah peran yang ingin ditampilkan.Â
Dengan menggunakan Insta-story dalam fungsinya sebagai visual diary, memungkinkan Individu dalam mengunggah setiap cerita yang ingin disampaikan dalam kesehariannya di laman insta-story miliknya. hal ini berkontribusi pada kerangka identitas individu tersebut seperti minat, gaya hidup, opini, dan nilai diri. Sejalan dengan pemikiran goffman, maka Insta-story juga sebagai front-stage membentuk peran yang terkait dengan apa yang dimaksud dengan identity fluidity, yaitu sebuah proses pembentukan identitas virtual atau identitas dalam ranah jerjaring sosial, dan identitas yang terbentuk itu tidak mesti sama atau mendekati dengan identitasnya diluar dunia virtual. Â
Oleh karena itu Individu dengan tampilan di sosial media adalah individu yang memiliki dua kemungkinan, yakni bisa jadi sama atau berbeda dengan identitasnya secara nyata (back stage). Tidak hanya itu, individu tidak hanya memiliki satu identitas semata, melainkan bisa memiliki berbagai macam identitas yang beragam dengan karakteristik yang berbeda-beda dalam  kehidupan virtualnya.
Dalam aktivitasnya di panggung depan (Front stage) apa yang ditampilkan pada unggahan insta-story, Individu menginginkan individu lain tahu apa yang dirinya pedulikan dengan mengaitkan pribadinya secara visual dengannya seolah-olah itu adalah cuplikan atau cerminan diri.  Ada 3 aspek dalam membungkus atau bagaimana individu dalam melakukan peran nya di  front stage.Â
pengguna dalam Interaksi, aktivitas dan hal yang diunggah pada insta-stories, tidak terlepas memperhatikan aspek-aspek tersebut, yaitu setting (serangkaian peralatan ruang dan benda yang digunakan); appearance (penggunaan petunjuk artifaktual, misal pakaian, rencana, atribut-atribut, dll; manner (gaya bertingkah laku, misal cara berjalan duduk, berbicara, memandang, dll.)Â
Intensitas penggunaan atau hal yang diunggah pada insta-stories untuk pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidup, kesenangan, dan Refleksi  identitas yang diinginkan. salah satu kegunaan atau aktivitas yang diunggah oleh pengguna adalah menampilkan tempat atau lokasi.Â
Untuk bisa menampilkan cerita atau postingan yang menarik dalam insta-story adalah setting tempat. Bahkan sekarang ini kualifikasi suatu tempat yang menarik dikaitkan dengan label "Instagram-able".Â
Pengguna dalam Interaksi, aktivitas dan hal yang diunggah pada insta-stories ,  juga tidak terlepas memperhatikan bagaimana penampilan (appearance) individu di depan kamera, outfit atau busana yang dikenakan, serta tindakan (manners) terhadap respon individu lain  terhadap unggahan pengguna di Insta-story pribadinya. Â
Dapat disimpulkan dari seluruh aspek yang dilakukan pengguna dengan memanfaatkan  fitur insta-story  sebagai visual diary adalah media bagi muda-mudi ini untuk mencari eksistensi dan representasi diri.  Pengguna memikirkan bagaimana menciptakan gambaran diri dalam dunia virtual pada setiap hal yang di unggahnya, yang akan berdampak baik dalam kehidupan sosialnya. Atas segala hal terkait aktifitas di insta-story, terlepas dari reflek, keinginan spontan untuk mengabadikan diri dan mengunggahnya, atau rutinitas hobi memposting diri, Manfaatkan dan jadikanlah itu tujuan yang baik.
Referensi :
- Giddens, Anthony. 2009. Social Theory Today. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi : Dari Modern Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Sakti, Bulan Cahya. Much Yulianto (2018) PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Jurnal Ilmu Komunikasi : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
- https://medium.com/@azhartaufiqurahman/instastory-mengenal-penggiat-penikmat-dan-plagiat-ff5e743923a8
- https://www.pocket-lint.com/apps/news/instagram/138416-what-is-instagram-stories-and-how-does-it-work
- https://www.ukessays.com/essays/anthropology/cultural-and-societal-impacts-of-the-selfie.php