Mohon tunggu...
Azhari Qa
Azhari Qa Mohon Tunggu... -

Seorang muslim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titik Balik

11 Maret 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_105178" align="alignleft" width="175" caption="Swaramuslim"][/caption]

Life begin at forty, begitu istilah keren yang sering kita dengar ketika seseorang menginjak usia 40 tahun, hal ini dimaknai sebagai orang yang telah mapan dalam segala hal. Mengenai usia 40 tahun ini juga tercantum dalam al-Quran,

 

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (Al-Ahqaaf 15).

 

Diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Ya’la al-Mushili dari Utsman ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Seorang ‘abid muslim (‘abdu al-muslimu) apabila telah mencapai usia 40 tahun, maka Allah Ta’ala akan meringankan hisabnya. Bila telah mencapai usia 60 tahun, Allah Ta’ala akan menganugerahinya kemauan untuk kembali kepada-Nya. Bila telah mencapai 70 tahun, dia akan dicintai oleh para penghuni langit. Bila telah mencapai 80 tahun, Allah Ta’ala akan mengukuhkan kebaikan-kebaikannya dan menghapus kesalahan-kesalahannya. Dan bila telah mencapai usia 90 tahun, Allah Ta’ala akan memberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosa yang telah lalu dan kemudian. Dan Allah Ta’ala akan memberikan hak syafa’at kepadanya untuk ahli-baytnya dan akan dituliskan di langit sebagai tawanan Allah dibumi-Nya”

 

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ketika seseorang berumur 40 tahun maka akalnya telah matang dan pemahamannya sempurna. Bahkan ada yang berpendapat bahwa jika seseorang memasuki usia 40 tahun dalam keadaan baik maka baik pula dia hingga akhir hayatnya, begitu pula sebaliknya, inilah titik balik kehidupan manusia menjadi baik atau tidak.

 

Ketika memasuki usia 40 tahun kesehatan fisik mulai menurun sehingga perlu perhatian khusus, jika tidak pintar-pintar menjaga makanan maka segala macam penyakit mudah hinggap; kolesterol, asam urat, diabetes dan lain-lain. Fisik juga menunjukkan tanda-tanda penuaan, uban mulai menghiasi rambut yang tadinya hitam, mata perlu alat bantu untuk membaca, kulit mulai kendor, tingkat kesuburan menurun dan kelemahan fisik lainnya.

 

Muhammad saw di angkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, apa hikmahnya tentu ini menjadi rahasia Allah swt. Tetapi yang jelas, setelah kafir Quraisy mengetahui penunjukannya sebagai Rasul maka siksaan yang datang lebih dahsyat, sehingga dibutuhkan kekuatan iman dan ketahanan mental yang tinggi untuk menghadapinya.

 

Ketika usia 40 tahun seharusnya orientasinya lebih banyak untuk akhirat, tidak lagi disibukkan untuk mengejar segala hal yang bersifat duniawi. Hidupnya zuhud yakni tidak menjadikan dunia sebagai tujuan sehingga melenakan dirinya. Karena jika dia terus saja mengejar kenikmatan dunia maka terabaikanlah persiapan akhiratnya, sementara ketika dibangkitkan di akhirat nanti hidup dunia ini bagaikan sekejap saja.

 

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (An-Nazi'at 46).

 

Menurut Ibnu Katsir orang-orang yang dibangkitkan di akhirat nanti merasakan kehidupan dunia sangat sebentar, sehingga seolah-olah hanya selama sore atau pagi hari saja.

 

Diusahakan agar waktunya sedikit sekali yang terbuang percuma tanpa menghasilkan amal baik, mengisi waktunya untuk menambah tabungan akhiratnya karena dia tidak tahu berapa lama lagi Allah swt akan memanggil dirinya. Dengan mengisi waktunya dengan ibadah maka dia berharap ketika saatnya tiba dalam keadaan husnul khatimah, yakni mati dalam keadaan ta’at kepada Allah swt.

 

Ketika dia berbuat kesalahan sangat besar penyesalannya, cepat-cepat dia bertaubat kepada Allah swt. Dia membenci segala bentuk kemaksiaatan dan berusaha untuk menghindarinya.

 

Usia 40 tahun saat melihat hasil pendidikan anak-anak karena mereka umumnya telah dewasa (baligh). Jika ditanamkan pendidikan agama dari kecil maka insyaallah menjadi anak yang shalih/shalihah, tetapi jika dibiarkan tanpa bimbingan agama maka tentu hasilnya anak-anak yang nakal dan tidak kenal agama. Kerugian bagi dirinya, karena tidak ada yang akan mendo’akan dirinya di alam kubur dan menjadi beban baginya di akhirat kelak.

 

Walhasil, sesorang yang telah mengalami titik balik dalam kehidupannya akan menjadi orang yang bersyukur, beramal shalih, menghasilkan anak-anak shalih/shalihah, selalu bertaubat dan berserah diri kepada Allah swt (Al-Ahqaaf 15).

 

Lantas bagaimana bagi mereka yang telah melewati masa 40 tahun tetapi belum berubah juga?, bisa jadi membutuhkan usaha yang lebih besar untuk berubah karena masa titik balik kehidupannya telah terlewati. Tetapi yakinlah, pintu taubat Allah swt terbuka kapan saja dan dimana saja, sebesar apapun dosanya Allah swt akan memberikan ampunan-Nya yang seluas langit dan bumi (Al-Hadid 21).

 

Wallahua’lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun