Mohon tunggu...
Azhari Atul Aini
Azhari Atul Aini Mohon Tunggu... Editor - Penulis - Editor - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Akuntansi, Universitas Gajayana Malang serta editor di beberapa penerbit | Buku yang pernah diterbitkan : Roda Waktu (2020) serta 9 antologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Lahir Pancasila, Masihkah Pancasila Hidup Sekarang?

1 Juni 2021   07:20 Diperbarui: 1 Juni 2021   07:40 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Minggu lalu sebagaimana minggu-minggu sebelumnya di semester dua ini, saya mengikuti Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Dr. Sugeng Mulyono, MM. dan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Dr. Jamal Abdul Nasir, MM. Dari beliau berdua saya mendapat banyak sudut pandang baru mengenai bagaimana merespons kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan lebih baik.

Hari ini, tepat 76 tahun sejak Ir. Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara "Pancasila" dalam sidang BPUPKI, yang setelah melewati begitu banyak proses, jadilah Pancasila sebagaimana saat ini kita ketahui bersama; Pancasila yang termuat dalam pembukaan UUD 1945.

Saya bertanya-tanya mengenai: apa kabar Pancasila saat ini, masihkah hidup sampai sekarang?

Minggu lalu, saya cukup mengerutkan dahi ketika teman sekelas saya dari kelompok empat--yang hari Kamis minggu lalu bertugas sebagai penyaji materi--menyampaikan bahwa kelemahan Pancasila adalah terlalu ditinggi-tinggikan.

Lho, kok, bisa? Itu pertanyaan yang seketika muncul dalam benak saya ketika penyaji menyampaikan kalimat di atas. Karena menurut saya tidak ada yang meninggi-ninggikannya. Pertanyaan itu pun saya ajukan setelah pemaparan materi selesai dilakukan.

Dari kelompok empat dan diperjelas oleh Dr. Sugeng Mulyono, MM. Kurang lebih yang dimaksud dengan "Pancasila terlalu ditinggi-tinggikan" adalah terkait dengan pengimplementasiannya.

"Pancasila itu bagus, tetapi implementasinya masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan kembali. Sebagai contoh, dahulu wajib belajar hanya 9 tahun dan kini menjadi wajib belajar 12 tahun. Namun, apakah sudah merata ke semua kalangan, apakah sudah tepat sasaran, dan lain-lain. Contoh lainnya, saat ini perkembangan ekonomi meningkat pesat, tetapi tidak bisa dipungkiri kesenjangan juga masih tinggi." Kurang lebih begitulah yang disampaikan oleh Dosen Pendidikan Pancasila di kelas saya.

Dikutip dari mpr.go.id, Dewan Pakar KAHMI menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan kesenjangan tertinggi di dunia berdasarkan laporan Global Wealth Report 2020. Hal ini tentu menunjukkan masih jelasnya kesenjangan di Indonesia.

Namun, apakah dengan hal-hal itu menandakan bahwa Pancasila sudah tidak hidup? Tentu saja tidak. Justru dengan membaiknya sistem saat ini, sudah menjadi bukti bahwa nilai-nilai Pancasila masih berlaku dan diterapkan sampai saat ini. Pun sedang dalam upaya menuju lebih baik lagi.

Bahkan, fakta bahwa adanya mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan hingga di bangku perkuliahan menunjukkan upaya pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para calon penerus bangsa.

Kemudian, bagaimana peran serta kita sebagai warga negara dalam rangka menghidupkan nilai-nilai Pancasila? Dosen Pendidikan Kewarganegaraan di kelas saya--Dr. Jamal Abdul Nasir, MM.--selalu mengatakan, "Semua dikembalikan pada masing-masing individu."

Maksud dari semua dikembalikan pada masing-masing individu adalah bagaimana tiap pribadi bisa menilai dirinya terlebih dahulu sebelum menilai tindakan orang lain. Bagaimana tiap pribadi bisa melakukan hal-hal yang terbaik terlebih dahulu sebelum menuntut orang lain.

Selain itu, juga bagaimana tiap pribadi bisa melihat berbagai hal dengan sudut pandang objektif sebelum menyatakan pendapatnya mengenai sesuatu. Bagaimana tiap pribadi bisa menyaring informasi dengan baik sebelum menyebarkannya ke banyak pihak.

Saya pikir, bagaimana negara kita sudah semakin baik hari ini, dapat dilihat secara nyata. Selian itu, informasi selengkapnya bisa dicari melalui situs-situs resmi pemerintah pun situs-situs lain yang dapat dipercaya. 

Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita turut serta dalam mengusahakan pengimplementasian Pancasila, setidaknya melalui hal-hal kecil yang dimulai dari diri kita sendiri. Sehingga dengan itu, kita bisa turut serta dalam mempertahankan hidupnya nilai-nilai Pancasila.

Selamat Hari Lahir Pancasila.

Daftar pustaka

Unknown. 2021. Di Rakornas III KAHMI, Bamsoet Soroti Tingginya Kesenjangan Sosial Ekonomi Masyarakat. URL: mpr.go.id. Diakses tanggal 31 Mei 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun