Prolog
Azka adalah seorang kutu buku yang belum pernah jatuh cinta. Kehidupannya di sekolah Quart School berjalan biasa saja sampai dia bertemu secara tak sengaja dengan seorang gadis bernama Syifa di perpustakaan. Pertemuan itu akan mengubah hidup Azka selamanya. Bagaimana cara Azka mendekati gadis itu, dan bagaimana pula gadis itu mengubah hidupnya?
-------------------------------------------
Hari itu, matahari benar-benar panas memanggang bumi. Jam dinding menunjuk ke angka dua dan dua belas. Di samping jam, ada kertas besar bertuliskan jadwal pelajaran. Tertulis di paling bawah, hari ini, Senin pukul 2 siang, pelajaran ekonomi. Pelajaran terakhir untuk hari ini.
Aku terus mengamati gerak jam dinding sambil berpikir. Dengan kondisi panas begini, tak akan fokus mengikuti pelajaran. Apalagi pembawaan Bu Indah, guru ekonomi kami itu, yang kaku dan membosankan, pasti aku akan tertidur. Aku tidak mau hal itu terjadi, sebab sekolah ini mengizinkan muridnya membolos, tapi tidak mengizinkan muridnya untuk tidur dalam kelas.
Tidak aku tidak boleh tertidur di kelas. Lebih baik membolos saja.
Engkau jangan kaget kawan. Iya, di sekolah kami, Quart School, murid boleh membolos. Murid boleh tidak mengikuti pelajaran yang tidak dia sukai. Sekali lagi jangan kaget atau heran, sekolah kami adalah sebuah anomali, segala macam kebalikan dari sekolah-sekolah pada umumnya. Nantilah aku ceritakan hal itu, sekarang aku sedang berpikir keras, sebelum Bu Indah masuk kelas, beberapa menit lagi, aku harus memutuskan, mau bolos kemana?
Sayang sekali, aku tidak mendapatkan partner untuk menjalankan rencana bolosku. Wahid yang kuajak ke kantin, menolak mentah-mentah.
"Sudah habis uangku Az."
"Nanti kutraktir."