Mohon tunggu...
Cerita Sepulang Kerja
Cerita Sepulang Kerja Mohon Tunggu... Novelis - Azhar The Explanator

Cerita yang ada di sini, ditulis sepulang kerja, sebagai pelepas penat saya, dan saya berharap siapapun yang membaca cerita ini, juga bisa melepas penatnya juga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Masa Lalu Membantu Kita Jadi Lebih Baik

4 September 2023   18:19 Diperbarui: 4 September 2023   18:50 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Aaron Burden via Unsplash

Eh salah, maksudku, yang paling berharga dan mahal itu adalah waktu. Kesehatan itu berharga dan mahal, tapi sekarang orang yang berduit, para sultan itu, bisa membeli kesehatan mereka dengan lebih baik. Mereka bisa bayar biaya rumah sakit semahal apapun untuk membikin mereka sehat kembali. Tapi waktu? Waktu terus bergulir. Tidak ada yang bisa menghentikannya. 

Tidak ada yang bisa kembali ke saat yang sama. Misal kau putar rekaman ini di hari Rabu tanggal 2 Agustus jam 8.19 pagi misalnya. Rekaman ini bisa saja kau ulang di lain waktu, tapi kau tidak akan bisa mengulang tanggal 2 Agustus jam 8.19. Tidak bisa. Tidak ada orang yang bisa kembali ke masa lalu, tak peduli sekaya apapun dia.

Inilah yang ingin kukatakan. Kawan, sadari waktu kita itu cuma ada sekali saja. Setiap detik, itulah detik kehidupan kita. Tak akan terulang lagi. Ketika kita telah menyadari hal tersebut, sadarilah, setiap detik yang telah kita lewati, itu namanya masa lalu. Sudah berapa detik masa lalumu? Barangkali jutaan ya. Aku tidak menyuruhmu untuk melakukan hal sulit kawan, aku cuma ingin menunjukkan bahwa dua detik yang lalu, itu adalah masa lalumu, dan itu tidak akan terulang kembali. Apakah kamu sudah mengerti maksudku? Karena kita akan masuk ke gambaran yang lebih besar.

Oke, barangkali dari kalian ada yang sudah berkuliah di universitas ternama. Atau sedang menempuh rame-ramenya masa SMA, atau sedang di SMP atau SD, whatever-lah. Aku ingin bicara dengan para mahasiswa sajalah dulu. Yang lain bisa menyesuaikan saja. Bayangkan, ingat-ingat kembali masa SMA-mu. Ternyata itu menyenangkan ya. Kalian belum disusahkan dengan tugas yang jauh lebih seabrek saat kuliah. 

Bagi yang sekarang kerja part time demi mencukupi biaya kuliah, barangkali akan teringat bahwa dulu saat SMA belum dituntut untuk bekerja, bisa berleha-leha. Enak ya? Atau yang dulu saat di SMA bisa bolos seenaknya, ngumpet-ngumpet, sekarang susah sebab dosen teliti sekali mengabsen. Enak ya dulu pas SMA? Jauh lebih enak daripada saat kuliah. Kuliah bikin pusing saja.

Nah, kawan, aku tahu, membanding-bandingkan itu memang buruk, tapi aku harus melakukannya demi menunjukkan ini pada kalian. Kalian yang saat ini sedang kuliah, entah itu semester 2, 4, 7, 9 atau bahkan 14, sekarang bayangkan. Setiap hari masa kuliah kalian terus berlalu. Di depan sana, cepat atau lambat, kalian akan meninggalkan kampus, entah lulus diwisuda, atau drop-out. Begitu itu terjadi, masa kuliah, hanya tinggal masa lalu. Yang dihadapi di hari-hari setelah kelulusan sungguh tidak enak. Mencari kerja, tuntutan tinggi dari orang tua (berlaku bagi generasi sandwich), sampai pertanyaan horror, kapan nikah. Percayalah, kalau kalian sudah sampai di tahap ini, kalian akan menengok kembali masa lalu, dan bilang, “ah ternyata enakan zaman kuliah ya”. Loh bukannya tadi kuliah bikin pusing?

Yang ingin kukatakan kawan, dengan mengingat bahwa setiap hari yang dijalani akan menjadi masa lalu yang menjurus pada, “ah enakan pas jaman-jaman itu dulu”, maka kita akan lebih bersyukur. Nikmati setiap hari dengan baik. Tarik nafasmu kuat-kuat kawan, nikmati anugerah Tuhan sebelum token listrik di rumahmu berbunyi dan binimu marah-marah. Hari-hari ini sangat berharga.

Jadi kawan, masa lalu bukan cuma tentang hal-hal kelam. Tapi juga kenangan indah. So, jalanilah hari-harimu dengan tersenyum, sebab suatu saat nanti, saat kamu sedang mengingatnya, kamu akan membatin dalam hati. “Ah enak banget tuh jaman-jaman itu. Gak kayak sekarang.”. Bersemangatlah kawan, buat hari ini menjadi menyenangkan, agar kelak, kamu bisa mengenang hari-hari ini, masa lalumu, menjadi menyenangkan. Dan beginilah cara masa lalu, membantu kita untuk hidup lebih baik.

Well, jadi bagaimana kawan, dapatkah kamu menerima insight yang kubagi hari ini? Semoga bermanfaat ya, perbincangan kita dan apa yang kubagi hari ini. Sekian dariku, dan aku pamit undur.....

Hei, hei sebentar. Perbincangan ini jadi menjurus pada ketakutan akan masa depan yang jauh lebih sulit dari masa sekarang. Adakah dari kawan yang sudah berpikir demikian? Jangan khawatir. Karena aku, selain belajar untuk mencinta masa lalu, dan menikmati masa sekarang, aku juga belajar untuk tidak merisaukan masa depan. Nanti kubagi ceritanya denganmu kawan. 

Untuk sementara, cukup kamu ingat kalimat ini. “Apa hakku mencampuri masa depan, sebab tidak ada jaminan aku masih bisa melihat matahari lagi esok hari”. Baik, sekian dariku, Ini aku Azhar, dan untukmu, semoga kebahagiaan senantiasa menyertaimu. Salam kebahagiaan dariku, kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun