Dalam panasnya isu Pilgub DKI, tetap saja terjadi peristiwa yang lucu-lucu. Ya, gimana gak lucu, survei pemilih kok disandingkan dengan pooling facebook? Setelah kejomplang di banyak survei, keluarlah polling Facebook Lead yang memenangkan Ahok-Djarot. Hello?
Gak usah jauh-jauh menelisiknya. Dari basis datanya saja deh. Intrans menyebut basisnya pengguna facebook yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. Trus Direktur Intrans Andi Saiful Haq menyebut bahwa hasil pollingnya ini mewakili 12-15 juta pengguna Facebook di DKI Jakarta [1]
Kelihatan kan? Dari basis datanya saja masih tidak valid. Antara 12-15 juta pengguna Facebook di DKI Jakarta . Ada ketidak akuratan sebesar 3 juta pengguna akun facebook di sana. Itukah yang mau diklaim? Hallo?
Lagipula pengguna facebook sampai 12-15 juta di DKI itu sebenarnya amazing. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sampai akhir 2014, pengguna internet di DKI Jakarta itu 5,6 juta orang [2] Masak sih dalam tempo kurang dari dua tahun naik hampir 3 x lipat?
Lagipula, jumlah penduduk jakarta saat ini masih 10 juta-an orang. [3] Lha kok bisa, penduduknya cuma 10 juta-an orang (termasuk bayi dan balita yg enggak mungkin bikin akun facebook), tetapi ada12-15 juta pengguna Facebook di DKI Jakarta ?
Bagaimana ceritanya ini Pak Mukidi?
Artinya, besar kemungkinan yang ikut pooling Intrans itu bukan cuma warga Jakarta, tapi orang2 yang tinggal di Botabek tetapi sehari-hari beraktivitas di DKI Jakarta. Kan sering tuh, akun-akun facebook pakai domisili Jakarta, padahal tinggalnya di Botabek.
Yang paling parah ya, kalau yang diikutkan pooling ini adalah akun-akun palsu, baik dari sisi keberadaannya maupun domisilinya.
Jadi, logika pikirnya, basis data yang tidak tepat akan menghasilkan hasil yang tidak tepat. Ya, iyalah, ada ketidakjelasan jumlah populasi sampai 3 juta akun gitu loh.
Kalau mau dibandingkan aple to aple dengan hasil survei Pilkada DKI Jakarta dari lembaga2 survei itu ya jelas gak bisa. Makanya Instrans ngaku kalau hasil pollingnya gak bisa merepresnetasikan seluruh pemilih di DKI Jakarta.
Ya, ialah. Pemilih Pilkada DKI Jakarta tidak sama dengan pengguna facebook di DKI Jakarta. Jauh amir bedanya. Jauh amir bedanya.
Paling gampangnya gini. Jumlah pemilih Pilkada DKI Jakarta itu 7.439.149 orang. Sementara basis polling Intans di Facebook itu, balik lagi berkisar 12-15 juta pengguna facebook. Beda basis datanya hampir 5 jutaan.
Maka wajar saja kalau Usman Hamid, Co Founder Change.org jadi skeptis dengan polling Intrans. “Maka kehadiran polling seperti Intrans tidak bisa dikatakan mewakili suara pemilih DKI Jakarta, saya masih percaya pada survey yang dilakukan secara kuantitatif oleh lembaga survey,” katanya. [4]
Jika pemilih DKI Jakarta ≠ pengguna facebook di DKI Jakarta, lantas ngapain juga polling Facebook Lead ini diangkat? Bukannya hasilnya tidak bisa merepresentasikan pemilih DKI Jakarta. Apa maksudnya? Tentu saja buat menggiring opini publik!
Ngomong-ngomong soal giring opini ini, yuk kita telisik siapa sebenarnya Andi Saiful Haq, direktur Instrans ini. Ternyata dia adalah caleg DPR dari Hanura Dapil 2 DKI Jakarta pada pileg 2014. [5] Dan bukankah kita tahu sekarang ini Hanura dukung siapa dalam pilgub DKI Jakarta.
Referensi :
[1] http://www.antaranews.com/berita/603366/ahok-djarot-unggul-di-polling-facebook-lead-intrans
[2] https://apjii.or.id/downfile/file/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONESIA2014.pdf
[4] http://jakarta.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Provinsi-DKI-Jakarta-2015.pdf
[6] http://www.rmol.co/read/2014/03/25/148619/Galang-Dana-untuk-Kampanye,-Andi-Terharu-Sambutan-Publik-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H