Mohon tunggu...
Dr. M. Azhar Alwahid
Dr. M. Azhar Alwahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Universitas Ibn Khaldun Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Bisu dan Kejenuhan Intelektual

23 Mei 2019   19:26 Diperbarui: 17 September 2021   09:00 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore sepulang dari sekolah tempat mengajar, saya menemui sahabat sekaligus guru yang selama ini banyak memberikan motivasi untuk terus menulis. Beliau adalah kandidat Doktor penerima beasiswa di Glass Go University UKE dan juga teman dosen di UIKA Bogor. Kami  bertemu selepas sholat asar di Apartemen tempatnya tinggal, kemudian menuju Masjid Alhuriyah IPB dan langsung menuju Perpustakaan. Sekitar sepuluh menit kami membuka laptop, tapi suasana di dalam perpustakaan sore itu agak sedikit panas.

Ternyata Ac di ruangan itu mati total. Dalam suasana panas tak satupun insfirasi keluar dari otak kami yang sudah seharian di forsil di tempat kerja, masuk dari satu kelas ke kelas yang lain hanya untuk memotivasi siswa. Apalagi teman kami sejak subuh sudah duduk di depan komputer megirim tiga tulisan di kolom hikmah dan opini, dengan harapan esok hari akan terbit kembali. Yah itulah seorang penulis yang sangat produktif sudah hampir seribu tulisannya di muat di koran Nasional. Sesuai dengan  namanya " bahagia terpancar dari wajahnya". Dari seribuan hasil karyanya tak satupun terdapat judul dan isi yang sama. Seorang editor koran sampai berkata : " saya sampai bingung pak bahagia dapat insfirasi dari mana setiap hari ada saja tulisannya yang baru". .dalam hati saya berkata : saya tidak salah memilih guru.

 Selang beberapa menit  duduk di perpustakaan, kami memutuskan untuk pindah mencari tempat yang cocok untuk berdiskusi. Yah danau di samping gedung Pasca Sarjana IPB memang cocok untuk mencari inspirasi, apalagi sore itu cuaca agak sedikit mendung. Suara nyamuk mengiang di telinga kami sambil sesekali saya menepukan tangan ke tangan dan kaki yang tak tertutup kaos kaki. Wah banyak nyamuk pak, seruku, gak apa-apa nanti juga mereka pergi, nah dengar itu ada suara monyet di pohon biasanya nyamuk lebih suka monyet atau musang daripada manusia. Benar juga kata pak Bahagia beberapa menit kemudian nyamuk-nyamuk tersebut pergi meninggalkan kami yang sejak tadi memegang kertas untuk di tulis jika lintasan ide datang. Benar juga setelah melihat pohon yang hijau danau yang jernih dan sayup-sayup suara burung bernyanyi dan bergelayutan di dahan ide-ide itu mulai berdatangan. Oke kita lanjutkan diskusi kita kata pak bahagia sambil menepuk kakinya yang digigit rajanya nyamuk. Wah besar kali nyamuknya,  prajuritnya kabur berani-beraninya nih raja nyamuk menggigit orang batak yang habis makan petei siang tadi.

Sekarang kita melanjutkan dampak negatif penggunaan teknologi digital setelah lima belas kelemahan tadi telah kita inventarisir, bisa tidak kalau teknologi digital melahirkan guru bisu. Lalu saya bertanya maksudnya guru bisu itu apa pak, beliau menjelaskan maksudnya begini kalau guru sudah membiarkan siswanya mencari sumber belajar melalui teknologi digital berarti mengurangi peran guru sebagai sumber ilmu pengetahuan. Coba kita buat pertanyaan kepada guru, siswa dan orang tua, kalau ada permasalahan mereka pertama kali bertanya kepada siapa?

Menurut pengamatan saya pasti mereka bertanya kepada mbah google kan. Dengan peran guru di gantikan oleh Mbah google dengan sendirinya dapat menurunkan wibawa guru dan orang tua di hadapan siswa atau anak. Seorang siswa akan berpikiran kalau ada permasalahan baik yang menyangkut pelajaran maupun hal lain mereka lebih suka bertanya langsung ke mbah google karena mereka yakin gurunya sendiri akan merujuk pada mbah google juga.

Dengan demikian guru tidak lagi menjadi sumber ilmu yang diangap mumpuni oleh siswa. Jika semua guru hanya menerapkan pembelajaran berbasis teknologi digital dalam memanfaat kan internet tanpa berupaya lebih belajar dari sumber lain selain internet maka apa yang dijelaskan oleh guru akan mudah di tebak oleh siswa karena referensinya sama. Jikalau guru tidak mau menambah ilmu pengetahuan terus menerus dan mengajarkan bagaimana berselancar diinternet yang sehat , tidak mau mengajarkan cara bagaimana menghindarkan dari plagiarisme maka siswa akan menjadi konsumen plagiarisme dan hoak terbesar dinegeri ini. Akibatnya akan timbul kejenuhan intelektual, di mana siswa makin malas belajar karena kelelahan fisik dan psikis akibat terdampak teknologi yang tidak terkontrol.

Oleh sebab itu mari sama-sama kita tingkatkan peran kita sebagai seorang guru sebagai penjaga moral, kita tunjukan pada siswa kita bahwa teknologi itu penting tetapi menjaga hubungan yang baik dengan orang tua, guru, dan teman-teman itu lebih penting. Arahkan mereka untuk mengambil referensi yang baik dari internet dengan menunjukan situs-situs yang sesuai dan memiliki kredibilitas yang tinggi, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Selain itu ajarkan mereka untuk berlangganan PNRI (Perpustakan Nasional republik Indonesia), ajarkan mereka membuka pro quest, websco dan situs-situs perpustakaan Internasional lainya yang berisi hasil riset-riset terbaru dari jurnal internasional. Ajarkan mereka untuk menuliskan sumber melalui foot note atau daftar pustaka disetiap makalah yang mereka buat. Sebagai seorang guru yang baik, seharusnya mau mengajak mereka untuk merenung dan bermuhasabah tentang kehidupan ini melalui menghadirkan pengalaman kita sebagai seorang guru, ajak mereka untuk banyak bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya.

Arahkan mereka ke arah cita-cita yang mereka inginkan berdasarkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Sekali lagi jangan menjadi guru bisu yang perannya sebagai pengajar sekaligus pendidik di gantikan oleh teknologi kekinian. Setelah genap 18 quisioner kelebihan dan kekurangan Penggunaan teknologi dalam Pembalajaran, kami memasukan coretan kertas yang berisi quisioner dan bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib. Hasil diskusi tersebut  kini manjadi salah satu kuisioner yang menjadi pelengkap Disertasi yang sedang saya selesaikan wassalam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun