Mohon tunggu...
Saikhunal Azhar
Saikhunal Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis akan mati, tapi karyanya akan tetap abadi. karena itu menulislah untuk kebahagiaanmu di akhirat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Literasi dan Isyarat Perintah dari Langit

21 April 2016   23:54 Diperbarui: 22 April 2016   00:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dalam perkembangan budaya manusia dan kemajuan zaman yang semakin melompat jauh ke depan literasi dalam pengertian yang sempit itu tentu sudah sangat tertinggal. Karena budaya manusia saat ini sudah berbicara digitalisasi, komputerisasi dan teknologi informasi. Pada masa ini penguasaan informasi menjadi sangat penting untuk tidak hanya sekadar bertahan hidup, namun juga menciptakan kehidupan baru yang lebih baik. Dalam dunia yang semakin sempit ini, hal yang diperebutkan para pebisnis bukan lagi minyak atau material yang bernilai tinggi namun yang lebih penting adalah mereka mampu menguasai informasi dengan cepat. Oleh karenanya literasi yang dikembangkan dewasa ini adalah literasi informasi. Istilah “information literacy” pertama kali dikemukakan oleh Paul Zurkowski yang mengatakan orang yang literat informasi adalah orang-orang yang terlatih dalam aplikasi sumberdaya dalam pekerjaannya (Behrens,1994). Sejumlah Negara saat ini sedang fokus bagaimana melaksanakan agenda literasi informasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik di negaranya. Inti dari literasi informasi ini adalah mengajarkan bagaimana seseorang memiliki kesadaran bahwa dirinya membutuhkan informasi yang diperlukan untuk menunjang segala kebutuhan hidupnya. Kemudian ia memiliki kemampuan untuk mencari informasi yang dibutuhkan tersebut. Dan tahap terakhir yaitu bagaimana seseorang tersebut bisa menggunakan atau memanfaatkan informasi yang sudah didapat dalam melancarkan kebutuhan hidupnya. Dalam proses ini tentu terjadi pergulatan antara membaca informasi yang ada, kemudian berpikir apakah informasi tersebut benar atau salah kemudian meneruskan atau mencatat informasi tersebut sekadar untuk dokumentasi pribadi atau untuk keperluan yang lebih besar. Semua ini merupakan sebuah proses yang tidak dipisahkan satu sama lain, saling terkait. Semua bahasan tentang literasi ini pada akhirnya bermuara pada sebuah kegiatan yang bernama belajar, dan alatnya bernama membaca, berpikir dan menulis. Jadi, membaca, berpikir dan menulis hakikatnya adalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar yaitu mengetahui rahasia Tuhan yang lebih besar tersembunyi di balik ayat-ayat kehidupan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun