[caption caption="Ilustrasi: Shutterstock"][/caption]Sudah kesekian kali saya menyampaikan bahwa kegiatan menulis tidak dapat dilepaskan dari kegiatan membaca. Keduanya memang sudah menjadi jodoh ideal yang tak terpisahkan. Oleh karenanya seorang penulis yang baik sudah seharusnya menjadi pembaca yang baik. Nah, bagaimana supaya menjadi pembaca yang baik?. Ya tentu saja harus mengetahui tekniknya. Meskipun sebenarnya bisa dilakukan secara asal. Namun mengetahui tekniknya, tentu akan lebih baik.
Ya itulah ilmu yang terus berkembang sepanjang sejarah kehidupan manusia. Tuhan pun sebenarnya telah mengabarkan kepada manusia, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini ada ilmunya jika manusia mau berpikir. Bahkan karena luasnya ilmu yang dimiliki Tuhan, manusia tidak sanggup kalau diberikan semuanya. Ibarat ilmu Tuhan itu lautan lepas, manusia hanya diberikan setitik saja. Bisa dibayangkan betapa banyak hal yang tidak diketahui manusia. Kodrat alami inilah yang menjadi alasan manusia tidak pantas untuk sombong.
Teknik membaca sebenarnya pada saat ini telah banyak dipelajari orang. Karena hal ini merupakan bagian dari disiplin ilmu komunikasi yang sudah dipelajari di perguruan tinggi. Sekalipun demikian, saya merasa perlu menyampaikannya pada tulisan ini. Paling tidak akan memperkaya pengetahuan kita bersama. Karena seperti saya sampaikan di atas, bahwa teknik membaca yang efektif akan menjadi modal awal dalam mengikat makna, yang tidak lain adalah menulis itu sendiri.
Sahabat, Anda pasti sudah bisa menangkap makna yang ingin saya sampaikan dengan membaca efektif. Ditinjau secara bahasa, kata efektif berarti memberikan efek, dampak atau hasil (sumber: KBBI-daring). Dengan demikian membaca efektif kurang lebih maknanya adalah kegiatan membaca yang memberikan hasil. Hasil apa? Ya tentu saja hasil dari membaca tersebut, yaitu paham maksud bacaan yang dibacanya. Atau bisa menangkap makna yang disampaikan bacaan tersebut.
Sebelum membaca, langkah awal yang perlu dilakukan oleh pembaca adalah menentukan tujuannya. Untuk  apakah  Anda membaca?. Apakah untuk referensi ilmiah, untuk referensi menulis  artikel atau buku populer atau sekadar untuk memperkaya pengetahuan saja. Ini semua sangat berdampak pada pemilihan bahan bacaan yang harus Anda baca. Setelah tujuan membaca Anda tentukan, baru kemudian memilih bahan bacaan yang sesuai dengan tujuan Anda tersebut. Apakah bahan bacaan itu berupa buku, majalah, jurnal, artikel atau karya tulis yang lain, semua akan sangat tergantung dengan tujuan tersebut. Termasuk juga genre bacaan, apakah itu berupa fiksi atau non fiksi, sampai dengan tema bacaan yang diharapkan bisa memenuhi tujuan dalam membaca.
Sejauh ini para ahli membaca telah mengembangkan setidaknya tiga teknik membaca. Yang dimaksud dalam hal ini adalah membaca buku untuk kepentingan studi atau buku-buku ilmiah. Akan tetapi teknik ini pada kenyataannya tidak hanya terbatas untuk membaca buku ilmiah, namun juga bacaan yang lain. Sebagaimana disampaikan Dr.Nurhadi,M.Pd dalam bukunya: Strategi Meningkatkan Daya Baca (Bumi Aksara, 2016), ketiga teknik itu meliputi SQ3R, PQRS, PQ3R.
Pertama, SQ3R merupakan singkatan dari S: Survey, Q: Question, R: Read, R: Recite dan R: Review. Yang dimaksud dengan survey adalah melihat secara umum bahan bacaan yang akan dibaca, baik buku maupun bacaan lainnya. Atau kalau saya boleh berpendapat adalah semacam pengenalan bahan bacaan. Kalau bacaan itu berupa buku, paling tidak kita mengetahui judul bukunya, penulisnya, penerbit, tahun terbit dan sebaginya. Intinya adalah informasi awal tentang bahan bacaan yang akan kita baca.
Setelah mengetahui semua informasi tersebut, langkah selanjutnya adalah pembaca diharapkan mampu mengajukan sejumlah pertanyaan tentang buku yang akan dibaca. Menurut saya ini semacam dugaan sementara tentang informasi apa saja yang ada dalam buku tersebut. Nah, baru kemudian kita memasuki tahap membaca. Karena sebelumnya kita telah memiliki sejumlah pertanyaan, harapannya dalam membaca ini kita langsung bisa fokus untuk menemukan berbagai jawaban atas pertanyaan yang kita bangun di awal.Â
Sangat mungkin pertanyaan yang kita ajukan keliru. Karena seperti yang sering saya alami, penampilan luar buku yang begitu indah baik dilihat dari judul maupun desain covernya, seringkali tidak diimbangi kualitas isi yang bagus pula. Beberapa kali saya mendapati judul buku yang bombastis, namun setelah dibuka ternyata isinya tidak sebombastis judulnya.Â
Membaca di sini adalah membaca detail seluruh isi buku. Namun tentu yang paling ditekankan untuk dipahami adalah ide pokok atau makna yang tersembunyi dibalik kalimat yang dibuat penulis. Setelah membaca secara utuh isi bacaan, langkah berikutnya adalah mengulang kembali namun terbatas pada makna yang telah kita temukan pada setiap sub bab. Maksudnya tidak lain adalah supaya kita mengingat kembali makna apa yang telah kita tangkap pada setiap sub bab yang telah dibaca.
Langkah paling akhir adalah me-review. Menelaah keseluruhan isi buku yang telah kita baca tadi. Dengan menelaah kembali secara keseluruhan, diharapkan pembaca akan mudah mengingat hasil yang telah didapat dari membaca tersebut.
Kedua, PQRST adalah singkatan dari P: Preview, Q: Question, R: Read, S: Summarize dan T: Test. Secara umum hampir sama dengan teknik sebelumnya. Yang membedakan dalam teknik membaca model ini adalah pada Summarize dan Test. Secara berurutan dapat disampaikan, Preview sama pengertiannya dengan Survey. Yaitu melakukan analisa secara umum mengenai anatomi bahan bacaan seperti yang dilakukan pada teknik pertama.Â
Kemudian Read, membaca secara detail dan utuh untuk menemukan makna apa saja yang ingin disampaikan penulisnya. Dilanjutkan dengan membuat ringkasan atas bagian-bagian yang kita anggap penting pada setiap sub bab. Langkah ini sama persis konsep mengikat makna yang digagas Hernowo sebagaimana telah saya bahas pada tulisan sebelumnya. Kemudian langkah yang terakhir adalah melakukan test. Maksudnya adalah menguji diri sendiri apakah makna yang ada dalam bacaan benar-benar sudah kita tangkap dengan baik. Bentuk test ini sangat fleksibel, sesuai dengan keinginan pembaca. Bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang kemudian  dijawab sendiri, atau barangkali diuji dengan membuat catatan-catatan kecil berisi point-point utama bacaan tersebut.
Ketiga, PQ3R adalah singkatan dari P: Preview, Q: Question, R: Read, R:Recite dan R: Review. Teknik ini malah sama persis dengan teknik pertama, SQ3R. Yang membedakan hanyalah pada huruf pertama P: Preview, yang maksudnya sama dengan survey pada teknik SQ3R.
Selain menguasai teknik membaca, menurut saya penting juga untuk disampaikan disini tentang keterampilan membaca. Karena hal ini juga merupakan modal yang sangat penting. Dalam hal ini Nurhadi menyampaikan, keterampilan membaca setidaknya meliputi keterampilan membaca literer, keterampilan membaca kritis dan keterampilan membaca kreatif.
Keterampilan literer adalah kemampuan pembaca untuk mengenali kata, tanda baca, makna dari kata tersebut, frasa dan makna kalimat. Sedangkan keterampilan membaca kritis meliputi kemampuan untuk menemukan ide pokok atau gagasan utama dalam bacaan secara tersirat. Kemudian kemampuan untuk menemukan tema dan membuat kesimpulan.Â
Selain itu yang termasuk dalam keterampilan ini adalah kemampuan menganalisis fakta, membedakan fakta dan opini penulis, bisa membedakan unsur realitas dan fantasi dan bisa menemukan unsur-unsur propaganda. Mampu menganalisis latar belakang tujuan penulis dan mampu menelaah kebenaran isi bacaan.
Sementara yang termasuk dalam keterampilan membaca kritis menurut Nurhadi adalah kemampuan pembaca untuk membuat membuat ringkasan, menyusun resensi, mengaplikasikan makna yang terdapat dalam bacaan serta mampu membuat esai balikan atau  counter opinion.
Dengan bekal ini semua setidaknya kita akan menjadi pembaca yang cerdas. Â Sehingga aktivitas membaca yang sudah kita lakukan dengan susah payah bisa terbayar dengan mendapatkan tambahan pengetahuan atau informasi dari orang lain. Meskipun dalam praktiknya, teknik membaca yang sangat kental dengan aroma teoritis ini biasanya tidak diaplikasikan sepenuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H