Mohon tunggu...
Saikhunal Azhar
Saikhunal Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis akan mati, tapi karyanya akan tetap abadi. karena itu menulislah untuk kebahagiaanmu di akhirat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengembangan UMKM di Era Transformasi Teknologi Komunikasi

21 September 2014   23:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Keberadaan usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia, atau lazim disebut dengan UMKM, sepertinya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari nafas ekonomi masyarakat secara umum. Bahkan sektor ini telah lolos uji krisis ekonomi terdahsyat yang melanda Indonesia pada penghujung rezim orde baru, yakni krisis ekonomi 1998. Hampir semua sektor perekonomian di tanah air terpuruk. Namun sektor UMKM tetap kokoh berdiri, meskipun jalannya terseok-seok.

UMKM dilihat dari wujudnya, merupakan usaha skala kecil yang dijalankan oleh masyarakat dengan kemampuan modal yang sangat terbatas, bahkan cenderung kurang. Tata kelola UMKM, mulai dari proses produksi, manajemen perusahaan dan pasca produksi dijalankan secara tradisional dan sederhana. Sebagian besar para pelaku di sektor ini praktis hanya mengandalkan keuletan dan kerja keras. Di luar itu, seperti sentuhan teknologi maupun inovasi belum banyak diadopsi. Hanya beberapa diantaranya yang sudah memanfaatkannya secara terbatas. Dengan kondisi apa adanya tersebut, sektor UMKM rata-rata hanya mampu jalan di tempat atau dengan Istilah lain hanya mampu bertahan hidup.

Begitulah potret riil keberadaan sektor UMKM di tanah air saat ini. Khususnya di beberapa daerah yang telah penulis amati baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti sentra kerajinan tenun troso kecamatan Pecangaan, sentra industri makanan dan roti desa Bugo kecamatan Welahan, sentra kopi desa Tempur kecamatan Keling, sentra kerajinan monel dan konveksi di desa Kriyan dan desa Manyar Gading kecamatan Kalinyamatan, semuanya berada di wilayah Kabupaten Jepara Jawa Tengah.

Di luar itu, terdapat jutaan UMKM yang tersebar di berbagai pelosok tanah air. Menurut data yang dipaparkan I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UMKM Kementerian Koperasi, dalam seminar tentang Peluang dan Tantangan UMKM Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, sebagaimana dilansir ukm-indonesia.net (13 september 2013) sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto 59,08 persen.Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang. Namun, dengan segala peran strategis itu, baru 20 persen dari total UMKM yang sudah terakses kredit bank.

Hal tersebut tentunya merupakan potensi sekaligus peluang yang sangat strategis untuk membangun perekonomian Indonesia yang mandiri dan berdaulat. Akan tetapi sebaliknya akan menjadi ancaman serius kalau tidak memiliki daya saing yang unggul. Apalagi dalam menghadapi percaturan perdagangan bebas regional maupun dunia. Seperti diketahui bahwa keterlibatan Indonesia dalam dinamika global sepertinya tidak dapat dipungkiri lagi. Setelah sempat tergabung dalam ACFTA, dipastikan tahun 2015 mendatang Indonesia kembali menjadi bagian dari perdagangan bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Keadaan tersebut menuntut bagi segenap pelaku UMKM untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan daya saing masing-masing. Karena produk dari UMKM tanah air akan berhadapan dengan produk asing secara langsung.

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi

“Perang” ekonomi terbuka menjadi benar-benar nyata ketika kran perdagangan bebas telah dibuka. Oleh karenanya harus disiapkan strategi agar UMKM tanah air tidak menjadi pecundang di negeri sendiri. Berbagai upaya harus dilakukan, mulai dari peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas produksi dan peningkatan akses permodalan. Selain itu yang juga tidak kalah penting adalah pengembangan jaringan dan pemasaran hasil.

Di era teknologi komunikasi dewasa ini, semua langkah tersebut rupanya tidak dapat dilepaskan dari pemanfaat teknologi komunikasi itu sendiri. Apalagi ditunjang dengan perkembangan teknologi gadget yang pesat pula. Peran teknologi komunikasi saat ini dipastikan memiliki posisi yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing UMKM.

Di tengah perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat tersebut, perangkat teknologi komunikasi tidak hanya memberikan layanan komunikasi semata. Lebih jauh dari itu, teknologi komunikasi kini telah mengalami transformasi. Dimana Teknologi komunikasi tidak sebatas digunakan untuk bertelepon saja, namun telah merambah pada layanan internet mobile. Didukung dengan kontain dan aplikasi khusus yang sangat membantu pengguna khususnya pelaku UMKM.

Satu contoh misalnya, membangun jaringan pasar melalui media sosial. Dalam hitungan menit, pelaku UMKM bisa memperkenalkan produknya kepada ratusan orang. Cukup dikendalikan dengan perangkat komunikasi smartphone. Dengan pemanfaatan teknologi ini, membangun jaringan pasar ibarat semudah memencet tombol keypad.

Demikian juga dengan kebutuhan yang lain seperti browsing informasi seputar UMKM misalnya, dengan teknologi ini tentunya sangat membantu. Dengan terus memperkaya informasi pada gilirannya dapat meningkatkan pengetahuan dan secara otomatis secara bersamaan akan meningkatkan kapasitas SDM itu sendiri. Dalam konteks perdagangan bebas, perangkat teknologi komunikasi diperlukan antara lain untuk memonitor produk-produk asing yang masuk ke Indonesia.

Dari sisi provider, hal ini tentunya akan menjadi masukan yang sangat berarti. Bagaimana mereka berlomba-lomba untuk menyediakan jaringan yang bagus, kuat dan luas menjangkau pelaku UMKM di seluruh tanah air. Selain itu, bagaimana mereka berlomba menciptakan aplikasi yang dibutuhkan para pengguna khususnya pelaku UMKM tersebut. Dengan jumlah pelaku UMKM yang mencapai jutaan jumlahnya tersebut, hal ini akan menjadi pasar potensial bagi provider tentunya. Dengan demikian akan terjadi hubungan mutualisme antara perusahaan provider dan para pelaku UMKM.

Berawal dari sini, paling tidak ada setitik harapan bahwa UMKM Indonesia akan mampu bersaing di era perdagangan global. Berawal dari sini pula kita berharap UMKM Indonesia dapat turut memperbaiki perekonomian bangsa. Sehingga Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun