Tanggal 18 September 1948 sedang meletusnya pemberontakan PKI di Madiun. Kolonel Gatot Subroto ditugaskan kembali untuk memberantas pemberontakan tersebut. Permasalahan kali ini menjadi lebih sulit dituntaskan karena yang dilawan bukanlah bangsa luar yang terlihat perbedaanya melainkan bangsa sendiri yang entah orang tersebut kawan atau lawan.
“Anda ditugaskan untuk menumpas pemberontakan yang sedang berlangsung di Madiun” ucap salah satu utusan kepada Gatot. “Atas usulan siapa tugas tersebut?” tanya Gatot dengan tegas. “Atas Usulan Panglima Corps Polisi Militer yang telah melaksanakan rapat di MBAP Pak!” jawabnya dengan sigap. “Baiklah Informasi diterima!” jawab kembali Gatot dengan tangkas.
Selanjutnya Kolonel Gatot mengadakan rundingan untuk mengatur strategi penumpasan pemberontakan PKI. Dengan sigap Kolonel Gatot mengerahkan komando penyerbuan di Madiun. Dibantu dengan Nasution penumpasan ini seperti kucing mencari tikus yang terus kabur dan bersembunyi. Musso yang menjadi dalang pemberontakan itu ditembak mati ditempat karena tetap berusaha melawan.
Gatot memiliki sifat yang khas, meskipun dirinya tegas terhadap bawahannya, ia juga mudah didekati oleh bawahannya. Penyampaian yang meksipun tegas tetapi memiliki sifat kehumorisan yang membuat dirinya dekat dengan anak buahnya dan juga rakyat. Pengambilan keputusan yang cepat akan tetapi penuh dengan perhitungan dan juga perkiraan yang diambil pun sesuai dengan apa yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H