Mohon tunggu...
Azfa Muzayyin XII_MIPA_2
Azfa Muzayyin XII_MIPA_2 Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang mencoba menjadi artist yang professional walaupun gambarannya aneh-aneh

Nama Saya Adalah Azfa Muzayyin Ramdhan. Bersekolah di SMAN 1 Padalarang berumur 18 tahun, sedang menyukai bidang seni yaitu seni menggambar. Ntah apakah tulisan saya menarik itu pilihan anda, yang pastinya saya menulis karena 2 hal, 1 yaitu hal pertama adalah karena tugas yang diberikan (Novel Sejarah) harus di upload dalam situs ini maka saya membuat akunnya. hal kedua mungkin akun ini ntah akan terus berlanjut saya gunakan atau tidak.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tangisan Hati Melihat Negri

21 November 2021   14:53 Diperbarui: 21 November 2021   15:03 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 tahun berlalu, selama penugasan, Gatot selalu membantu rakyat-rakyat miskin. Meskipun para perwira jepang mengancam perlakuannya itu, ia tetap lakukan hal tersebut. Dirinya pun akrab dengan bawahan-bawahannya, jika ditindas oleh orang-orang jepang, dirinya selalu membela bawahannya dan membantunya.  Perwira jepang itu mungkin sudah merasa bosan tak ancam Gatot lagi karena memang tak ada pengaruhnya bagi Gatot.

Simpang siur terdengar kabar yang menggemparkan. Entah berita tersebut relevan atau tidak yang mungkin menjadi suatu harapan agar ikatan yang membelenggu dapat lepas dari negeri ini. Namun mereka bertindak seperti biasa, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Terlihat ada sesuatu yang mereka sembunyikan agar kami terus berada dalam keterpurukan.

“Keadaan kita sudah semakin terpuruk, Nagasaki dan Hiroshima sudah terjadi pengeboman disana, haruskah kita memberi tahu kepada pribumi tentang kekalahan kita?” tanya salah satu perwira dalam perundingan mereka. “Jangan beri tahu mereka! Meskipun kita sudah sangat dalam kekalahan, jangan biarkan mereka tahu, tetap peras kepunyaan mereka, sangkal semua berita tentang kekalahan kita.” Jawab kepala kepolisian jepang dengan membentak. Namun hal ini didengar oleh salah satu prajurit indonesia yang berada dekat dalam perundingan tersebut. Setelah mendengar hal tersebut dirinya bergegas melapor kepada Daidanco Gatot. “Komandan saya perlu bicara dengan komandan!” ucap prajurit kepada Gatot. “Baiklah, memangnya ada perlu apa tuk bicara dengan saya?” jawab Gatot dengan lugas. “Sebelum itu mari cari dahulu tempat yang aman komandan.” Seru prajurit itu dengan tergesa-gesa. “Baiklah!” jawab Gatot dengan mengerti.

Mereka pun mendekati salah satu gubuk tuk mencari tempat tertutup. “Jadi ada hal penting apa yang harus dibicarakan?” tanya Gatot kepada prajurit tersebut. “Saya mendengar dari perundingan orang-orang jepang, bahwa mereka sedang dalam keterpurukan, mereka tengah di bombardir oleh sekutu di bagian Nagasaki dan Hiroshima. Mereka terus berusaha bersikap kasar kepada kita walaupun mengetahui kekalahan mereka terhadap sekutu” bicara prajurit dengan lembut dan tegas. “Berarti kabar angin lalu lalang tersebut benar adanya” jawab Gatot dengan raut wajah mengkerut. “Baiklah, apakah ada informasi lainnya selain itu?” tanya Gatot kepada prajurit.

 “Ada komandan, satu informasi lagi dari para pemuda, yang saya dengar mereka tengah mengusahakan untuk melakukan proklamasi secepatnya setelah berita tersebut diketahui” jawab prajurit tersebut.

Setelah mendapat informasi tersebut Gatot langsung mengarahkan satu  anak buahnya untuk pergi ke Jakarta agar mendapat informasi lebih lanjut. Jum’at 17 agustus 1945 dibacakan oleh Soekarno Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Berita tersebut langsung disebarkan ke seluruh indonesia. Salah satu anak buahnya telah kembali ke Banyumas tempat Gatot bertugas.

Disana langsunglah disebarkan berita bahwa Indonesia telah melakukan proklamasi kemerdekaannya. Respon Gatot bertindak cepat terhadap kabar yang didapatkan tersebut sekaligus dengan mengkonfirmasi kebeneran berita teresebut. Maka banyak diambil alih persenjaaan terhadap tentara jepang ole para pemuda. Ada perlawanan terhadap rencana tersebut. Tetapi dengan strategi yang tepat, Gatot dapat menaklukan para prajurit jepang. Gatot juga berhasil mengambil alih kekuasaan kepolisian dan diangkat menjadi Kepala Kepolisian seluruh karesidenan Banyumas.

Setelah perlawanan itu juga, keesokannya diadakan perundingan dengan perwira jepang dan BKR Banyumas. Karena pihak jepang dihadapkan dengan keadaan yang sangat terpuruk. Maka diputuskan dari perundingan tersebut bahwa jepang akan menyerahkan seluruh persenjataan yang mereka miliki. Banyumas saat itu memiliki persenjataan lebih sehingga bisa mengirimkan persenjataan mereka ke bagian BKR Jawa Barat.

Penaklukan terhadap pihak jepang berhasil dilakukan. Namun ada-ada saja orang yang serakah dengan kekayaan di negeri ini. Kemarin kita sudah usir mereka, kukira kapok ternyata masih haus akan keserakahan. Mereka datang kembali menginginkan perpecahan dan kekuasaan di negri kami. Jiwa-jiwa prajurit yang tekadnya sudah kuat tak mau terjebak dalam kesialan. Didapatkan informasi bahwa pasukan serikat berada di Benteng Willem I. Maka dilakukanlah penyerangan dengan Komando Gatot.

Meskipun persenjataan musuh lebih canggih dan kuat. Hal tersebut tidak menghalangi perjuangan. Gatot yang sudah berpengalaman dalam berperang, mempunyai strategi yang ampuh untuk menaklukan pasukan serikat. Dan yang terpenting jiwa-jiwa prajurit yang sudah sesak dan enggan jika harus ada penjajahan lagi. Lebih baik mati kalau mimpi buruk itu terulang kembali. Selama dalam pertempuran Gatot selalu menyerukan “Jagalah namamu jangan sampai disebut pengkhianat bangsa!”. Ucapannya menggema dalam prajurit-prajurit seperjuangannya, menambah semangat mengusir orang-orang barat itu.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil, mereka berhasil menguasai wilayah ambarawa dari genggaman serikat. Tanggal 15 Desember 1945 pasukan serikat berhasil dipukul mundur melarikan diri ke tempat mereka berada. Karena keberhasilan pertempuran tersebut Gatot Subroto diangkat menjadi Panglima Divisi V Purwokerto menggantikan Kolonel Sutirto. Dirinya melaksanakan tugas dengan baik, selalu mengadakan inspeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun