Mohon tunggu...
Azeri Gautama
Azeri Gautama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Fakultas Pertanian UB

Azeri Gautama adalah seorang dosen dan peneliti di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sejak bergabung sebagai dosen pada tahun 2021, Azeri telah mengkhususkan diri dalam pemuliaan tanaman jagung dan labu. Penelitian beliau bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman melalui metode pemuliaan yang inovatif. Azeri Gautama telah berkontribusi dalam berbagai proyek penelitian dan telah mempublikasikan sejumlah artikel ilmiah yang mendapatkan pengakuan di komunitas akademik. Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau juga aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada petani mengenai teknik pemuliaan tanaman yang efisien dan berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mewujudkan Kemandirian Pangan: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Berdayakan Petani Desa Gayam

24 Juli 2024   13:00 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Gayam, Kabupaten Kediri - Pada Kamis, 18 Juli 2024, Desa Gayam dipenuhi oleh antusiasme petani lokal yang berkumpul untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Dengan tema "Mewujudkan Kemandirian Pangan Melalui Pemuliaan Tanaman dan Budidaya Jagung yang Berkelanjutan," acara ini dipimpin oleh Azeri Gautama Arifin, SP., M.Agr., dosen di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.


Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan petani melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya jagung. Azeri Gautama Arifin memulai sesi dengan memperkenalkan teknologi produksi benih jagung hibrida. Dalam sesinya, Azeri menekankan pentingnya penggunaan benih unggul untuk meningkatkan hasil panen dan ketahanan terhadap berbagai kondisi lingkungan.


Setelah sesi Azeri, Mochamad Sofyan memberikan wawasan mendalam tentang solusi untuk mengatasi penyakit bulai pada tanaman jagung. Penyakit ini kerap menjadi momok bagi petani jagung, namun dengan penjelasan Sofyan tentang cara pencegahan dan penanganan yang efektif, para petani kini memiliki pengetahuan baru untuk melindungi tanaman mereka.


Anita Dwi Pratiwi menutup rangkaian presentasi dengan topik yang tak kalah menarik: pengenalan jenis-jenis tanaman refugia dan manfaatnya. Tanaman refugia tidak hanya memperkaya ekosistem, tetapi juga berfungsi sebagai habitat alami bagi serangga pemangsa hama, yang pada akhirnya mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia.


Salah satu sorotan acara adalah pengenalan tanaman jagung ungu yang kaya akan antioksidan. Tanaman ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan. Petani Desa Gayam dengan antusias menyambut informasi ini, melihat potensi jagung ungu sebagai komoditas baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.


Menurut Bapak Widodo, ketua kelompok tani Guyup Rukun, acara ini sangat berarti bagi para petani. "Kami sangat mengapresiasi ilmu yang diberikan oleh para dosen dan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Kami berharap pendampingan pertanian ini bisa berlanjut sehingga kami dapat terus belajar dan meningkatkan kemampuan bertani kami," ujar Bapak Widodo.


Tidak hanya mendapatkan pengetahuan, para petani juga pulang dengan membawa sample benih jagung ungu hasil produksi Fakultas Pertanian serta benih tanaman marigold yang dapat ditanam di lahan mereka. Hadiah ini diharapkan dapat membantu petani memulai langkah nyata dalam menerapkan ilmu yang mereka dapatkan selama kegiatan berlangsung.Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berkomitmen untuk terus mendukung dan mendampingi para petani dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju kemandirian pangan yang lebih baik di Desa Gayam dan sekitarnya. Dengan semangat dan pengetahuan baru, petani Desa Gayam kini lebih siap untuk menghadapi tantangan pertanian masa depan dan mencapai kemandirian pangan yang mereka cita-citakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun