Dampak negatif dari naiknya harga naik ke Candi Borobudur mungkin saja akan mematikan UMKM disekitar Candi Borobudur seperti pedagang souvenir, karena sudah banyak orang yang salah paham, Â banyak masyarakat yang mengira masuk Candi Borobudur harus membayar 750 ribu, padahal jika hanya masuk ke area candi untuk berfoto cukup mengeluarkan uang sebesar 50 ribu.Â
Selain itu seorang netizen melaului akun facebooknya yang bernama Bro Nusa Wibawa berpendapat bahwa naiknya harga naik ke Candi hanya dijadikan pihak pengelola candi untuk mencari keuntungan saja, mungkin saja dijadikan ladang untuk korupsi, hal tersebut dibuktikan dari penulis postingan bahwa petugas yang berjaga di sekitar candi berpesan kepada dia bahwa candi ditutup bagi pengunjung yang ingin melakukan ritual, namun bagi yang ingin berwisata tetap diijinkan masuk. Sehingga penulis terheran-heran karena para leluhur membuat candi tersebut sebagai tempat ibadah bukan untuk tempat rekreasi.Â
Dia juga membandingkan Candi Borobudur dengan beberapa pura bersejarah di Bali, dia berpendapat bahwa di Bali banyak peninggalan kuno yang sampai saat ini tetap menjadi tempat melakukan ritual keyakinan dan bagi yang ingin berwisata ke tempat tersebut tetap diijinkan namun dengan mentaati aturan kesopanan yang diberlakukan di tempat tersebut.
Sumber :
https://www.facebook.com/made.n.wibawa/posts/10220848631262606
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H