Membangun Jalan tol Kawasan Puncak, apa perlu?
Masalah kemacetan lalu lintas memang masih menjadi problem penting untuk kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur. Kemacetan penyebab utamanya adalah karena tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi si satu kawasan. Berarti kawasan yang macet membutuhkan pendekatan penyelesaian dengan mengendalikan tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi di kawasan tersebut. Â Penyelesaian macet harus diselesaikan sesuai sumber masalah dan kebutuhannya. Â
Seperti kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama ini menjadi primadona warga Jabodetabek menghabiskan liburan panjang. Jika masa liburan maka masalah kemacetan terjadi sepanjang jalur Puncak, Jawa Barat. Kawasan Puncak selalu dilanda kemacetan yang parah. Bahkan beberapa waktu lalu sering  terjadi kemacetan panjang  hingga 9-12 jam tidak bergerak di kawasan Puncak. Akibatnya pernah ada jatuh korban, hingga ada korban yang meninggal dunia akibat kelelahan terjebak macet parah.
Banyak usulan untuk menyiasati atau memecahkan masalah kemacetan jalur Puncak. Ada yang usul membuat aturan ganjil genap,  jalur khusus buka tutup, membuat jalur kereta dan terakhir  membuat jalan tol Puncak.
Kawasan Puncak macet Parah, dan usul menguat terakhir adalah membangun jalan tol. Presiden Prabowo tidak setuju membuat Jalan Tol di jalur Puncak untuk memecah kemacetan. Pertimbangan Presiden Prabowo menolak jalan tol adalah untuk memperkuat program swasembada pangan karena di jalur puncak masih banyak lahan pertanian dan perkebunan.
Saya sepakat dengan sikap Presiden Prabowo, tidak setuju membangun jalan untuk menangani masalah kemacetan di kawasan Puncak. Belajar dari pengalaman di banyak kawasan macet dan di bangun jalan baru ternyata tetap macet. Biasanya di kawasan macet di Jabodetabek, pemerintah membangun jalan baru seperti Under Pass (jalan kolong) atau Fly Over (jalan layang)  Memang di awal penggunaan kawasan macet tersebut terlihat lancar dan tidak macet. Tetapi setelah memasuki bulan ketiga penggunaan jalan baru tersebut kawasan yang sempat lancar kembali macet total lagi. Justru pembangunan jalan baru, termasuk jalan tol menjadi karpet merah bagi meningkatnya  penggunaan kendaraan pribadi.
Penyebab utama kemacetan ya g terjadi akibat tingginya penggunaan atau masuk ya kendaraan bermotor pribadi. Kemacetan yang terjadi bukan karena kurangnya fasilitas jalan di kawasan tersebut. Pilihannya jelas, Â agar kawasan Puncak dapat dilakukan dengan menggunakan kebijakan pengendalian penggunaan atau masuknya kendaraan bermotor di kawasan tersebut. Â
Kebijakan pengendaliannya bisa dengan larangan total atau terbatas kendaraan masuk ke kawasan Puncak pada masa liburan. Pengendaliannya bisa dilakukan dengan mengkombinasikan membangun sarana transportasi publik yang aman, nyaman dan akses di kawasan Puncak. Transportasi publik yang akses menjadi alternatif transportasi menuju dan selama berada di kawasan Puncak. Mengadakan transportasi publik dan pengendalian lebih realistis dan dapat direalisasikan dalam waktu lebih cepat. Membangun jalan baru, seperti jalan tol, berbiaya mahal, lebih sulit merealisasikannya dan butuh waktu panjang. Jadi membangun jalan tol untuk memecahkan kemacetan di kawasan Puncak adakah tidak realistis dan tu Idak efektif.
Jakarta, 20 Desember 2024.
Azas Tigor Nainggolan.
Analis Kebijakan Transportasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H