Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jalan Pagi bersama Alpen di PIK

22 September 2024   12:50 Diperbarui: 22 September 2024   13:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan-jalan Pagi Bersama Alpen di PIK.

Menikmati udara pagi di Pantai Indah Kapuk (PIK) bersama Alpen. Tadi saya dan Alpen mengantar Tiar yayasan Buddha Tzu Chi di PIK karena ada kegiatan Baksos. Saya dan Alpen setelah mengantar Tiar tidak langsung, tetapi jalan-jalan olah raga pagi. 

Sudah lama kami berdua tidak berolah raga jalan pagi di kawasan Pantai Indah Kapuk. Berolah raga dengan Alpen di Pantai Indah Kapuk bisa dinikmati dan santai juga kawasan ramah dogi. Alpen pun bisa bebas berjalan dan bahkan saya lepas di lokasi.Pagi tadi kami puaskan jalan di PIK lebih jauh dari biasanya kami jalan pagi. Alpen juga terlihat semangat dan senang jalan-jalan di PIK. 

Jalan-jalan  ini jadi kesempatan kami menghirup udara pagi di tepi pantai PIK. Setelah Alpen agak cape, Alpen saya lepas dari ikatan badanya agar bisa berjalan lebih bebas. Biasanya kalo sudah aga cape Alpen akan bisa jalan bebas tanpa kendali di samping saya.  Saya berani melepas Alpen berjalan bebas juga karena lingkungan sekitar kami jalan-jalan sangat mendukung. Setiap orang dan pejalan pagi yang bertemu kami, semua menyapa Alpen dengan ramah. 

Memang sempat ada warga  yang takut karena postur dan penampilan yang sangat sebagai dogi Pitbull. Tapi setelah saya jelaskan bahwa Alpen adalah dogi yang jinak, barulah   warga tersebut berani memegang Alpen dan bermain bersama Alpen. Setelah berhasil mendekati Alpen, warga asyik bermain dan mengelus-ngelus serta berfoto bersama Alpen.

 Sambil menyapa, mereka mengajak Alpen bermain sebentar juga berlari bersama sambil berfoto. Melihat postur dogi memang orang yang tidak kenal akan takut. Tetapi memang sebaiknya ketika kita tertarik dan mau mendekati seekor dogi, kita perlu tahu karakter dan perilaku si dogi pada pemiliknya yang berjalan si dogi agar tidak ada masalah.   Jika menurut si pemilik bahwa Doginya aman dan jinak maka kita bisa mendekati bahwa bermain bersama si dogi.  Sering kali terjadi ada masalah dogi dengan orang lain saat baru bertemu. Berbahaya kita langsung mendekati bahkan mau memegang si dogi. Mungkin marena merasa nyaman dan senang dengan si dogi tanpa bertanya kepada pemilik. Kejadian seperti itu pernah saya alami ketika saya sedang makan di sebuah restauran di Bali. Saya melihat ada seekor anjing jeni kecil yang diikat di sebuah pohon. 

Saya coba mendekati anjing tersebut dan tanya pada pemiliknya tentang doginya. Pemilik menawarkan diri mau memperkenalkan saya dengan dogi agar tidak galak pada saya. Sebelum saya diperkenalkan, si dogi menggonggong saya dan terlihat galak. Setelah saya diperkenalkan, si dogi yang kelihatan kecil dan lucu menjadi akrab dan mau bermain bersama saya.   

Dogi memiliki kebebasan dan rasa nyaman dan dapat hidup secara bebas di seluruh wilayah Bali. Kalo kita berkunjung ke pantai dimana saja di Bali maka kita akan menjumpai banyak dogi atau anjing yang dilepas bebas. Anjing atau dogi-dogi itu ramah pada siapa saja dan ini menjadi daya penarik, dimana ada banyak dogi hidup bebas berdampingan bersama manusia dalam satu situasi ruang publik. 

Suasana bebas bagi anjing atau dogi bersama manusia dalam satu ruang publik dapat kita jumpai juga di Turki. Dogi bisa bebas beraktivitas bahkan menggunakan transportasi publik. Padahal kita ketahui bahwa penduduk Turki adalah mayoritas Muslim. Tetapi  kita tidak bisa jumpai kebebasan bagi dogi bebas di kota Jakarta. Bahkan mau ikut berolah raga di arena Car Free Day (CFD) di Jakarta tidak boleh masuk.

Suatu ketika saya pernah ikut olah raga di area CFD di kota Surakarta (Solo) sewaktu jalan-jalan pagi di CFD kota Solo saya menjumpai banyak pengunjung yang jalan-jalan olah raga bersama Doginya atau anjingnya. Loh Solo dan Jakarta kan sama-sama kota besar di Indonesia dan mayoritas penduduknya Muslim "Kenapa berbeda sikap terhadap dogi atau anjing ya masyarakat serta Pemdanya?", tanya saya pada diri sendiri. Alpen dan dogi lain tidak diperbolehkan masuk ke arena CFD Jakarta tapi di CFD Kota Solo boleh. 

Alpen dan dogi lain akan bebas dan nyaman di jakarta hanya  di wilayah PIK. Alasan inilah saya senang jika bisa berjalan-jalan santai. Sambil berolah bersama Alpen di PIK.  Semoga Jakarta bisa menjadi kota yang ramah Dogi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun