Pagi tadi saya dan Alpen mengikuti aksi menolak perdagangan dan konsumsi daging anjing yang diadakan satu organisasi masyarakat di area Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Jakarta. Saat diperjalanan, seorang kawan mengabarkan bahwa pihak panitia tidak mendapat izin dari dishub Jakarta agar peserta aksi membawa Doginya. Tapi saya dan Alpen tetap menuju ke lokasi area CFD karena ingin aksi dan bertemu teman-teman sesama dog lovers serta dogi kawan Alpen.
Saya mengabarkan di dalam group WA CFD Dog Lovers bahwa Alpen dan saya akan tetap jalan dan menerobos pertahanan larangan petugas di area CFD. Ternyata ada juga dua kawan dari Jakarta Dog Lovers dan CFD, Trifosa dan Walder tetap ingin ke lokasi. Saya pikir kok masih ada larangan bawa Dogi ke CFD? Padahal pada kesempatan dialog serta aksi menolak larangan itu, kami CFD Dog Lovers dan Dishub Jakarta tidak sepakat melarang membawa Dogi ke area CFD. Saat tiba di lokasi aksi, kami bertemu dengan Dogi Max, Tante Trifosa dan oom Walder yang sudah tiba duluan. Kami juga bertemu dengan dogi Snowy di lokasi aksi. Sayang sekali penyelenggara aksi tidak berani melawan larangan membawa dogi yang mau ikut aksi agar daging tidak diperdagangkan dan dikonsumsi oleh manusia
Memang ada petugas satpol PP yang sempat menegur dan melarang Alpen dan saya ketika akan masuk ke area CFD tapi saya tolak. "Apa peraturan atau hukum nya melarang membawa anjing ke cfd? saya mau ketemu dengan kepala satpol PP, pak Arifin", tanya saya pada petugas tersebut. Akhirnya saya dan Alpen diperbolehkan masuk ke area CFD tadi pagi. "Kok ada larangan padahal tidak aturannya. Kok melarang merawat dogi padahal mau aksi menolak makan daging anjing. Apakah para petugas Satpol PP melindungi pedagang dan pemakan daging anjing sehingga melarang anjing aksi menolak dagingnya dikonsumsi manusia?", pikir saya dan tanya saya pada Alpen. Alpen menggonggong sepakat melawan larangan membawa dogi ke area CFD dan mengajak saya berjuang melawan perdagangan dan konsumsi daging anjing.
Wong Alpen saja mau berjuang, kok saya tidak sih. Alpen dan saya kan masing-masing saling berbagi  separuh jiwanya. Kalo bahasa Bataknya adakah "Alpen itu tondi-tondi saya dan saya adalah tondi-tondi Alpen". Tondi-tondi  artinya hidup atau nyawa. Anjing dan Alpen adalah sahabat sejati manusia bukan untuk dikonsumsi. Anjing itu sudah memberikan seluruh jiwa dan nyawanya, kok dagingnya mau kita makan pula? Tega sekali kalian sama para anjing yang merupakan sahabat sejati kita. Saat pemerintah membuatkan Undang-undang yang melarang memperdagangkan dan konsumsi daging hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Â
Astina, 4 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H