Mohon tunggu...
azas tigor nainggolan
azas tigor nainggolan Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Aktivis Perkotaan yang Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi

21 Juli 2024   08:33 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Siang hari kemarin (20/07/2024) saya berkunjung ke salah satu Depo Daur Ulang milik Yayasan Buddha Tzu Chi Di daerah Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat. Depo ini bernama Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan yang terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No.131, RT.9/RW.7, Mangga Dua Sel., Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat. 

Saya mengenal Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pangeran Jayakarta ini sejak awal berdiri. Isteri saya, Tiarlin adalah aktivis relawan sosial Yayasan Buddha Tzu Chi Jakarta Pusat. Isteri saya banyak mengenalkan kegiatan sosial dan lingkungan hidup yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi kepada kami sekeluarga dan banyak teman.  Kegiatan Depo yang dipimpin oleh Johan Tandoro ini adalah mengumpulkan dan menerima sumbangan limbah berjenis plastik, kertas, logam dan pakaian layak pakai serta melakukan kegiatan bantuan pelayanan kemanusiaan.

Misinya yayasan Buddha Tzu Chi yang ada di seluruh dunia ini jelas, menebar Cinta Kasih dengan menyelamatkan bumi dan membantu sesama manusia. Deponya  Yayasan Buddha Tzu Chi Di Jabodetabek juga  mengimplementasikan misi ini dengan kegiatan  menyelamatkan bumi dan membantu sesama. Melalui upaya menampung dan mendaur ulang sampah atau limbah agar tidak berserakan merusak bumi.  

Limbah yang mereka terima, diolah dan dijual kembali kepada siapa saja yang berkehendak baik pada pelestarian lingkungan dan menolong sesama.  Uang yang dihasilkan dari pengolahan limbah atau sampah itu selanjutnya dikumpulkan dan digunakan untuk membiayai kegiatan kemanusiaan Yayasan Buddha Tzu Chi. 

Ada delapan Depo sejenis yang dikembangkan dan dijalankan oleh  Yayasan Buddha Tzu Chi Di Jabodetabek. Depo di jalan Pangeran Jayakarta ini yang bungsu dari ke delapan dan  baru berusia sekitar 18 bulan. Dana yang dihasilkan oleh Depo di Pangeran Jayakarta ini sudah berhasil membantu sesama melalui program kemanusiaan. 

Sudah banyak masyarakat miskin yang dibantu mendapatkan biaya pendidikan anak, pengobatan gratis, bantuan sembako dan kebutuhan hidup lainnya dari dana pengolahan limbah atau sampah di Depo Yayasan Buddha Tzu Chi. Depo Buddha Tzu Chi membuktikan bahwa pengelohan limbah atau sampah oleh relawannya menjadi alat menyelematkan bumi juga kehidupan sesama manusia yang membutuhkan bantuan.

Kegiatan sosial dan   pelestarian lingkungan dilakukan bersamaan dalam satu gerakan. Membangun pelayanan sosial, berbagi dan membantu sesama serta membangun perlindungan bagi pelestarian lingkungan. Bergerak juga mengajarkan berbagi pada sesama dan menjaga pelestarian lingkungan untuk kehidupan. 

Menariknya lagi, para aktivis relawannya tidak hanya relawan beragama Budha, tapi berasal dari berbagai suku bangsa, agama dan sosial tanpa batas. Para relawan  membiayai dirinya sendiri ketika menjalankan pelayanannya bersama Yayasan Buddha Tzu Chi. Semua dana yang didapatkan dari bantuan, murni dikembalikan  pada pelayanan dan bantuan kepada sesama. 

Para relawan pun untuk makan mengeluarkan uang dari kantong sendiri. Model kerja dan pelayanan seperti ini ternyata tetap menarik banyak masyarakat menjadi  relawan Buddha Tzu Chi.  Saya merasa dan perhatikan model pelayanannya memang nyata benar untuk kehidupan bersama, kesejahteraan umum dan keutuhan ciptaanNYA secara tulus, jujur serta transparan.

Model gerakan dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini mirip dengan gerakan pelayanan yang dibangun dijalankan oleh Santa Teresa dari Kalkuta. Santa Teresa membangun gerakan pelayanan menolong sesama dan keutuhan CiptaanNYA.  Begitu pula model bergeraknya, gerak cepat menolong sesama tanpa banyak omong dan diskusi juga tidak berteori. "Tolong dulu, kerjakan dulu, bantu dulu dan sehatkan dulu ... urusan lain belakangan saja", seperti itulah semangat dan bergeraknya. 

Santa Teresa begitu melihat korban miskin atau sakit di jalan-jalan di Kalkuta di India langsung tolong, angkut dan obati. Santa Teresa tidak tanya korban itu siapa, agama apa, suku apa dan dari mana. Selama korban itu miskin atau sakit atau luka, langsung tolong.

Teman-teman di Depo Daur Ulang Yayasan Buddha Tzu Chi ini juga tolong dulu, terima dulu limbahnya, sumbangkan dan olah selanjutnya. Relawan Depo Daur Ulang tidak tanya ini sumbangan limbah dari siapa, agama apa dan dari mana. Semua berkehendak baik untuk sesama dan menjaga kelestarian lingkungan atau ekologi    silahkan kirim dan datang. 

Siapa saja yang mau membantu bekerja sebagai relawan silahkan terlibat, tanpa tanya macam-macam silahkan bergabung. Ya di Depo Daur Ulang semua relawan dipersatukan oleh spirit melayani, suka rela, biasa apa saja, mau apa saja dengan satu pilihan bersama melayani, membantu dan mengelola pelestarian lingkungan. 

Terasa memang semua relawan dan penyumbang limbah terbangun hubungan saling menghormati sesama dan kehidupan. Rasa dan pengalaman seperti ini yang sulit didapatkan di tempat pelayanan atau kegiatan sosial di tempat lain

Semangat menolongnya sama seperti kisah  Orang Samaria yang menolong orang sakit, dalam Kita Suci. Orang Samaria itu langsung menolong orang yang luka yang ditemukannya dijalan. Langsung orang Samaria itu obati dan bawa si korban ke sebuah penginapan agar bisa diobati dan istirahat penyembuhan. "rawat dia, jika masih membutuhkan uang atau biaya berikan dan nanti saya akan bayar", pesan Orang Samaria baik hati kepada pemilik penginapan agar terus menolong dan mengobati sampai sembuh orang sakit yabg ditolongnya itu.

Bekerja melayani, membantu dan membangun sampai tuntas tanpa banyak bicara, tanpa banyak tanya, tanpa banyak teori dan diskusi. Waktu kita dilahirkan juga Tuhan tidak banyak diskusi dan teori saat menciptakan siapa kita manusia. Kenapa sekarang kita jadi banyak tanya, banyak diskusi dan berteori dalam menolong sesama dan kehidupan? Belajar dari Depo pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Yayasan Buddha Tzu Chi, dipertemukan, disatukan dan disadarkan oleh limbah atau sampah dan kemanusiaan. Mari kita kumpulkan limbah atau sampah di rumah atau kantor kita dan sumbangkan kepada Depo Yayasan Buddha Tzu Chi agar tidak mengotori dan merusak bumi.  Sumbangan sampah kita melalui Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Buddha Tzu Chi jalan Pangeran Jayakarta telah menyelamatkan bumi dan hidup banyak sesama yang membutuhkan bantuan kita.
Jika kita ingin belajar, melayani dan menyumbang limbah atau sampah bisa menghubungi Johan Tandoro di kontak:  0812-1234-2833. Semoga kita menjadi berkat bagi kelestarian lingkungan dan kehidupan sesama manusia.

Jakarta, 21 Juli 2024
Azas Tigor Nainggolan (Astina)

koleksi pribadi
koleksi pribadi

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun