Pada era modern ini, kesadaran akan kesehatan menjadi hal yang semakin penting, terutama bagi masyarakat yang hidup di tengah dampak proyek pembangunan. Di Desa Bligo, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) dari jurusan Kesehatan Masyarakat, Aza Putri Anisa, menggagas program sosialisasi terkait pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menyasar masyarakat terdampak pembangunan proyek jalan tol.
ISPA adalah penyakit yang umum terjadi akibat polusi udara, debu, dan kualitas lingkungan yang buruk---kondisi yang sering ditemui di wilayah-wilayah yang sedang dilaksanakan proyek konstruksi. Dalam kegiatan ini, Aza Putri Anisa berkolaborasi dengan masyarakat desa untuk meningkatkan kesadaran mengenai risiko ISPA serta cara pencegahannya melalui pendekatan edukatif. Melalui media leaflet, masyarakat diberikan informasi yang mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini disambut baik oleh masyarakat Desa Bligo, yang sebagian besar terpapar oleh debu dan polusi dari aktivitas konstruksi. Mereka mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara melindungi diri dan keluarga dari paparan polusi, seperti menggunakan masker, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari aktivitas berat di area berdebu.
Kepala Desa Bligo, Pak Sukiyanto, A.Md, menyambut baik inisiatif ini. "Program ini sangat bermanfaat bagi warga kami. Banyak dari mereka yang belum benar-benar paham tentang bahaya ISPA dan bagaimana mencegahnya. Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa yang telah memberikan informasi penting ini kepada kami," ujarnya.
Menurut Aza, pendekatan ini tidak hanya berfokus pada penyebaran informasi, tetapi juga pada kolaborasi aktif antara mahasiswa dan masyarakat. "Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan, khususnya terkait pencegahan ISPA di lingkungan mereka," ujar Aza.
Program ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa UNNES dalam menerapkan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan, sekaligus membuktikan peran mereka dalam mendukung kesehatan masyarakat di sekitar proyek infrastruktur. Edukasi kesehatan melalui media leaflet dianggap efektif karena memberikan informasi yang dapat diakses kapan saja, bahkan setelah kegiatan sosialisasi selesai.
Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi model bagi mahasiswa dan pelaku proyek lainnya dalam berkontribusi bagi kesehatan masyarakat di lingkungan yang rentan. Dengan meningkatkan kesadaran kesehatan, khususnya dalam mencegah penyakit ISPA, masyarakat tidak hanya lebih sehat, tetapi juga lebih siap menghadapi perubahan lingkungan di sekitar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H