Mohon tunggu...
Em Azamuddint
Em Azamuddint Mohon Tunggu... Desainer - Logo and Brand Identity Designer

Experienced more than 5 (five) years in the field of graphic design. Winner of the Logo Design Competition of the Ministry of Manpower (Kemnaker) of the Republic of Indonesia, in 2015, and Winner of the Pasuruan City Branding Logo Competition, in 2019.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Budaya Ngoprek dalam ArtistTalk “Prototipe: Instrumen Analog Visual” dari Benny Wicaksono

6 Maret 2016   22:06 Diperbarui: 6 Maret 2016   22:23 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ArtistTalk “Prototipe: Instrumen Analog Visual” dari Benny Wicaksono"][/caption](Sabtu, 7 Februari 2015) – Hari ini merupakan hari terakhir pameran tunggal bertajuk “Prototipe: Instrumen Analog Visual” dari Benny Wicaksono di RuangRupa Jakarta, tepatnya di RURUGallery Jalan Tebet Timur Raya Dalam No. 6 Jakarta Selatan, acara pameran ini ditutup dengan ArtistTalk oleh Benny Wicaksono seorang perupa asal Surabaya, bergelut di dalam seni suara dan visual, illustrator, desainer grafis dan peneliti independen. Disela waktunya dia sering diundang menjadi pembicara dan pemateri untuk sejumlah kuliah tamu dan lokakarya seni media diberbagai kampus di Surabaya. Saai ini sedang aktif membangun institusi independennya, WAFT-Lab.

Acara ArtistTalk ini juga dihadiri oleh Maker Indonesia sebagai penanggap, Iboy yang merupakan salah satu director dari Maker Indonesia, membuka dengan kekagumannya terhadap pameran tunggal Benny Wicaksono ini. Iboy bercerita mengenai Maker Indonesia yang mempunyai slogan Maker Movement andInovation, bagaimana budaya hacker yang dimulai diawal karirnya sekarang Iboy sudah berpindah ke Maker. 

Karya anak Indonesia banyak yang seharunya bisa dikembangkan seperti software development, Sofyan merupakan salah satu anggota Maker Indonesia berkarya dengan Raspberry Jam, salah satu karyanya sekarang sudah bisa dilihat di studionya seperti InstaPrint, DrawnSensor, dan InstaJelly. Sofyan juga pernah ikut dan memenangkan kompetisi BlackBerry JamHack Challenges Asian Developers to Build an App in 40 Hours.

Kebosanan yang melanda seorang Hacker yang akhirnya sekarang menjadiMaker membuat sebuah kreatifitas tersendiri, seringkali karya-karya yang dibuat kurang mendapatkan apresiasi di Indonesia namun sangat dihargai di luar, Ivan bercerita mengenai skripsinya yang pernah dilombakan pada event Maker Movement Jogjakarta namun tidak mendapatkan apresiasi di sana, dia sempat minder ketika ingin dilombakan lagi, namun setelah dikirim dan diikutsertakan dalam Maker Movement di Bangkok akhirnya mendapatkan penghargaan dan karyanya diakui oleh mereka, ini mungkin terjadi karena isu yang saya angkat di dalam skripsi saya ini memang diperbincangkan di duniaMaker, jadi karya ini lebih diterima disana daripada di Indonesia, tutur Ivan.

Budaya Ngoprek di Indonesia

Budaya Ngoprek ini sebenarnya sudah lama dimulai di Indonesia dari hal-hal yang tidak kita duga, Ngoprek bisa diartikan sebagai “ngobok-ngobrok perangkat elektronik dan komputer”, namun seni ini belum familiar dengan publik. Benny mengawalinya dari ketertarikan terhadap seni visual terutama dua dimensi. Di era generasi tujuh puluh, komputer yang jadul menjadi ketertarikan tersendiri bagi dia, karena di zaman itu masih mengalami dan mengikuti perkembangan teknologi dari komputer generasi lama hingga terbaru. 

Teknologi kamera juga mengiringi saya di tengah modernisasi, ketika banyak video yang bisa dibuat, tapi ditahun 1999 teknik edit video yang masih susah karena belum muncul perangkat-perangkat yang canggih seperti sekarang, disini Benny berani mencari-cari fungsi lain dari satu alat yang mungkin bisa ditemukan banyak fungsi lain yang bisa di tampilkan/ditunjukkan kepada khalayak.

Close Circuit Television (CCTV) ini juga merupakan kekuatan yang di angkat oleh Benny, sehingga dalam karya visual dalam pameran tunggal ini eksplorasiCCTV muncul dengan beragam fungsinya menjadi sebuah seni. Teknologi terkadang hanya menjadi simbol/status, tidak pernah dihormati, kata Benny. Ketika ada alat rusak misalnya CCTV, Monitor atau LCD Projector, ada tukang reparasi dengan antusias berani mengambil resiko memperbaiki, walau tanpa panduan yang jelas, namun dari sini muncul diskusi-diskusi dan transfer informasi dari beberapa orang sehingga reparasi itu terjadi.

Bangsa Indonesia sebenarnya tidak mengalami awal mula kamera generasi pertama, namun sudah mendapatkan teknologi yang canggih, sehingga ketika ada barang rusak, merasa tidak ingin memperbaikinya, sekedar dibawa ke tukang reparasi, lebih ingin membeli baru karena banyak teknologi yang lebih mapan/canggih. Disini Benny belajar dari proses dan teknologi disekitar, dari teman, bahkan dari tukang servis sehingga terjadi komunikasi dan transfer pengetahuan dari beberapa orang.

Siklus Ide

Ide merupakan hal dasar yang harus dibangun untuk membuat sebuah karya, Iboy mengatakan bahwa dia pernah membaca riset tentang ide, karena sebenarnya ide mempunyai siklus lima puluh tahunan, dimana ide yang sekarang muncul dan dieksekusi, merupakan lanjutan dari ide yang pernah dieksekusi pada dua puluh bahkan lima puluh tahun lalu, kemungkin di dua puluh lima tahun kedepan akan ada yang melakukan hal yang serupa. Ide CCTVini juga bisa dibuktikan di dua puluh lima tahun kebelakang atau lima puluh tahun kebelakang, dimana CCTV ini pertama kali ditemukan, karena dipameran visual karya Benny Wicaksono ini menggunakan dasar teknologi CCTV, kemungkinan besar akan ada karya serupa atau pengembangan dari yang sekarang di dua puluh lima tahun kedepan, menurut hasil riset itu seharusnya terjadi, kita lihat saja nanti, kata Iboy.

Teknologi Raspberry Jam

Ada salah satu SD di Garut yang pernah memenangkan lomba programingdengan menggunakan Raspberry Jam, alat ini sebenarnya difungsikan untukprogrammer anak, akan tetapi Maker Indonesia sebagai orang yang sudah dewasa juga menggunakannya, hahaha. – gelak tawa peserta diskusi mengakhiri kalimat terakhir Sofyan.

Ada suatu hal yang almiah terjadi sebenarnya ketika kita ditakdirkan berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai ketertarikan dan minat yang sama merupakan sesuatu yang organik. Benny sangat tertarik ketika ke Pasar Genteng disana terdapat tukang reparasi, suatu hari ada yang ingin mereparasiLCD Projector, namun mereka belum pernah sama sekali memperbaikinya, namun disana muncul percakapan yang terjadi secara alamiah ketika tukang reparasi ingin memperbaiki, banyak terjadi diskusi dan melibatkan tukang reparasi lainnya.

Perkembangan teknologi ini seharusnya bisa memotivasi anak Indonesia, untuk menciptakan sesuatu dengan fungsi yang lain dari alat-alat sederhana, seperti Raspberry Jam. Animo masyarakat sebenarnya cukup banyak, namun kendala waktu dan suguhan-suguhan teknologi yang canggih menjadi kendala tersendiri.

Menurut Sofyan, untuk berkarya harus ada tantangan dan pertanyaan yang harus bisa dijawab, seperti pertanyaan yang pernah dilontarkan kliennya “kamu bisa gak bikin seperti ini?. Menurut dia itu salah satu kunci untuk bisa memunculkan keberanian dalam berkarya dan menjawab tantangan yang diberikan oleh orang lain/lingkungan sekitar.

#MariBerkarya

*foto diambil dari Instagram @ruangrupa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun