Desa merupakan komponen yang terkecil yang menjadi bagian dari Negara. Desa juga mempunyai peran penting dalam memajukan Negara. Dalam bahasa Lamaholot desa di kenal dengan istilah Lewo atau  Kampung. Para pendiri Lewo pada zaman dahulu memiliki keterbatasan Ilmu Pengetahuan, tetapi dengan apa yang mereka miliki dapat membangun kampung atau Lewo.
Regong pada mulanya adalah sebutan untuk Regong Rehan, Newa, Nure Reka (Tanah yang digarap untuk bercocok tanam). Pada tahun 1968 desa Gaya Baru Sandosi yang berpusat di Lewo Kemie resmi menjadi desa defenitif. Dengan pembagian sebagai berikut: Dusun I Lewo Engat, Dusun II Lewo Kemie, Dusun III Woka Lelen Bala (Sekarang desa Tobi Tika), dan Dusun IV Motin Tobi Puken Regong (Sekarang Desa Bao Bage).
Regong menjadi desa defenitif pada tahun 2012 yang dinahkodai oleh Adrianus Boli Nale dari sebuah marga kecil Lama Witak, dengan nama desa Bao Bage. Bao Bage memiliki biografi strategis yang merupakan tempat persinggahan sebelum berangkat menuju lokasi wisata Bani.
Selama masa kepemimpinan Adrianus Boli Nale Bao Bage banyak menorehkan prestasi, baik ditingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat propinsi. Bao Bage merupakan anak bungsu dari Ibu Pertiwi Sandosi, tetapi dalam proses pembangunan Bao Bage tidak ingin ketinggalan kereta untuk bersaing dengan Desa Tobi Tika, dan dan Desa Sandosi.
Fakta membuktikan bahwa Bao Bage tidak egois terbukti Bao Bage menjadi sponsor utama untuk mendatangkan bantuan air bersih. Proposal yang dikirim imbasnya kepada masyarakat desa Tobi Tika dan desa Sandosi.
Berkat kerja sama dengan Badan Permusyawatan Desa (BPD) yang dinahkodai oleh Yosep Beda Sabon dari Suku Boleng Betekeneng akhirnya rencana untuk mendatangkan air bersih melalui bantuan Profil Tangki air terwujud dengan sukses.
Bukan hanya melalui bantuan air bersih, tetapi juga bantuan mobil tangki air dari Pemerintah Daerah Flores Timur. Bao Bage menjadi sponsor utama, proposal dibuat di desa Bao Bage dan ditanda tangani oleh kepala desa Tobi Tika dan kepala desa Sandosi.
Pembangunan fisik semakin pesat. Bangunan tua bekas tangan Almahrum Hermanus Suban Laga dan Bruno Ola Rua  Balai desa berhasil direhab dengan dana swadaya yang terkumpul dari sumbangan dari kelompok Ola Dore di Malaysia Barat dan juga sumbangan dari warga masyarakat secara suka rela. Polindes dan gedung TK PAUD sudah selesai direhab pada tahun 2016.
Meskipun desa baru, tetapi Bao Bage menjadi contoh bagi desa-desa lain di seantero kabupaten Flores Timur. Hal ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Bao Bage. Ketika berada di luar daerah, nama Bao Bage menggaung Gema diseluruh antero jagat. Bao Bage memiliki generasi muda yang tangguh dan berpikir kreatif.
Banyak generasi Bao Bage yang kuliah diluar bergabung menjadi aktifis sebagai modal untuk membangun Lewo Tanah kedepannya. Selama 6 tahun Bao Bage dinahkodai oleh Adrianus Boli Nale banyak mengalami perubahan baik di bidang fisik maupun di bidang non fisik.
Pada tahun 2018 Bao Bage akan mengalami pergantian kepala desa. Banyak kisah yang akan menjadi kenangan yang terindah bersama sang nahkoda Adrianus Boli Nale. Tahun politik juga terjadi dalam lingkup desa Bao Bage. Kubu-kubu mulai terbentuk, ada yang pro dan ada yang kontra, mulai terasa mengawali nuansa pesta demokrasi.
Beragam kritik mulai mengendus yang semuanya bermuara pada duet kepemimpinan Adrianus Boli Nale dan Yosep Beda Sabon selaku kepala desa dan ketua BPD. Sebagai generasi muda Bao Bage saya berharap apa yang sudah menjadi kenangan terindah bersama Adrianus Boli Nale dan juga Yosep Beda Sabon akan menjadi tolak ukur untuk pembangunan desa Bao Bage diperiode yang ke dua entah siapa pun kepala desanya.
Pada akhir periode pertama Bao Bage telah menaburkan sejuta suka. Motin Tobi Puken menjelang usai purna bakti BPD pemula yang dinakodai oleh Beda Bete Biri Sinhan, sudah menorehkan selaksa ria. Jadikan Bao Bage semakin dewasa dalam berpikir arif dan bertindak bijak. Menjadi pemimpin adalah hak setiap warga.
Tapi jika salah menentukan pilihan, maka bangunan yang tegak megah akan porak poranda laksana runtuhnya bangunan megah bertingkat yang menghiasi Nagasaki dan Hirosima 72 tahun yang silam. Olehnya kepada segenap warga Bao Bage yang tersebar di seantero jagat, mari kita sehati sesuara mensukseskan "Pilkades" diwilayah Bukit Rahimnya Tokan  Lota Pito.
"Marilah kita bertolak ke tampat yang lebih dalam, dan tebarkanlah jalamu di sebelah kanan, maka kamu akan mendapatkan banyak ikan". Jadikanlah Sang motivator Almarum Hermanus Suban Laga dan Bruno Ola Rua yang dengan keterbatasannya membangun Lewo Regong dengan gigih.
Hanya bermodalkan "Gemohi" semua pembangunan dapat dilaksanakan. Hanya dengan kesabaran maka semuanya akan suskses. Kemegahan fisik bangunan balai adat selalu menjadi tolak ukur dalam membangun sumber daya manusia di masa-masa yang akan datang.
"Pehen mege, saga kuat ti  lewo akene data, tanah akene laga.
Ti mai tula teuro bo sinhan ata lewuka, ti mai luga baliko bo jahwan ata ekana"
(Pesan Wasiat Almahrum Hermanus Suban Laga dan Bruno Ola Rua sebelum mengembuskan Nafas Terakhir)
SUMBER :Â
Amky Bolleng
OMK St. Mikhael Stasi Sta. Maria Reinha Rosari Regong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H