(Foto manuskrip diambil dari koleksi Mohamed Haj Yousef)
Kelak, naskah inilah yang menjadi sumber paling orisinal dalam penerbitan kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah. Namun, suntingan ilmiah sesuai standar modern atas Futuhat pertama kali baru dikerjakan oleh Osman Yahya. Sayangnya, edisi yang kerap dianggap sebagai “suntingan paling valid” ini belum rampung, dan baru terbit 14 jilid (dari total 37 jilid), penyuntingnya meninggal dunia. Edisi suntingan Ahmad Syamsuddin terbitan DKI, hemat saya, jauh dari memenuhi standar tahqiq modern. Belakangan, tahqiq yang bagus dikerjakan oleh Abdul Aziz Sulthan Al-Manshub dari Yaman (terbit dalam 12 jilid), selain edisi lain oleh Muhamed Haj Yousef (setau saya, belum final juga).
Terakhir, dalam momentum ‘birthday’ Futuhat ini, mari tingkatkan kecermatan untuk mempelajarinya lebih dalam lagi.
Bismillah ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H