Mohon tunggu...
Tiramissue Cake
Tiramissue Cake Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Fiksi Karangan Hati

saya sangat suka mendengarkan musik karenanya saya tidak harus mendengarkan apa yang ada dikepala saya yang sangat bersik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Yang Sepi

13 Januari 2025   16:30 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit takan pernah mengeluh kala dimana mentari terus membakarnya

Hujan tak pernah mengeluh karena mentari yang membuat jatuh selamanya

Embun selalu ada pada permulaan kehidupan manusia

Mereka tercipta sungguh untuk sebuah pelajaran hidup yang fana

Cahaya kala senja yang merana

Membuai segala rupa dari sebuah rencana

Menghapus segudang gelak tawa kemudian membawa sebuah makna

Hingga sampai pada kehampaan seorang jiwa

Kala dimana takdir membangkang dari harapan manusia

Disitulah masa berkobar api yang membara

Melenyapkan sisa sebuah masa, menjadi kepingan butir abu tanpa makna

Ketika jiwa kehilangan sebuah arah dan petuah

Mereka menemukan cahaya sang petunjuk arah

Berdiri tegak dengan tangan yang sigap mengarah

Pada sebuah jiwa dengan panggilan sang AYAH

Namun jiwa sepi ini tak berkutik, karena hanya bisa mengadah

Senja yang taklagi berwarna indah

Menghempas diri karna kehlangan sang AYAH

Tuhan, begitu indah kuasa MU dalam kehidupan

Apakah aku serakah akan sebuah keinginan?

Jika aku bisa mendapatkan sebuah permintaan

Bolehkah aku mendapat zat penenang?

Pelukan seorang yang akan ku kenang dan juga dalam sebuah angan

Namun jika memang aku keterlaluan

Aku siap menerima sebuah hukuman

Hanya aku menginginkah sebuah pelukan

Bagai senja yang selalu rindu fajar

Bagai matahari yang ingin bertemu bulan

Bagai langit menyentuh hamparan

Bagai bintang yang bersinar dengan berbinar

Bagai bumi yang selalu menanggung beban

Begitupun jawaban yang terlontarkan 

Semuanya punya sajak cerita masing-masing

Tak ada satupun di dunia ini yang tidak asing

Kau tak sendiri, Jiwamu, ragamu, dan masih ada hati yang selalu bergeming

Masih ada harapan yang membantumu menata segala serakan sampah dari puing-puing

Kamu bisa untuk menghadapi segala juang yang terombang-ambing

Teruntuk jiwa yang Sepi , di penghujung aku akan berbising

Bahwa dunia dapat kau raih hingga mereka tak lagi dapat bergeming.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun