Assalamu’alaikum
Salam penuh kesetresan dari gue anak semester akhir sama para dosen, yang mendadak sekarang pada jaga jarak dan ngilang tanpa sebab (sorry dibagian ini rada alaya sedikit). Yapzz sekedar info sekarang gue udah semester enam, doain semoga cepet lulus dan sesegera mungkin jadi orang yang berguna. Amin. Oke kali ini kita bakal belajar AUDIT. “Audit Siklus Penjualan dan Penagihan”. Let study Together..!!!
Tujuan audit siklus penjualan dan penagihan adalah: apakah saldo rekening yang terpengaruh oleh siklus ini secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi.
[caption caption="gambar 1 | Dokpri"][/caption]
Note Aza : Gue bakal ngejelasin sebisa gue. (loe ingetkan gue juga masih dalam proses belajar), pertama loe jangan liat panahnya, karena kalau loe liat panah duluan yang ada loe udah muntah-muntah sebelum ngerti. Jadi gini, rekening yang terkait dalam siklus penjualan itu adalah :Penjualan, Piutang, Kas, Diskon, return Penjualan, Cadangan Kerugian Piutang sama Beban Piutang Tak Tertagih. (lingkaran setan emang...!!!), jadi akun-akun ini nih yang bakal dicek sama tim audit/auditor, yang paling sering dicek adalah apakah nominal penjualan tiap tahun ada perubahan yang signifikan, maksudnya kenaikan atau penurunan boleh terjadi tapi tidak ekstrem (misal 2009 penjualan 1 milyar, 2010 penjualan 5 milyar), begitu juga dengan piutang. Untuk CKP, Diskon sama return bakal dicek wajar atau tidaknya nominalnya.
Biasanya kalau si auditor udah yakin sama sistem kita, dia ga bakal ngorek lebih dalam, tapi sekali aja dia nemuin hal yang ga bener, jangankan minta konfirmasi ke pelanggan. Milih faktur penjualan aja dia rela (serem bangetkan mereka).
[caption caption="Gambar 2 | Dokpri"]
Ketika mendesain prosedur audit untuk kelengkapan dan keberadaan, diawali dengan menelusuri dokumen sangatlah penting. Ini disebut arah tes. Sebagai contoh, jika auditor memperhatikan keberadaan tetapi menelusuri dari arah yang salah (dari dokumen pengiriman ke jurnal), maka harus dilakukan audit yang serius untuk kekurangan pada keberadaan. Arah tes diperlihatkan pada Gambar 13-5.
Merencanakan Sampel
1. Menentukan tujuan pengujian audit.
2. Menentukan sample audit.
3. Menentukan atribut dan kondisi pengecualian.
4. Menentukan populasi dan unit sample.
6. Menentukan toleransi tingkat pengecualian.
7. Menentukan risiko yang dapat diterima
8. Menentukan tingkat pengecualian populasi.
9. Menentukan ukuran sample awal.