Mohon tunggu...
Diana Azalia
Diana Azalia Mohon Tunggu... Akuntan - Bukan penulis, hanya sekedar Hobi

Dobby di dunia nyata, tulisan random, kadang isinya cuma mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Tapi, Terima Kasih Tuhan, berkat mengeluh hidup ku jadi Asyik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan

10 April 2016   10:20 Diperbarui: 10 April 2016   13:41 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu’alaikum

Salam penuh kesetresan dari gue anak semester akhir sama para dosen, yang mendadak sekarang pada jaga jarak dan ngilang tanpa sebab (sorry dibagian ini rada alaya sedikit). Yapzz sekedar info sekarang gue udah semester enam, doain semoga cepet lulus dan sesegera mungkin jadi orang yang berguna. Amin. Oke kali ini kita bakal belajar AUDIT. “Audit Siklus Penjualan dan Penagihan”. Let study Together..!!!

Tujuan audit siklus penjualan dan penagihan adalah: apakah saldo rekening yang terpengaruh oleh siklus ini secara  wajar disajikan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi.

 [caption caption="gambar 1 | Dokpri"][/caption]

 

Note Aza : Gue bakal ngejelasin sebisa gue. (loe ingetkan gue juga masih dalam proses belajar), pertama loe jangan liat panahnya, karena kalau loe liat panah duluan yang ada loe udah muntah-muntah sebelum ngerti. Jadi gini, rekening yang terkait dalam siklus penjualan itu adalah :Penjualan, Piutang, Kas, Diskon, return Penjualan, Cadangan Kerugian Piutang sama Beban Piutang Tak Tertagih. (lingkaran setan emang...!!!), jadi akun-akun ini nih yang bakal dicek sama tim audit/auditor, yang paling sering dicek adalah apakah nominal penjualan tiap tahun ada perubahan yang signifikan, maksudnya kenaikan atau penurunan boleh terjadi tapi tidak ekstrem (misal 2009 penjualan 1 milyar, 2010 penjualan 5 milyar), begitu juga dengan piutang. Untuk CKP, Diskon sama return bakal dicek wajar atau tidaknya nominalnya.

Biasanya kalau si auditor udah yakin sama sistem kita, dia ga bakal ngorek lebih dalam, tapi sekali aja dia nemuin hal yang ga bener, jangankan minta konfirmasi ke pelanggan. Milih faktur penjualan aja dia rela (serem bangetkan mereka).

 

 [caption caption="Gambar 2 | Dokpri"]

[/caption]

Ketika mendesain prosedur audit untuk kelengkapan dan keberadaan, diawali dengan menelusuri dokumen sangatlah penting. Ini disebut arah tes. Sebagai contoh, jika auditor memperhatikan keberadaan tetapi menelusuri dari arah yang salah (dari dokumen pengiriman ke jurnal), maka harus dilakukan audit yang serius untuk kekurangan pada keberadaan. Arah tes diperlihatkan pada Gambar 13-5.

Merencanakan Sampel
 1.   Menentukan tujuan pengujian audit.
 2.   Menentukan sample audit.
 3.   Menentukan atribut dan kondisi pengecualian.
 4.   Menentukan populasi  dan unit sample.
 6.   Menentukan toleransi tingkat pengecualian.
 7.   Menentukan risiko yang dapat diterima
 8.   Menentukan tingkat pengecualian populasi.
 9.   Menentukan ukuran sample awal.

 Pemilihan Sampel dan Melakukan Prosedur Audit
 1. Pemilihan sample.
 2. Melaksanakan prosedur audit.

 Mengevaluasi Hasil
 1. Menggeneralisasikan sample pada populasi
 2. Menganalisis pengecualian.
 3. Memutuskan diterimanya populasi.

Seluruh sasaran tes harus dikaitkan dengan siklus transaksi yang sedang diuji efektivitas pengawasan internalnya pada penerimaan tunai dan penjualan serta untuk menentukan apakah transaksi penerimaan tunai dan penjualan berisi kesalahan keuangan.

Gini sebenarnya hampir semua prosedur audit itu sama aja, mulai dari perencanaan, melakukan prosedur audit, evaluasi hasil sampe ngeluarin opini audit. Dan insti sari dari audit penjualan dan penagihan ini adalah Penjualan sebagai tolak ukur yang akan diaudit dan komplotan-komplotannya semacam Bank, Piutang, CKP, Return, plus Diskon (ntah kenapa mereka lengket sekali).

Oke sekian dulu, postingan gue kali ini. Sorry kalau kurang jelas, karena disini gue juga lagi belajar. Apalah gue yang Cuma mahasiswi bertubuh mungil (ga ada hubungannya ya?). oke sebagai penutup gue Cuma mau bilang “Berfikirlah, karena dunia tidak sekonyol itu untuk ditertawakan.” Sampai jumpa lagi...!!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun