3. Pengendalian dan Pemantauan Keberhasilan Program CSR
Agar program CSR dapat memberikan hasil yang optimal, perusahaan perlu mengendalikan dan memantau kinerjanya secara teratur. Di sinilah akuntansi manajemen memainkan peran sebagai sistem pengawasan dan pengendalian yang penting. Salah satu cara yang digunakan adalah analisis varians, yang membandingkan anggaran awal dengan pengeluaran aktual serta hasil yang dicapai.Â
Misalnya, jika perusahaan berencana mengurangi jejak karbon sebesar 10% dalam setahun tetapi hanya berhasil mengurangi 5%, akuntansi manajerial akan membantu menganalisis penyebab ketidakcapaian target tersebut, apakah karena pengeluaran yang lebih besar dari yang diperkirakan atau karena kurangnya implementasi yang efektif.Â
Dengan data ini, perusahaan dapat melakukan koreksi terhadap strategi atau anggaran mereka, memastikan bahwa program CSR tetap pada jalurnya dan memberikan manfaat maksimal. Oleh karena itu, pengendalian yang baik memungkinkan perusahaan untuk terus memperbaiki inisiatif CSR mereka dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Transparansi dan Pelaporan Dampak CSR
Di era di mana transparansi menjadi sangat penting, perusahaan yang menjalankan program CSR perlu melaporkan hasil dan dampak mereka kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk investor, pelanggan, dan regulator.Â
Akuntansi manajemen berperan dalam menyusun laporan yang akurat, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan ini dapat mencakup berbagai metrik, mulai dari pengurangan emisi karbon hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan standar pelaporan internasional, seperti GRI (Global Reporting Initiative), memastikan bahwa laporan yang dihasilkan memenuhi kriteria transparansi dan akuntabilitas yang diharapkan.Â
Contoh perusahaan yang sangat transparan dalam laporan dampak CSR mereka adalah Patagonia. Perusahaan ini secara rutin melaporkan upaya mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan dan melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan mereka.Â
Dengan pelaporan yang jelas dan terukur, perusahaan dapat menarik investor yang berfokus pada aspek keberlanjutan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap komitmen mereka.
5. Menyelaraskan CSR dengan Strategi Bisnis Jangka Panjang
Akuntansi manajemen tidak hanya membantu dalam pengukuran dampak CSR tetapi juga memastikan bahwa CSR selaras dengan strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan. Program CSR yang tidak terintegrasi dengan strategi jangka panjang perusahaan bisa menjadi kegiatan yang terisolasi dan tidak memberikan manfaat yang maksimal.Â
Sebaliknya, akuntansi manajemen memastikan bahwa inisiatif CSR mendukung tujuan besar perusahaan, seperti ekspansi pasar atau pengembangan produk baru. Misalnya, Unilever, melalui Sustainable Living Plan, berhasil menghubungkan CSR mereka dengan strategi bisnis utama perusahaan, yaitu menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan akses ke pasar yang peduli pada keberlanjutan.Â
Dengan akuntansi manajemen yang terintegrasi, CSR tidak hanya berfokus pada dampak sosial dan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada kinerja keuangan dan daya saing perusahaan.
Dari artikel yang beredar dan literatur lain dikatakan bahwa contoh praktik CSR terbaik sejauh ini ada pada perusahaan Unilever dan Patagonia. Unilever adalah contoh nyata bagaimana akuntansi manajemen membantu mengukur dan mengevaluasi dampak CSR. Dalam program Sustainable Living Plan, Unilever mengurangi penggunaan air dan energi di pabrik mereka sekaligus menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan.Â