PT Transjakarta telah resmi menetapkan kebijakan baru naik bus transjakarta sejak Oktober lalu. Kebijakan terbaru tersebut, yaitu penumpang wajib tap in dan tap out saat naik bus transjakarta. Jika tidak melakukan tap out kartu yang digunakan akan otomatis terblokir dan tidak bisa digunakan untuk perjalanan berikutnya. Untuk mengatasi kartu yang terblokir, maka diperlukan untuk melakukan pengaturan ulang kartu.
Kartu yang dapat dipakai untuk menggunakan transportasi transjakarta antara lain, seperti e-money, flazz, jaklingko, brizzi, dan lain sebagainya. Salah satu petugas transjakarta menjelaskan mengenai bagaimana sistem atau kebijakan terbaru dari transjakarta. “Ada beberapa busway yang naiknya tidak melalui halte, melainkan di bawah atau seperti di jalanan itu terkadang busway tersebut belum memiliki sistem yang terintegrasi. Jadi, kadang saldo suka terpotong di awal,” ujar Nur Rifai, petugas transjakarta halte Tosari.
Saldo yang terpotong di awal tersebut dapat merugikan penumpang, pasalnya karena terdapat sistem yang belum terintegrasi, maka saldo penumpang bisa saja terpotong dengan sia-sia.
Selain itu, kartu busway sekarang hanya bisa digunakan untuk satu orang. Tidak berlaku lagi memakai kartu untuk bersama-sama, melainkan satu kartu hanya bisa dipakai untuk satu orang.
Kebijakan terbaru naik transjakarta ini awalnya banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Pada awal kebijakan ini ditetapkan, banyak masyarakat yang bingung dan menganggap bahwa kebijakan baru ini terlalu ribet atau tidak praktis.
Perbedaan seperti melakukan tap out di akhir perjalanan menjadi salah satu yang banyak dikeluhkan masyarakat karena memerlukan waktu, khususnya busway yang turun tidak di halte.
Adapun tanggapan dari salah satu penumpang transjakarta arah Blok M—Kota yang memberikan pendapatnya mengenai kebijakan baru transjakarta. “Saya setuju dengan kebijakan baru transjakarta, tetapi ada beberapa perbedaan, seperti contohnya bus kecil yang belum mengikuti kebijakan baru. Jadi, bus kecil itu masih mengikuti kebijakan lama.
Sementara yang di halte kan sudah mengikuti kebijakan baru. Jadi, perlu disesuaikan saja antara bus kecil dan busway lainnya,” ucap Dita, salah satu penumpang transjakarta.
Melalui pernyataan salah satu penumpang transjakarta tersebut, ternyata dapat dilihat kebijakan baru belum menyeluruh diterapkan oleh semua jenis busway. Hal tersebut perlu ditinjau kembali bagi pihak PT Transjakarta agar menerapkan kebijakan baru ini dengan jelas atau saksama. Kebijakan baru transjakarta tidak hanya tap in dan tap out saja, melainkan ada kebijakan yang menetapkan bahwa saldo kartu harus minimal Rp 5.000 untuk setiap perjalanan. Jika, saldo kurang dari Rp 5.000 maka penumpang harus top up atau mengisi saldo terlebih dahulu untuk dapat naik bus transjakarta.
Berbeda pada kebijakan sebelumnya dimana tidak ada minimal saldo dalam naik transjakarta atau dengan saldo Rp 0. saja penumpang bisa naik bus transjakarta, tetapi sekarang harus dengan minimal saldo Rp 5.000 untuk melakukan perjalanan dengan bus transjakarta.
“Untuk saldo saya tidak terlalu mempermasalahkan karena saya sering menggunakan transportasi transjakarta. Jadi, saya selalu tahu saldo saya berapa dan pasti akan selalu ada karena saya sering naik bus transjakarta,” jawab Dita, penumpang transjakarta yang ditanyai mengenai tentang kebijakan baru transjakarta yang menetapkan minimal saldo.
“Mungkin perihal minimal saldo ini akan bermasalah bagi orang yang jarang naik bus transjakarta. Sebab, mereka pasti jarang cek berapa sisa saldo kartunya. Pasti hal itu bakal mungkin saja terjadi bagi orang yang jarang naik bus transjakarta ini,” tambah Dita, penumpang bus transjakarta arah Blok M—Kota.
Beberapa kebijakan baru bus transjakarta memang banyak juga disetujui oleh penumpang transjakarta. Pada dasarnya, sekarang ini banyak orang yang menggunakan atau memilih transjakarta sebagai alat transportasi sehari-harinya. Baik itu untuk pekerja, mahasiswa, ataupun anak sekolah pasti membutuhkan transjakarta sebagai alat transportasinya.
Mengenai top up saldo atau isi saldo kartu busway dapat dilakukan di minimarket atau di tempat halte busway langsung, yaitu khususnya untuk kartu e-money dan jaklingko. Ada juga yang bisa melalui bank, seperti bank BCA yang dikhususkan untuk kartu flazz.
Kartu busway ini tidak hanya digunakan untuk naik busway saja, tetapi bisa dilakukan untuk perjalanan seperti naik MRT, LRT, ataupun KRL. Dengan adanya hal tersebut, maka saldo akan mudah untuk habis, apalagi dengan tarif yang berbeda-beda. Di mana MRT dengan biaya yang paling mahal, yaitu sebesar Rp 10.000. Maka, harus lebih diperhatikan untuk sisa saldo karena untuk naik bus transjakarta, minimal saldo yang diperlukan adalah Rp 5.000. Jika tidak, maka penumpang tidak akan bisa menggunakannya untuk menaiki bus transjakarta.
Kebijakan baru naik bus transjakarta sudah diterapkan dan banyak orang juga sudah mengetahui sistem atau kebijakan terbarunya. Terutama, bagi orang yang sering atau memilih menggunakan bus transjakarta sebagai alat transportasinya pasti banyak yang sudah mengikuti alur kebijakan baru naik bus transjakarta.
Azahra Kaulika Irawansyah, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Semester 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H